Berita bohong atau Hoax, sampai detik ini masih kita temui di media sosial. Adanya upaya bersama untuk menekan segala bentuk provokasi, ujaran kebencian, dan berita bohong tampaknya masih bertepuk sebelah tangan. Publik, utamanya para warganet, masih saja dengan mudah terjebak dalam pemberitaan atau informasi picisan yang diproduksi oleh oknum sehingga, mempengaruhi nalar berpikir yang sehat untuk menganalisa kebenaran suatu informasi. Secara sosiologis, publik masih terbelah dalam dua kubu yang dalam ...
Read more 0 Agung SS Widodo, MA
Agung SS Widodo, MA Posts
Dalam rangkaian sejarah lahirnya Pancasila, tidak bisa kita pungkiri bahwa Pancasila lahir sebagai wakaf umat Islam utuk bangsa ini. Keikhlasan dan kelegowoan para pemimpin Islam waktu itu untuk menghilangkan tujuh kata dalam draf Piagam Jakarta menandakan bahwa persatuan bangsa jauh lebih penting dibandingkan primordialisme keagamaan. Dan pada akhirnya peneguhan beragama atas rakyat Indonesia telah termaktub dalam sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti bangsa Indonesia adalah bangsa ...
Read more 0 Kebijakan kontroversial Parlemen Israel dengan mengesahkan Undang-Undang “Negara Bangsa Yahudi” secara ideologis telah keluar dari semangat untuk menolak segala bentuk diskriminasi, rasisme, dan imperialisme. Realitas ini menunjukkan bahwa di era keterbukaan dan penghormatan atas Hak Asasi Manusia masih juga didapati negara-negara yang masih menggunakan kekuasaan serta otoritasnya untuk menjajah kemerdekaan bangsa lain. Hal ini jelas bertentangan dengan spirit keagaamaan, lebih khususnya point atas kemanusiaan sebagaimana telah termaktub dalam Pembukaan UUD ...
Read more 0 Linimasa media sosial, beberapakali menampilkan para netizen yang menolak adanya politisasi agama, bahkan ada yang secara terang-terangan menyebut politisasi masjid atau rumah ibadah. Hal ini tentunya menimbulkan pro-kontra di ruang publik, namun secara umum masyarakat mengamini realitas tersebut, bahwa dewasa ini rumah ibadah banyak disalahgunakan fungsinya sebagai ruang untuk menyampaikan pesan politis yang mengarah pada nada kebencian, sikap radikal dan kepentingan primordial. Realitas ini tampaknya akan semakin menguat seiring dengan ...
Read more 0 Jean Jacques Rousseau pernah suatu ketika ditanya, apa penyebab Imperium Romawi runtuh ?. Rousseau menjawab, bahwa “demokrasi itu ibarat buah yanng bagus untuk pencernaan, tapi hanya lambung yang sehat yang mampu mencernanya”. Tontonan demokrasi kita hari-hari ini tampaknya masih menggambarkan bahwa keberadaan lambung yang sehat sebagai pra syarat hadirnya demokrasi yang baik belum sepenuhnya terwujud. Logika berpikirnya tentu sederhana yakni seberapa berkualitaskah literasi politik kita ?, yang menandakan bangsa ini ...
Read more 0 Upaya sistemik untuk terus mereproduksi konflik horisontal guna memecah belah ikatan kebangsaan kita sepertinya tidak pernah berhenti. Beberapa waktu yang lalu publik digaduhkan dengan keberadaan Saracen dan Muslim Cyber Army yang seringkali menyebarkan berita bohong (hoax) yang bernadakan ujaran kebencian. Secara sosiologis apa yang dilakukan oleh situs tersebut sebenarnya bisa dilihat dari kaca mata teori komodifikasi dimana isu yang dimainkan seputar persoalan sentimen SARA. Seorang sosiolog Karl Marx pernah melakukan ...
Read more 0 Dalam kajian historikal atas bangsa ini, peran dan komitmen para ulama untuk memperjuangkan kemerdekaan sekaligus menjaga keutuhan NKRI tidak perlu lagi diragukan. Bahkan, lahirnya dasar negara Pancasila merupakan salah satu sumbang sih pemikiran para ulama. Demi tegaknya suatau negara yang menghargai perbedaan dan menjamin keberagaman, maka bangsa Indonesia dilahirkan bukan sebagai negara agama (baca: Islam), akan tetapi negara hukum yang didalamnya ditegakkan nilai-nilai Ketuhanan. Komitmen ini juga menegasikan bahwa bangsa ...
Read more 2 Jika ada yang hilang dalam ruang interaksi publik, maka salah satunya adalah solidaritas sosial. Pemahaman atas solidaritas ini tentunya menurut kaca mata penulis tidak hanya teraktualisasi dalam realitas kehidupan manusia, dimana secara fisik langsung bertatap muka. Akan tetapi juga terjadi dalam ruang maya melalui media sosial. Bahkan situasi ini semacam sebuah realitas yang termediasi, dimana ada pola perilaku publik yang mulai bergeser, dari bertatap muka secara langsung beralih ke ruang ...
Read more 0 Menjadi keniscayaan bahwa jurnalisme menjadi bagian penting dalam pengokohan demokrasi, bisa jadi tanpanya demokrasi akan pincang karena tidak ada media independen yang memainkan peran sebagai katalisator atas proses demokratisasi yang berlangsung. Oleh karenanya kehadiran jurnalisme yang ber-etika dan memegang teguh prinsip menjadi keharusan. Dalam perkembangnnya, masyarakat global tidak hanya disuguhi produk jurnalistik yang berbasis media cetak. Secara massif, produk jurnalistik yang disuguhkan dewasa ini telah bergeser ke produk yang lebih ...
Read more 0 Merujuk pada Indeks Perdamaian Global ke-10 (2016), Indonesia menempati urutan ke-42. Adapun posisi pertama sampai ketiga sebagai negara paling damai di dunia, berturut turut ditempati Negara Islandia, Denmark, dan Austria. Sedangkan Indonesia sendiri jika jika disandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, berada di posisi ketiga, setelah Singapura dan Malaysia. Pun, Institute of Economy and Peace (IEP) dengan membreakdown 23 indikator (kuantitatif dan kualitatif) perdamaian, memberikan kredit nilai Tinggi kepada ...
Read more 0