Agama diturunkan sebagai petunjuk dan pemberi makna bagi kehidupan manusia. Sejarah agama menunjukkan ia lahir di tengah manusia dengan penuh krisis dan konflik. Agama datang untuk memberikan hamparan norma, nilai, etika dan aturan yang menuntun manusia untuk hidup dalam kehidupan yang damai dan harmonis. Agama merupakan alat pemersatu manusia agar bisa saling merangkul di tengah perbedaan.
Sayangnya, agama juga kerap dipermainkan sebagai alat untuk memicu sesuatu di luar fitrahnya. Agama dipakai sebagai penyebab lahirnya konflik dan kekerasan. Agama bukan lagi menjadi alat pemersatu tetapi menjadi pemecah belah persaudaraan antar manusia. Kenapa hal itu terjadi, karena agama tidak digunakan sebagai sumber nilai dan etika, tetapi ditampilkan sebagai ideologi untuk kepentingan politik tertentu.
Sisi tragis dan kelam dalam sejarah manusia muncul karena agama tidak diperlakukan sebagai spirit untuk membangun perdamaian bagi kepentingan manusia, tetapi ia didudukkan sebagai ideologi untuk menghancurkan dan membinasakan kehidupan manusia. Harus jujur diakui banyak catatan sejarah yang mencatat tragedi kemanusiaan, kekerasan, konflik dan pertumpahan darah. Praktek kekerasan dalam agama-agama tersebut lahir sebagai keserakahan manusia dengan mengeksploitasi agama sebagai dasar pembenaran. Hampir dalam sejarah agama terdapat tragedi mengerikan yang mengancam dan merusak kemanusiaan.
Konflik dan perbedaan kepentingan dalam kehidupan manusia adalah keniscayaan yang tidak bisa disangkal. Potensi manusia untuk berbeda, berselisih dan bertikai sangat besar. Apabila agama tidak digunakan untuk alat pemersatu, tetapi justru sebagai alat pemecah akan menghasilkan tragedi kemanusiaan yang panjang. Agama yang diperankan untuk konflik kepentingan akan lebih tragis dari sekedar konflik biasa. Konflik bernuansa agama akan memakan waktu lama karena ia memainkan wilayah keyakinan. Konflik bernuansa agama akan merenggut banyak nyawa karena ia menjangkau komunitas bukan konflik personal.
Agama harus dikembalikan pada fitrahnya sebagai sumber nilai dan etika untuk membangun perdamaian umat manusia yang beradab. Agama adalah petnunjuk dan jalan damai di tengah krisis kemanusiaan. Konteks hari ini menuntut agama diperankan kembali sebagai sumber etik dalam membangun perdamaian antar bangsa. Konflik kemanusiaan yang panjang salah satunya disebabkan oleh agama yang jadikan alat untuk memecahbelah persaudaraan.
Tepat sekali apa yang dikatakan oleh Hans Kung.:“Tak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian antaragama, tak ada perdamaian antaragama tanpa dialog antaragama, dan tak ada dialog antaragama tanpa mengkaji fondasi agama-agama”. Agama adalah pondasi untuk membangun dialog peradaban dan perdamaian global. Setiap umat manusia memiliki keyakinan spiritual keagamaan dan setiap agama mengandung nilai-nilai persaudaraan dan perdamaian.
Konflik kemanusiaan yang ada saat ini dapat diredam dengan aktualisasi nilai dan spirit agama. Agama harus tampil memberikan panduan bagi individu dan komunitas untuk membangun peradaban yang damai.