Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, dunia pendidikan menghadapi tantangan besar yang semakin kompleks. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menjaga keberagaman budaya luhur dan nilai-nilai kebangsaan di tengah derasnya arus informasi dan ideologi transnasional yang sulit dibendung. Terlebih lagi, propaganda ekstremis kini terdesentralisasi dan menyebar melalui dunia digital dengan kecepatan luar biasa, tanpa batasan geografis. Dalam konteks ini, peran pendidikan menjadi semakin vital sebagai benteng utama untuk melawan infiltrasi paham radikal yang dapat merusak tatanan sosial dan moral bangsa.
Pada 10 Oktober 2025, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memperingatkan bahwa kelompok ekstremis telah memanfaatkan platform permainan daring (online games) seperti Roblox untuk menyebarkan ideologi radikal dan merekrut generasi muda. Dalam laporan tersebut, BNPT menjelaskan bahwa ruang virtual yang sebelumnya hanya dianggap sebagai tempat hiburan kini dijadikan arena baru bagi propaganda ekstremis. Dengan menggunakan ruang chat privat dan narasi yang mengandung unsur kekerasan, ideologi ekstrem, dan pemisahan identitas kelompok, para ekstremis berhasil mempengaruhi pengguna, bahkan ketika mereka bukan sasaran utama sejak awal. Keberadaan platform yang mudah diakses, anonimitas yang tinggi, dan kurangnya pengaturan dalam moderasi konten menjadikan ruang digital sebagai medan subur bagi infiltrasi ideologi radikal.
Keberadaan dunia digital, yang telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, turut merubah cara penyebaran ideologi ekstrem. Sebelumnya, ideologi-ideologi radikal terpusat pada kelompok-kelompok tertentu dengan pengaruh yang terbatas. Kini, dunia digital memberikan akses hampir tanpa batas kepada siapa saja untuk mengakses dan menyebarkan informasi. Melalui platform media sosial, blog, dan forum digital lainnya, kelompok-kelompok radikal dapat dengan mudah menyebarkan ideologi mereka, membentuk narasi baru yang bisa menggugah banyak orang, terutama generasi muda yang sangat rentan terhadap radikalisasi.
Namun, teknologi juga memiliki potensi luar biasa untuk memperkuat pendidikan yang mengedepankan budaya luhur dan bertanggung jawab. Pendidikan tidak hanya berperan dalam mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam membangun karakter dan moral yang kuat. Pendidikan yang mengutamakan nilai-nilai kebangsaan, seperti Pancasila, harus didampingi dengan penguatan sikap toleransi, penghargaan terhadap keberagaman, dan pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan budaya bangsa. Ini adalah saat yang tepat bagi dunia pendidikan untuk memperkuat perannya dalam membangun ketahanan mental dan sosial, agar generasi muda menjadi lebih tangguh terhadap pengaruh-pengaruh negatif, termasuk ideologi ekstrem yang berkembang di dunia maya.
Salah satu langkah penting dalam menghadapi tantangan ini adalah dengan meningkatkan literasi digital di kalangan siswa. Meskipun peran guru sangat penting, pemerintah memegang peran strategis yang lebih besar dalam mengatasi masalah ini. Pemerintah perlu gencar mengadakan program penyuluhan langsung di sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa mengenai dampak negatif dari paham radikal yang berkembang di dunia digital. Penyuluhan ini tidak hanya tentang mengenalkan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat memilah dan memilih informasi yang mereka terima di dunia maya, mengenali hoaks, dan menghindari propaganda yang berbahaya.
Penyuluhan ini bisa dilakukan dengan melibatkan lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Pendidikan, serta berbagai organisasi yang fokus pada penguatan literasi digital dan kebangsaan. Melalui kolaborasi ini, siswa akan dibekali keterampilan untuk berpikir kritis, sehingga mereka lebih mampu melawan segala bentuk radikalisasi yang mungkin muncul di ruang digital.
Seiring dengan upaya pendidikan, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung nilai-nilai luhur tersebut. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak-anak dengan contoh yang baik, mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, serta menjaga integritas moral dalam setiap tindakan. Selain itu, masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan berbasis kebangsaan, yang dapat dilakukan melalui kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Namun, salah satu tantangan terbesar adalah ketimpangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara negara maju dan berkembang. Ketidakmerataan ini dapat menghambat upaya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berkualitas dan berbudaya luhur. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang proaktif sangat diperlukan untuk mengatasi ketimpangan ini dan memastikan akses pendidikan yang merata di seluruh lapisan masyarakat, termasuk dalam dunia maya.
Meskipun tantangan besar, harapan untuk mewujudkan pendidikan yang berbudaya luhur dan bertanggung jawab masih sangat terbuka lebar. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga internasional harus dijalin dengan erat untuk menciptakan solusi yang inovatif dan efektif. Misalnya, melalui program-program edukasi literasi digital yang diselenggarakan secara masif di berbagai platform, serta pelatihan bagi pendidik untuk menghadapinya. Dalam konteks global, negara-negara juga perlu berkolaborasi dalam menyusun regulasi yang dapat menanggulangi penyebaran ideologi radikal di dunia digital, sekaligus memastikan kebebasan berpendapat tetap terjaga.
Pada akhirnya, pendidikan bukan hanya soal mengajar, tetapi juga soal membentuk karakter dan membangun peradaban. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, pendidikan harus menjadi benteng utama dalam mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa. Jika kita dapat mengintegrasikan teknologi dengan cara yang bijaksana, memadukan pengetahuan dengan moralitas, dan memperkuat semangat kebangsaan, maka kita akan mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara moral, siap menghadapi segala tantangan yang datang di dunia yang terus berkembang ini.
