TERORIS ITU FITNATUL KUBRO AL DAJJAL

TERORIS ITU FITNATUL KUBRO AL DAJJAL

- in Narasi
2327
0

Jika melihat ciri-ciri Dajjal yang dituturkan oleh Nabi Muhammad dalam beberapa hadits, tak salah kiranya jika mengatakan bahwa teroris itu merupakan Dajjal. Hal ini disebabkan betapa sulit membedakan salah dan benar dari apa yang diinformasikan oleh Dajjal. Ciri utama yang disabdakan Nabi bahwa Dajjal itu membawa surga dan neraka. Surga adalah neraka dan neraka adalah surga. itulah kenapa dalam sebuah doa Nabi selalu meminta perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal. Dalam Ash Shahihah Al AlBaani Nabi menjelaskan agar umat Islam berhati-hati dengan fitnah dajjal ini.

Pemutar balikan informasi soal surga dan neraka ini seperti yang terjadi saat ini, di negara ini. Berita demi berita dikonsumsi oleh banyak orang tanpa ada upaya untuk mencari hakekat kebenaran berita tersebut. Orang-orang menyebutnya HOAX. Siapakah yang mengabarkan berita penuh fitnah ini? Mereka yang berteriak soal surga dan neraka. Para kaum teroris yang merasa bergerak dan digerakkan oleh Allah. Inilah mungkin maksud dari hadits bahwa Dajjal itu mengaku Tuhan. Yakni merasa paling benar dan paling mengerti tentang Tuhan. Padahal di matanya penuh dendam. Sebagaimana Dajjal, teroris ingin membuktikan kebenaran dirinya dengan pembunuhan.

Dan siapakah yang mengkonsumsi secara mentah-mentah berita tersebut? Orang-orang yang berteriak soal kebenaran tapi tidak mengerti kebenaran. Soal berita di Timur Tengah dan beberapa negara yang sedang konflik misalnya, betapa banyak orang yang termakan hasutan berita tersebut. Seolah-olah, dengan membagikan berita tersebut kepada teman-temannya merasa paling dekat dengan Allah. Bahwa umat Islam dianiaya. Padahal hakekatnya tidak demikian. Tapi beginilah cara kaum teroris Dajjal menghasut umat Islam. Karena mereka hanya memiliki satu mata. Yakni selain dirinya adalah kafir. Sungguh pemikiran yang biadab. Na’udzu billah.

Sementara, orang-orang yang tidak ikut serta membagikan atau meng-amin-kan berita tersebut diasumsikan sebagai kafir. Seolah-olah hidup ini hanya kafir dan muslim tanpa tahu apa itu kafir. Dengan seringnya meng-cap orang lain, asumsi saya, merupakan ciri Dajjal yang disebutkan oleh Nabi tentang adanya kata “kafir” di dahinya. Memakai istilah Gus Dur, mereka sibuk menuding kafir pada orang lain dan tidak sempat mengevaluasi dan intropeksi diri soal kekafiran dirinya.

Tanda yang paling mencolok adalah hampir tidak ada suatu negara yang tidak dimasuki Dajjal. Maka kita bisa melihat aksi-aksi terorisme hampir di semua negara. Di setiap negara, kodenya sama, ‘Allahu Akbar’ sambil membunuh dan mengkafirkan orang yang berbeda. Banyak negara yang porak poranda akibat ulah Dajjal ini. Filipina merupakan negara yang satu daerahnya dikuasai penuh oleh Dajjal. Rakyatnya diminta memilih di antara dua opsi; ikut mereka sambil mempersiapkan diri untuk membunuh atau tidak ikut mereka dengan konseksuensi harus mati terkapar.

Hal menarik dari hadits Nabi soal Dajjal ini adalah umat Islam diminta untuk membaca surat al Kahfi. Maksud dari membaca surat al Kahfi ini mungkin agar umat Islam sama seperti ashabul kahfi yang menyepi dari hiruk pikuk pertengkaran. Tepatnya, lebih baik menepi demi kebenaran dari pada ikut arus kekeliruan dan kesesatan. Tidak mengapa menjadi orang-orang terasing demi keimanan dan keislaman dari pada ikut Dajjal yang penuh dendam dan angkara murka. Sebaliknya, kedamaian dan perdamaian perlu terus disuarakan antar golongan, khususnya dalam khutbah-khutbah dan dunia pendidikan guna membendung laju gerakan Dajjal sang pembuat berita HOAX tersebut.

Keputusan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memblokir berita-berita fitnah ini merupakan langkah jitu untuk melawan Dajjal. Namun tanpa didukung oleh seantero masyarakat Indonesia tentu tidak efektif. Karenanya, kiprah masyarakat untuk menjadi ashabul kahfi yang terus menyuarakan kedamaian niscaya dibutuhkan. Wallahu a’lam.

Facebook Comments