Menjaga Keutuhan NKRI melalui Rumah Ibadah

Menjaga Keutuhan NKRI melalui Rumah Ibadah

- in Narasi
1673
1
Menjaga Keutuhan NKRI melalui Rumah Ibadah

Rumah ibadah menjadi salah satu mediasi yang digunakan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Baik interaksi dengan Tuhan ataupun dengan orang-orang yang seiman dengannya. Dan sudah seharusnya rumah ibadah dijadikan sebuah medium untuk menguatkan solidaritas umat beragama dan menjaga keutuhan NKRI.

Di mana berangkat dari rumah ibadah ini kita diajak untuk saling menghargai dan mencintai satu sama lain. Dengan begitu gesekan dan pertikaian antar umat beragama tidak akan pernah terjadi. Penyebabnya ialah rasa persaudaraan yang tinggi sebagai saudara satu bangsa dan satu nenek moyang.

Hal ini bisa kita lihat sekaligus contoh di TMII (Taman Mini Indonesia Indah), jika berkunjung langsung ke sini, seseorang akan mendapati betapa rukun dan damainya umat beragama beribadah tanpa konflik di waktu yang saling berdekatan. Di sini kita akan menemukan penganut agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu berjalan bersama menuju rumah ibadah masing-masing yang hanya berjarak beberapa meter.

Fakta ini terbukti, ketika masjid Diponegoro saat ibadah shalat Jum’at berlangsung. Di saat bersamaan, kebaktian Ekumene di gereja Haleluya yang dipimpin oleh seorang pendeta. Begitu juga dengan hari minggu di mana dilakukan kegiatan ibadah umat Kristen dan khatolik di gereja Haleluya dan Santa Chatarina, saat yang bersamaan, terjadi kegiatan agama wihara Budha ataupun Pura Hindu Dharma.

Betapa indahnya Indonesia apabila semua terbingkai sedemikian rupa. Pastinya tidak akan ada kekerasan dan ujaran kebencian di dalamnya. Sebab, semuanya menyadari betul bagaimana menjaga kerukunan sebagai umat beragama. Hingga kita bisa merasakan bagaimana ketenangan dalam beribadah dan pentingnya sebuah perdamaian.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Gus Dur, Agama mengajarkan pesan-pesan damai tetapi ekstremis memutarbalikannya. Di lain sisi Gus Mus juga mengatakan, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita bisa, dan lebih baik mengambil manfaat dari kelebihan orang, daripada sibuk dengan kekurangannya. Dan Cak Nun menegaskan, Mulai sekarang carilah yang benar, bukan siapa yang benar. Supaya kiat terlatih untuk tidak gampang mengatakan kamu salah, mereka salah, kamu sesat, mereka sesat.

Baca juga :Masjid : Tempat Bermunajat Bukan Menghujat

Inilah yang seharusnya menjadi teladan, bahwasanya kebenaran berada dalam diri kita masing-masing. Bagaimana menjadi manusia yang bisa menghargai dan menghormati orang lain. Adanya agama sebagai wadah untuk merawat perbedaan dan menjaga keutuhan bangsa ini. Hingga menjadi bangsa yang dikenal dengan perdamaian yang ada di dalamnya.

Jadikanlah perbedaan sebagai unsur untuk saling menyatukan kita. Di mana berangkat dari perbedaan ini kita diajak untuk saling membuka wawasan. Sebuah pengetahuan yang akan membuat seseorang mengerti, bahwa setiap yang ada dalam agama sejatinya mengajak dalam misi perdamaian bukan permusuhan.

Seperti yang dikatakan oleh Gus Mus. Orang yang sibuk dengan keyakinan orang lain boleh jadi karena kurang yakin dengan keyakinannya sendiri. Hal ini bisa diartikan ketika kita sudah banyak mengetahui sesuatu, dan telah merasa mencapai sebuah kebenaran, maka mantaplah dengan keyakinan. Sebab keyakinan merupakan sebuah jalan untuk sampai pada yang hakiki.

Menjaga Kerukunan dalam Rumah Ibadah

Adanya rumah ibadah sejatinya sebagai jalan bagi setiap orang untuk menemukan perdamaian. Sebuah upaya untuk membingkai kerukunan dan kebersamaan. Dengan kata lain seseorang harus senantiasa menyuarakan perdamaian melalui rumah ibadah. Agar negara dan bangsa ini terjaga dengan indahnya, meskipun banyak perbedaan yang terkandung di dalamnya.

Dalam buku Karena Kau Manusia Sayangi Manusia karya Dr.H. Abdul Wahid, M.Ag. menyebutkan, bahwa Gus Mus Mus mengatakan, manusia ditunjuk sebagai wakil Tuhan di muka Bumi, semestinya harus mempunyai sifat-sifat Tuhan, seperti pengasih penyayang, bukan malah memusuhi dan bertikai. Marilah kita menjaga kemanusiaan dan kehambaan kita, agar kita tetap dimuliakan dan dikasihi Tuhan kita.

Teladan inilah yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk membingkai perdamaian dalam setiap langkah kita. Dengan jiwa dan kelembutan hatinya seseorang akan menjadi manusia yang bisa mengasihi dan menghormati orang lain. Di sisi lain ini juga menjadi sebuah mediasi untuk selalu melakukan tindakan kebaikan dalam setiap hembusan nafas.

Untuk itu, marilah bersama-sama sebarkan perdamaian melalui rumah ibadah. Agar kerukunan selalu terjaga di negeri Indonesia ini. Selain itu, persatuan juga akan senantiasa terjaga dengan baiknya. Hingga persatuan dan kerukunan umat beragama menjadi palang pintu untuk kemajuan dan persatuan bangsa ini.

Facebook Comments