Ada satu pertanyaan penting, mengapa propaganda radikalisme di ruang-ruang online, mudah diterima? Tentu, hal ini tidak terlepas tipu-daya kelompok radikal yang memanfaatkan ayat Al-Qur’an secara politis sebagai “baju” legitimasi pembenar di dalamnya. Sehingga, ajaran radikal dianggap ajaran agama, karena ajaran radikal dianggap ada di dalam Al-Qur’an itu sendiri.
Fakta semacam ini tentu dipengaruhi oleh kekosongan kesadaran teologis akan ayat-ayat kontra-radikalisme yang tak viral dan tak terjamah di ruang-ruang online. Melihat problem yang semacam ini, tampaknya sangat penting memviralkan ayat-ayat yang kontra radikalisme di ruang-ruang online. Hal ini sebagai pencucian psikologis terhadap pemikiran generasi muda dan perempuan, bahwa ajaran radikal itu sama-sekali tidak dibenarkan dalam agama.
Misalnya, sangat penting bagi kita untuk memviralkan ayat yang melarang kita membenci umat agama lain di ruang-ruang online. Seperti dalam (Qs Al-An’am:108) bahwasanya, “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan”.
Ayat di atas tentu tak banyak orang yang mengetahuinya. Maka, sangat penting kita memviralkan ayat tersebut di ruang-ruang online agar semua masyarakat memahami dan menyadari bahwa kebenaran ayat Al-Qur’an tidak pernah membenarkan perilaku intolerant seperti mencaci atau membenci umat agama lain. Hal ini sebagai pembantah secara teologis bahwa agama kontra-radikalisme dalam kontes di atas.
Selain ayat di atas, ada satu ayat yang Saya rasa sangat perlu diviralkan dan bahkan perlu dijadikan trending topik beragama di ruang-ruang online. Ayat tersebut adalah (Qs Al-Mumtahanah:8) bahwasanya, “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil”.
Ayat di atas sangat penting bagi kita untuk viral di ruang-ruang online. Karena mengacu ke dalam sikap kita terhadap umat agama lain yang harus adil. Sebab, Allah SWT tak pernah membenarkan perilaku kejahatan terhadap umat agama lain jika tidak dalam konteks diperangi dan juga kita dianjurkan untuk berbuat baik. Kebenaran ayat di atas harus menjadi satu sandaran teologis masyarakat di ruang online agar tak mudah termakan rayuan kelompok radikal yang membenarkan perilaku kezhaliman dan keburukan atas non-muslim.
Begitu juga, agama tidak pernah sedikit-pun membenarkan perilaku berpecah-belah dan agama memberi satu clue-etis bahwa orang yang berpegang-teguh pada agama, itu tak akan berpecah-belah. Ayat (Qs. Ali-Imran:103) “Dan berpegang teguhlah pada tali Allah (Agama) dan jangan berpecah-belah”. Ayat ini sejatinya perlu diviralkan dan umat harus lumrah dengan kebenaran ayat tersebut.
Selain ayat di atas, tentu sangat penting bagi kita untuk membangun trend-topik keagamaan di ruang-ruang online agar ayat yang memerintahkan kita untuk menjaga kemajemukan merupakan hal yang pokok secara teologis. Seperti ayat (Qs. Al-Hujurat:13) bahwasanya “Hai Manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal”.
Kesadaran akan pentingnya saling kenal-mengenal dan menjaga kemajemukan tentunya merupakan satu hal pokok yang harus viral. Agar, umat menyadari bahwa perilaku intoleransi dan perilaku kebencian serta perilaku yang merusak kemajemukan. Itu merupakan larangan teologis yang harus dihindari dan di sinilah pentingnya memviralkan ayat-ayat di atas sebagai jalan teologis kontra-radikalisme di ruang-ruang online.