Sabtu, 21 Desember, 2024
Informasi Damai
Archives by: Suroso

Suroso

0 comments

Suroso Posts

Meneladani Kiai Hasyim Asyari dan Kiai Wahab Hasbullah sebagai Ulama Cinta NKRI

Meneladani Kiai Hasyim Asyari dan Kiai Wahab Hasbullah sebagai Ulama Cinta NKRI
Narasi
Catatan sejarah sudah sangat jelas memberikan sebuah pelajaran, bahwa sejak dari dulu ulama memang selalu berperan penting dalam bangsa Indonesia. Dari sejarahnya, kita bisa menengok Kiai Hasyim Asyari dengan mengandeng santri-santri ikut ambil andil dalam perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah. Tidak hanya itu, setelah kemerdekaan disebarluaskan di seluruh bangsa Indonesia, kemudian merumuskan tentang Pancasila, Ulama juga ikut ambil andil di dalamnya. Yang kemudian disepakati bersama bahwa bangsa Indonesia bukan negara ...
Read more 0

Maulid Nabi; Meneladani Rasulullah sebagai Pribadi yang Santun dan Memanusiakan

Narasi
Tepat tanggal 29 Oktober 2020 atau dalam kalender Islam disebut dengan 12 Rabi’ul awal merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sebuah hari besar yang dimiliki masyarakat muslim khususnya. Sebab, Beliau merupakan manusia yang mampu menyebarkan keagamaan dengan santun dan memanusiakan. Sehingga sampai sekarang beliau tidak hanya dikenal sebagai tokoh agama semata, melainkan juga sebagai manusia yang berpengaruh dalam hidup bersosial dan bermasyarakat. Sebagaimana yang terkandung dalam buku Agama-Agama Dunia, ...
Read more 0

Pahami Akar Masalahnya, Agar Tidak Mudah Terprovokasi

Adanya kebencian biasanya dilatarbelakangi oleh banyak faktor, salah satunya ialah ketidakpahaman seseorang dalam memilah dan memilih mana yang lebih baik, sampai dengan hasutan dari orang lain. Itulah alasan mengapa kebencian bisa merusak tatanan kehidupan. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya apabila kebencian disebarluaskan ke satu lisan ke lisan lainnya, pasti akan berujung pada kejahatan yang lebih melukai. Inilah sebenarnya yang menjadi kekhawatiran bersama ketika melihat realitas kehidupan sekarang ini, di mana banyak golongan-golongan yang berusaha menerobos pundi-pundi simbol persatuan Indonesia. Dengan bermodalkan berita-berita hoax sampai dengan provokasi yang bertujuan menjatuhkan wibawa ideologi Pancasila. Menyikapi hal tersebut, mengapa tidak dilakukan musyawarah, bukankah lahirnya lima dasar Ideologi Pancasila juga bermula dari musyawarah, mengapa malah melakukan sesuatu yang berbaur kebencian, provokasi yang dikedepankan? Bukankah ini akan melunturkan kewibawaan bangsa Indonesia yang terkenal dengan berbagai keragaman serta bangsa yang menyenangkan dengan budaya toleransinya. Inilah yang seharusnya menjadi pertanyaan besar bagi setiap orang, mau dibawa ke mana bangsa Ini, apabila kita masih saling menjatuhkan dan mencari kesalahan-kesalahan orang yang tidak sejalan dengan konsep pandangan hidup bernegara. Soekarno juga pernah berpesan, Jas Merah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah), harusnya sejarah perjuangan pahlawan yang merelakan setiap nyawanya untuk sebuah kebebasan dari penjajah menjadi teladan kita untuk hidup sekarang ini, yaitu bagaimana menjaga keutuhan bangsa, jangan ada perpecahan, kekerasan dan juga kebencian, tapi sebarkanlah kebaikan agar kedamaian senantiasa berpayung pada demokrasi Pancasila. Dan yang tidak kalah penting ialah setiap dari kita harus menjadi cerdas sertan santun, agar bisa memilih dan memilah setiap informasi yang masuk dalam telinga untuk diserap menjadi pengetahuan yang memadai. Sudah semestinya kita yang memahami betapa indahnya hidup di Indonesia, senantiasa menyuarakan pesan-pesan yang mendamaikan dan menyejukkan. Hingga bersikap cerdas, agar tidak dipecah belah oleh sebuah kepentingan yang belum memiliki landasan tentang pentingnya menjaga NKRI. Sederhananya, yang harus dilakukan bangsa ini sekarang adalah menjaga bukan mengubah, kalaupun ada perubahan di dalamnya juga harus sesuai dengan koridor bangsa Indonesia yang senantiasa mengedepankan rasa saling menghormati meskipun berbeda-beda. Sebagaimana Bhineka Tunggal Ika yang menjadi ikon bangsa Indonesia. Tentunya budaya santun sangat dibutuhkan di era sekarang ini, selain sebagai pencegah lahirnya provokasi, santun dalam kehidupan sehari-hari, di media sosial juga akan membawa kebaikan untuk setiap manusia. Karena sejatinya, tidak akan pernah ada yang memusuhi kita, apabila kita senantiasa santun atau berbuat baik kepada orang lain. Sebagaimana Gus Dur yang mengatakan Orang tidak akan menanyakan apa agamamu, apa sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu. Kebaikan apa yang sudah kita lakukan hari ini? Pertanyaan Inilah yang seharusnya tertanam dalam diri setiap manusia. Agar senantiasa menyadari bahwa kehidupan kita akan bermanfaat apabila tindakan ataupun perilaku yang dilakukan bisa meringankan beban seseorang. Untuk itu, gunakan lisan untuk senantiasa menyebarkan kebaikan, dengan mengedepankan ucapan yang santun, jari-jemari digunakan untuk menyebarkan kabar-kabar yang menyenangkan, hingga senantiasa menjaga tali silaturahmi tanpa memandang latar belakang. Apabila hal-hal sederhana semacam ini senantiasa dilakukan dalam tindakan sehari-hari, pastinya tidak akan muncul lagi virus-virus provokasi, tidak akan lagi ada kebencian, yang ada hanya rasa saling menjaga untuk keutuhan bangsa, dan kebersamaan dalam meniti kehidupan. Sesuai yang dikatakan oleh Gus Mus, tugas manusia adalah memanusikan manusia. Dan menjadi cerdas dalam memilih dan memilah informasi adalah keharusan setiap warga negara Indonesia. Agar bisa menjaga Indonesia dengan nurani, tanpa ada bumbu-bumbu provokasi di dalamnya.
Narasi
Adanya kebencian biasanya dilatarbelakangi oleh banyak faktor, salah satunya ialah ketidakpahaman seseorang dalam memilah dan memilih mana yang lebih baik, sampai dengan hasutan dari orang lain. Itulah alasan mengapa kebencian bisa merusak tatanan kehidupan. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya apabila kebencian disebarluaskan ke satu lisan ke lisan lainnya, pasti akan berujung pada kejahatan yang lebih melukai. Inilah sebenarnya yang menjadi kekhawatiran bersama ketika melihat realitas kehidupan sekarang ini, di mana banyak ...
Read more 0

Dakwah Washatiyah; Melahirkan Dai Penjaga NKRI

Dakwah Washatiyah; Melahirkan Dai Penjaga NKRI
Narasi
Indonesia merupakan negara yang memiliki latar belakang keragaman, budaya, serta agama. Masing-masing bersatu padu disertai rasa saling menghargai dan menghormati yang terangkum dalam sebuah ideologi bernama Pancasila. Dalam catatan sejarah, perjuangan bangsa Indonesia dalam mendirikan negara ini bukanlah suatu hal yang mudah, bisa ditilik dari dinamika perdebatan dalam perumusan landasan ideologi yang harus menyesuaikan kondisi masyarakat yang beragam. Sebuah keseriusan yang kemudian melahirkan ideologi negara yang mampu mempersatukan berbagai elemen ...
Read more 0

Hijrah Kebangsaan ; Menangkal Pemahaman Radikal dengan Meneladani Perilaku Rasulullah

Narasi
Percaya atau tidak, di era serba bisa sekarang ini pandangan manusia tentang agama menjadi sesuatu yang sangat menakutkan apabila tidak dibarengi dengan pengetahuan yang memadahi. Tidak sedikit dari kita hanya sebatas mengenal agama tersebut, tapi tidak memahami bagaimana agama itu hadir di tengah-tengah manusia. Di mana agama yang seharusnya menjadi pesan damai bagi setiap makhluk, sekarang menjadi sebuah jalan pintas untuk berebut kekuasaan, sikap saling menyalahkan, hingga hal ini menjadi ...
Read more 0

Agustus tentang Luka, Duka dan Arti Sebuah Perjuangan

Agustus tentang Luka, Duka dan Arti Sebuah Perjuangan
Narasi
Dalam catatan sejarah, Agustus merupakan momen yang sangat menggairahkan dalam bangsa ini. masyarakat diingatkan kembali tentang luka. Luka yang pernah menyayat peradaban, yang kemudian melahirkan duka. Tembakan, pemerkosaan, kematian, sampai dengan perbudakan pernah dialami bangsa ini. Dari kezhaliman itulah kemudian lahir sebuah perjuangan, sebuah tekad untuk mengubah peradaban yang awalnya ditindas menjadi bebas. Inilah catatan di bulan Agustus yang tidak bisa dan tidak boleh dilupakan bangsa ini. Karena berawal dari ...
Read more 0

Khilafah, Politik Kuda Troya dan Romantise Islam di Indonesia

Khilafah, Politik Kuda Troya dan Romantise Islam di Indonesia
Narasi
Memang sudah tidak asing lagi apabila membicarakan tentang Kuda Troya. Permainan politik dengan berpura-pura kalah yang diperankan oleh pasukan Yunani terhadap pasukan Troya, dan menyimpan pasukannya di dalam kuda besar untuk menghancurkan kota dan pasukan Troya sudah sangat melegenda. Yang menjadi daya tarik akan cerita ini ialah, bahwa strategi yang digunakan raja Yunani waktu itu, Raja Agamemnon berhasil membuat kegagalan orang Yunani selama sepuluh tahun berhasil mengalahkan pasukan Troya dalam ...
Read more 0

Ajaran Kemanusiaan dan Cinta Tanah Air di Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah

Ajaran Kemanusiaan dan Cinta Tanah Air di Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah
Narasi
Dari sejarahnya, cikal bakal Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah ini bermula ketika Mbah Shomadiyah yang selalu rutin shalat jamaah maghrib dan isya’ di masjid agung, sebelah barat alun-alun Tuban. Jalan yang dilalui Mbah Shomadiyah berjalan kaki ke masjid terdapat markas Belanda. Pada jam-jam sore itulah kegiatan kompeni bersenang-senang dengan membunyikan musik. Setiap Mbah Shomadiyah lewat, suara musik itu tiba-tiba tidak berbunyi. Begitu Mbah Shomadiyah sudah berlalu, suara musik bisa berbunyi lagi. Begitu ...
Read more 1

Kembali Pada Falsafah Ideologi Pancasila yang Mendamaikan

Kembali Pada Falsafah Ideologi Pancasila yang Mendamaikan
Narasi
Pancasila memiliki makna sebagai ideologi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila merupakan gabungan dua kata yaitu panca yang memiliki arti lima dan Sila yang memiliki arti prinsip atau asas. Jadi bisa dikatakan bahwa Pancasila memiliki 5 prinsip utama yang memiliki acuan bagi segala bentuk aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Tujuan lahirnya konsep Pancasila yaitu untuk mempersatukan masyarakat yang ada di Indonesia. Di mana negara Indonesia yang memang terkenal ...
Read more 0

Sunan Bonang, Syair Tombo Ati dan Warisan Toleransi

Sunan Bonang, Syair Tombo Ati dan Warisan Toleransi
Narasi
Percaya atau tidak, beberapa tahun terakhir kerap kali agama digunakan sebagai salah satu dalih untuk menganggap kebenaran suatu kelompok dan menganggap golongan lain salah. Sebenarnya doktrin yang seperti inilah yang mencederai kerukunan dalam beragama. Tidak masalah mencintai apa yang kita anut, tetapi menjadi salah apabila disuruh untuk membenci orang yang berbeda. Pandangan semacam inilah yang seharusnya diluruskan kembali, bahwa hadirnya sebuah agama sebenarnya bukan untuk memecah belah, mengajak bermusuhan, dan ...
Read more 1