Sabtu, 20 April, 2024
Informasi Damai
Archives by: Arpan Mawardi

Arpan Mawardi

0 comments

Arpan Mawardi Posts

RAN-PE dan Keaktifan Masyarakat Melawan Radikalisme

RAN-PE dan Keaktifan Masyarakat Melawan Radikalisme
Narasi
Hadirnya Perpers 7/2021 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan (RAN-PE) perlu diapresiasi. Sebab, dengan perpers ini, masyarakat bisa berpartisipasi aktif dan bisa terlibat langsung dalam penanggulangan ideologi dan aksi yang bertolak belakang dengan falsafah negara. Selama ini, penanggulangan radikalisme-ekstremisme di Indonesia seolah-olah hanya tugas lembaga tertentu. Masyarakat hanya bersifat pasif dan menunggu. Lewat RAN-PE, masyarakat bisa langsung melaporkan segala bentuk ekstremisme ke lembaga berwenang. Filosofi RAN-PE tentu sudah ...
Read more 0

Gus Yaqut dan Optimisme Melawan Radikalisme

Gus Yaqut dan Optimisme Melawan Radikalisme
Narasi
Yaqut Cholil Qoumas yang akrab dipanggil Gus Yaqut resmi menggantikan Fahrul Razi sebagai Menteri Agama. Gus Yaqut adalah salah satu dari enam menteri baru yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (22/12/2020). Penunjukan Gus Yaqut sebagai menteri agama langsung mendapat sorotan dari publik, bahkan sempat menjadi trending di twitter. Dari enam orang menteri baru yang diangkat oleh Presiden, mungkin Gus Yaqutlah yang mendapat kontroversi. Tak lama setelah diumumkan, perbincangan tentang latar ...
Read more 0

Mengawal Dakwah Ormas Moderat

Narasi
Ormas moderat –semisal NU, Muhammadiyah, dan lainnya –sebagai gerakan dakwah telah memberikan kontribusi besar dalam mewarnai bangsa ini. Selain dakwah qauliyah yang sifatnya mengajak masyarakat ke arah cita-cita Islam,NU dan Muhammadiyah juga memberikan kontribusi besar dalam dakwah fi’liyah, berupa tindakan nyata membumikan cita-cita itu ke dalam layanan publik dan jaminan sosial. Ratusan lembaga telah didirikan, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, sampai kepada filantropi dan kemanusiaan. Kesuksesan dakwah fi’liyah ...
Read more 0

Rekonsiliasi Islam dan Pancasila

Rekonsiliasi Islam dan Pancasila
Narasi
Adalah suatu fakta, Islam pernah dihadapkan-hadapkan dengan Pancasila. Sikap antagonis Islam terhadap Pancasila bisa dilihat dari awal kelahiran Pancasila, keinginan agar Islam jadi dasar negara, penolakan penghapusan “tujuh kata”, perdebatan di Majelis Konstituante, sampai keinginan untuk menghidupkan kembali Piagam Jakarta. Puncaknya adalah gerakan DI/TII Kartosoewirjo yang secara terang-terangan anti terhadap Pancasila, dan dianggap sebagai musuh negara. DI/TII memang sudah mati, tetapi anak-anak ideologisnya masih tetap menganggap Pancasila sebagai musuh agama. ...
Read more 1

Lailatul Qadar dan Kemenangan Melawan Pandemi

Lailatul Qadar dan Kemenangan Melawan Pandemi
Narasi
Kita sudah memasuki sepuluh terakhir Ramadan. Yang di dalamnya ada lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kita dituntut untuk iktikaf di mesjid, menetap sambil bertafakkur mereflesikan diri. Memperbanyak istigfar, sambil mengakui kesalahan dan memohon keampunan dari Tuhan. Lailatul Qadar biasanya diisi dengan iktikaf di masjid. Sepuluh terakhir Ramadan, biasanya masyarakat akan berbondong-bondong meramaikan masjid untuk melaksanakan iktikaf. Akan tetapi, lalatul qadar kali ini beda dengan sebelumnya. Kita ...
Read more 0

Informasi Negatif, Ketakutan, dan Social Media Distancing

Informasi Negatif, Ketakutan, dan Social Media Distancing
Narasi
Wabah Corona membuat semua orang cemas dan takut. Ketakutan ini muncul selain dari ganasnya serangan virus yang berbahaya itu, juga akibat dari gambaran media sosial yang tidak terkontrol dalam menanggapi Corona. Bahkan dalam realitanya, gambaran media sosial tentang Corona lebih menakutkan ketimbang Corona itu sendiri. Dalam menanggulangi virus yang berbahaya ini, pemerintah sudah menyatakan perlunya social distancing, penjarakan sosial. Artinya kita perlu menjaga jarak –minimal 1 meter –antara satu dengan ...
Read more 0

Bergandengan Tangan Melawan Corona

Bergandengan Tangan Melawan Corona
Narasi
Ada tiga musuh besar manusia dalam sejarah, yakni kelaparan, wabah (virus) mematikan, dan perang. Demikian kata Noval Noah Harari dalam bukunya Homo Deus. Ketiga musuh besar itu bukan tidak bisa ditaklukkan. Bisa! Asal ada usaha sungguh-sungguh dari manusia dan saling bahu-membahu dalam melawannya. Dalam sejarahnya, manusia bisa meminimalisir keganasan ketiga musuh itu. Kelaparan bisa diturunkan. Perang bisa dihentikan. Dan, wabah (virus) mematikan bisa dilumpuhkan. Manusia adalah makhluk yang cepat belajar ...
Read more 2

Dari Narasi Permusuhan Menuju Narasi Kemanusiaan

Dari Narasi Permusuhan Menuju Narasi Kemanusiaan
Narasi
Narasi permusuhan semakin menjadi-jadi di negeri ini. Polarisasi kelompok, kami versus mereka, arogansi mayoritas, dan diskriminasi minoritas –menunjukkan eskalasi peningkatannya. Narasi permusuhan itu, bukan hanya di dunia maya, tetapi nyata dalam kehidupan masyarakat di akar rumput. “Menerima kos muslim”, “menerima kos putri muslimah”, “lowongan kerja, syarat: pria/wanita muslim”. Itu adalah fenomena eksklusifitas yang menjamur di kota-kota besar. Ini adalah wujud intoleransi dalam bentuk penegasian terhadap kelompok lain. Fenomena ini ...
Read more 0

Mencegah Budaya Kekerasan dan Radikalisme dengan Kembali ke Peradaban Bahari

Mencegah Budaya Kekerasan dan Radikalisme dengan Kembali ke Peradaban Bahari
Narasi
Tindakan kekerasan di masyarakat sudah pada level sangat mengkhawatirkan. Fenomena main hakim sendiri, aksi kekerasan, dan tindakan anarkis sudah masuk ke dalam hampir semua lini kehidupan. Mulai dari keluarga, sekolah, organisasi, perguruan tinggi, hingga ruang publik. Mengapa bangsa yang dulunya dikenal adem, santun, suka kedamaian, kita berubah drastis menjadi bangsa yang suka marah, dikit-dikit demo, tak bisa memaafkan, dan kekerasan dijadikan jalan keluar? Dalam acara Mufakat Budaya Indonesia 2019 di ...
Read more 0

Banalitas Kejahatan, Eichmann dan Para Pembajak Agama

Narasi
Pelaku terorisme sering diidentikkan berwajah garang, berperilaku jahat, mata melotot, muka sangar, datang dari keluarga yang buruk, dan tidak berpendidikan sama sekali. Anggapan itu bertolak belakang dengan kenyataan. Banyak pelaku terorisme dan para pembajak agama itu justru berwajah cerah, berperilaku lembut, baik di masyarakat, dan berlatar belakang pendidikan tinggi. Para pembajak agama itu bukan datang dari para preman pasar, penjahat, kriminal, atau sampah di masyarakat. Justru yang sering melakukan pembajakan ...
Read more 2