Tampaknya, kita perlu belajar dengan budaya Bali. Di mana, ketika umat Islam melaksanakan rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan layaknya shalat Tarawih. Para Pecalang (Tokoh adat) di Bali sebagai perwakilan umat Hindu melaksanakan kegiatan pengamanan agar umat Islam bisa tenang, nyaman dan aman di dalam melaksanakan ibadahnya.
Dari sinilah muncul semacam kesadaran untuk bisa (saling melindungi) antar umat beragama. Sebab, ketika umat Hindu melaksanakan hari raya keagamaan atau kegiatan apa-pun, pasti umat Islam dengan senantiasa menjaga keamanan, kelancaran dan ketenteraman ibadah atau-pun acara yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.
Fakta keharmonisan antar umat beragama yang hidup di Bali ini pada dasarnya menjadi satu kebenaran etis. Bahwa, sikap saling melindungi, saling berpartisipasi menyukseskan acara keagamaan dan bisa saling mengucapkan selamat keagamaan. Sebetulnya tidak ada kaitannya dengan pertentangan iman.
Sebab, masyarakat Bali memiliki sebuah prinsip di dalam ajaran Hindu bahwa saling membantu, hidup harmonis dan saling menghormati serta saling melindungi adalah bagian dari “panggilan iman” untuk peduli akan sesama. Kesadaran yang semacam ini, Saya rasa telah banyak kita temukan di dalam prinsip nilai Islam yang juga memiliki nilai korelatif akan kebenaran etis yang semacam itu.
Artinya apa? ini sebagai satu pemahaman penting bagi kita. Bahwa, setiap agama pasti memiliki nilai etis untuk menghargai, perintah berbuat baik dan saling melindungi dan kebenaran iman pasti akan selalu membawa rasa aman. Sehingga, kenyataan yang semacam ini seharusnya menjadi titik kolaboratif antar umat beragama untuk menunjukkan sikap-sikap saling melindungi antar umat beragama satu-sama lain.
Membangun Budaya Beragama yang Saling Melindungi
Budaya saling melindungi antar umat beragama sejatinya perlu kita bangun. Sebagaimana, kita perlu belajar dari budaya Bali. Sebagaimana ketika umat Islam melaksanakan shalat tarawih, masyarakat adat di Bali layaknya di kota Denpasar mereka berkeliling di rumah-rumah penduduk muslim. Mengontrol apakah tiap-tiap rumah sudah benar-benar dikunci dengan aman, terhindar dari aksi kejahatan dan menjamin segala kondisi tetap aman.
Ini adalah satu budaya yang harus dibangun dalam tiap-tiap kita dalam umat beragama. Tentu, apa yang dilakukan masyarakat Bali menjadi semacam kesadaran yang melahirkan (respect, inklusif, egalitarian dan keterbukaan) sehingga, kesadaran-kesadaran untuk melakukan tindakan yang sama yaitu menjamin keselamatan, keamanan dan kelancaran setiap ibadah yang dilakukan umat Hindu menjadi tugas umat Islam di sana.
Saya rasa, pola kesadaran yang semacam ini sangatlah menggembirakan dan tanpa ada sesuatu yang masih dipersoalkan. Seperti halnya, khawatir imannya luntur dan lain sebagainya. Padahal, kalau kita belajar dari budaya Bali, mereka melakukan tindakan layaknya saling melindungi itu mutlak mereka membawa iman masing-masing.
Artinya apa? kualitas iman seseorang pada dasarnya akan selalu pro atas segala macam kebaikan yang bisa membawa kemaslahatan. Umat Hindu Bali membawa kualitas iman mereka masing-masing untuk melindungi umat Islam. Begitu juga umat Islam membawa iman yang dipercaya dengan melakukan tindakan yang sama.
Jadi, perkara yang berkaitan dengan sikap saling melindungi antar umat beragama sebetulnya akan terbentuk ketika kita saling memulai satu-sama lain. Sebab, yang membuat kita anti, alergi dan bahkan penuh ketertutupan diri itu lahir dari berbagai macam prasangka dan kekhawatiran yang tak berpijak pada nilai agama.
Cobalah kita belajar dengan pola kebudayaan yang kokoh di Bali. Di mana, ketika umat Islam melaksanakan ibadah, di situlah umat Hindu berperan menjaga kelancaran serta keamanan ibadah umat Islam. Begitu juga sebaliknya ketika umat Hindu melaksanakan ibadah, umat Islam terlibat dalam menjamin keamanan dan kelancaran tersebut.
Sehingga, pola budaya saling melindungi yang semacam inilah, sejatinya akan menjadi jalan bagi kita untuk (mereduksi) virus radikal yang sengaja menjadikan kita saling bermusuhan antar umat beragama. Jadi, mari hidup rukun dan bangun sikap saling melindungi. Sebab, betapa indahnya kita hidup dengan pola yang semacam itu.