Refleksi Tahun Baru Islam 1443 : Hijrah Bertujuan Membangun Wilayah Aman

Refleksi Tahun Baru Islam 1443 : Hijrah Bertujuan Membangun Wilayah Aman

- in Narasi
1577
0
Refleksi Tahun Baru Islam 1443 : Hijrah Bertujuan Membangun Wilayah Aman

Apa yang pernah terpikirkan ketika mendengar kata hijrah? Pasti dan tentu saja yang populer istilah artis hijrah. Atau sikap yang ingin menjadi lebih islami dengan memakai istilah hijrah. Tidak ada salah jika yang dimaksudkan secara harfiyah dengan mengartikannya sebagai bentuk perubahan yang lebih baik. Tetapi, tentu bukan arti hijrah yang sesuai dengan semangat hijrah Rasulullah.

Bagi kelompok tertentu, seperti kelompok radikal mempunyai pandangan lain tentang hijrah. Mereka sering meletakkan istilah hijrah pada perpindahan fisik dari negeri yang mereka tinggali kepada negeri yang seolah menjadi impian bersama. Katakanlah mereka sering mengatakan istilah : pergi dari negara kafir menuju negara Islam.

Sejatinya, mindset kelompok radikal itu perlu dijernihkan dan segera diberikan pengetahuan yang memadai. Kenapa? Karena bisa jadi pandangan seperti itu bisa merusak anak-anak muda yang gairahnya luar biasa, tetapi pandangan keagamaannya sangat biasa atau justru dangkal. Tak mengherankan jika ajakan hijrah ke Irak dan Syiria pada tahun 2014 oleh ISIS nampak menjadi magnet luar biasa bagi pemuda yang memiliki pandangan keagamaan yang sangat biasa.

Apa yang perlu diluruskan? Sejarah itu mengandung pelajaran sekaligus semangat. Al-Quran memuat ayat-ayat kisah dan sejarah bukan ditiru secara harfiyah, tetapi untuk megambil ibrah; semangatnya. Begitu pula, pelajaran terpenting dari hijrah Rasulullah yang kemudian dijadikan patokan awal Tahun Baru pada masa Khalifah Umar bin Khattab adalah mempunyai semangat. Apa kira-kira semangatnya?

Semangat terpenting dari hijrah adalah mencari keselamatan dan wilayah yang aman bagi umat Islam untuk melaksanakan keyakinan dan ibadahnya. Wilayah Makkah yang ditinggali oleh umat Islam penuh dengan suasana teror dan kekerasan yang tidak memungkinkan bagi umat Islam untuk mengamalkan keyakinan dan ibadahnya.

Apakah tujuan hijrah adalah untuk membangun negara Islam? Bukan itu sebenarnya tujuannya. Tujuan esensial dari hijrah mencari keamanan. Jadi sangat salah jika orang mengajak hijrah untuk membangun suatu bangsa yang berdasarkan agama tertentu. Hijrah adalah mencari wilayah aman agar berkeyakinan bisa berjalan dengan nyaman.

Hijrah ke Madinah bukan hijrah pertama kali yang dilakukan oleh umat Islam. Sebelumnya hijrah juga dilakukan ke Habasyah yang tentu bukan persoalan apakah negeri itu Islam atau tidak. Sama-sama dipahami penguasa negeri tersebut adalah raja yang beragama nasrani. Apakah hijrah harus membangun negara Islam atau pergi ke negara Islam?

Sekali lagi, perintah Hijrah adalah untuk menyelematkan jiwa umat dan mencari wilayah di mana keyakinan dan ibadah umat bisa dijamin kebebasannya. Itulah inti hijrah secara fisik. Hijrah berarti perpindahan fisik atas perintah agama dari negeri yang penuh intimidasi menuju negeri yang aman dan damai di mana kebebasan beragama dijamin. Hijrah bukan perpindahan dari negeri yang penuh kebebasan beragama menuju wilayah perang.

Dalam konteks hari ini, hijrah secara fisik dapat disaksikan. Banyaknya masyarakat Timur Tengah yang berpindah ke negeri Barat untuk mencari wilayah aman dari negeri yang penuh konflik menuju negara yang menjamin kebebasan dan kenyamanan tanpa perang. Hijrah atau migrasi dalam arti fisik dilakukan jika negara yang ditempati tidak memberikan ruang yang nyaman bagi kebebasan beragama dan menjaga keselamatan jiwa. Apakah hijrah yang demikian juga dilakukan untuk pergi ke negara Islam?

Penting sekali diluruskan bagi anak-anak muda yang ingin hijrah hari ini untuk memahami semangat hijrah. Hijrah dilakukan untuk menyelematkan jiwa dan mencari wilayah yang nyaman dalam mengekspresikan kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jika negara yang ditempati sudah menjamin segalanya, hijrah diartikan dalam bentuk maknawi yakni perpindahan dari kultur dan mental yang menghendaki kekerasan menuju pandangan yang berkomitmen untuk membangun perdamaian.

Karena itulah, refleksi tahun baru hijrah harus dimaknai dengan semangat untuk membangun wilayah yang aman. Bagaimana caranya? Kita harus berhijrah secara mental, kultur, dan sosial dari negara yang penuh caci maki, provokasi, hasutan, dan fitnah yang berpotensi konflik menuju sikap yang mendukung perdamaian. Hijrah adalah perubahan mental dan sikap untuk membangun wilayah yang aman dan perdamaian.

Facebook Comments