Lailatul Qadar dan Kemenangan Melawan Pandemi

Lailatul Qadar dan Kemenangan Melawan Pandemi

- in Narasi
1446
0
Lailatul Qadar dan Kemenangan Melawan Pandemi

Kita sudah memasuki sepuluh terakhir Ramadan. Yang di dalamnya ada lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kita dituntut untuk iktikaf di mesjid, menetap sambil bertafakkur mereflesikan diri. Memperbanyak istigfar, sambil mengakui kesalahan dan memohon keampunan dari Tuhan.

Lailatul Qadar biasanya diisi dengan iktikaf di masjid. Sepuluh terakhir Ramadan, biasanya masyarakat akan berbondong-bondong meramaikan masjid untuk melaksanakan iktikaf. Akan tetapi, lalatul qadar kali ini beda dengan sebelumnya. Kita sedang berhadapan dengan pandemi berbahaya.

Tradisi iktikaf dalam masyarakat Indonesia sebagai sarana meraih lailatul qadar sempat dikhawatirkan akan menambah jumlah positif Corona. Laiknya iktikaf, kumpulan jamaah di mesjid sangat rentan menjadi cluster penyebaran wabah ini.

Kaum agamawan pun tak tinggal diam. Bagimana solusinya agar bisa iktikaf sekaligus tidak menabrak social distancing atau physical distancing. Re-interpretasi iktikaf pun dilakukan. Ini dilakukan agar ibadah tidak menabrak protokol kesehatan. Ibadah harus bisa menciptakan jalan keluar dari madarat dan mara-bahaya.

Iktikaf di Rumah Saja

Para tokoh agama jauh-jauh hari sudah memperingatkat agar kaum muslimin tidak melakukan iktikaf di mesjid. Iktikaf untuk meraih lailatul qadar dicukupkan di rumah saja. Ini bukan tanpa dalil. Banyak ulama yang membolahkan sejak dulu, kalau dalam kondisi darurut, maka kita bisa iktikaf dalam rumah.

Baca Juga : Ramadan, Nasionalisme dan Covid-19

Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya Al-Fiq al-Islam wa Adillatahu, menyatakan bahwa dalam kondisi darurat yang bisa membahayakan diri, maka iktikaf sah di rumah. Pahalanya sama dengan pahala iktikaf di masjid. Corona adalah virus yang bukan saja membahayakan diri, tetapi juga membahayakan kehidupan manusia.

Hal yang sama juga dinyatakan Imam Abu Hanifah sebagaimana dikutip Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (Juz 3: hlm. 3), menyebut sah bagi wanita iktikaf di masjid rumahnya, yakni ruangan yang biasa dijadikan tempat ibadah.

Pun demikian dengan Qaul Qadim (pendapat lama)Imam Syafii yang menyakatak kebolahan iktikaf di mesjid rumah bagi laki-laki dan perempuan. Juga hal yang senada dinyatakan oleh ulama lain.

Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, kita sedang berhadapan dengan Covid-19, besar kemungkinan potensi penyebaran sangat besar, maka mengambil pendapat yang membolehkan iktikaf di rumah adalah suatu kemaslahan bersama. Yang bisa dijadikan sebagai solusi.

Iman-Imun-Aman-Amin

Jika kita memeriahkan lailatul Qadar ini dengan menghidari kumpul-kumpul di mesjid dan tetap beribadah di rumah, maka kita mendapat dua kemenangan sekaligus. Pertama, adalah kemanagan bulan suci Ramadan yang di dalam ada malam seribu bulan, lailatul Qadar. Kedua, kemenangan melawan pandemi berbahaya, yakni Covid-19.

Tetap beribadah dan melakukan iktikaf di rumah adalah bagian dari staretgi melawan Corona. Sebagai pernah dilontarkan oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, kita perlu menerapakan starategi Iman-Imun-Aman-Amin.

Iman adalah strategi dengan meyakini bahwa wabah Corona ini bisa kita atasi bersama. Kepercayaan adalah pondasi untuk bisa lebih bergerak ke depan. Tanpa keyakinan akan menang, kita tidak bersemangat dalam berjuang.

Iman (keyakinan menang) saja tidak cukup. Harus diikuti dengan Imun, yakni usaha untuk tetap menjaga daya tahan tubuh. Imunitas tubuh ini dijaga dengan menjaga kesehatan, pola tidur, makanan bergizi, serta olehraga yang teratur.

Imunitas tubuh itu harus dijaga dengan strategi Aman, yakni mengikuti anjuran pemerintah, mejaga jarak, tidak berkumpul-kumpul, menjaga kebersihan, dan menghindari tempat yang mengundang banyak orang.

Strategi itu ditutup dengan Amin, yakni tetapi berdao agar kita semua terhindar dari marabahaya virus ini. Usaha dilakukan dengan Iman, Imun, dan Aman, kemudian dibarengi dengan doa, yakni Amin. Semoga kita cepat keluar dari pandemi ini. Dengan melaksanakan lailatul qadar di rumah, kita sebenarnya sudah melakukan empat staretegi yang diajukan oleh Wapres di atas. Semoga kita meraih lailatul qadar, dan virus ini segara berlalu.

Facebook Comments