Menarasikan Pendidikan Perdamaian melalui Dunia Maya

Menarasikan Pendidikan Perdamaian melalui Dunia Maya

- in Narasi
1775
0
Menarasikan Pendidikan Perdamaian melalui Dunia Maya

Sejatinya peringatan perdamaian di tanggal 21 September ini dijadikan landasan untuk perdamaian dunia. Menjadi jalan berakhirnya perang dan kekerasan. Seperti misalnya gencatan senjata dan beberapa kekerasan yang bisa menimbulkan kemenangan untuk satu pihak, tapi melumpuhkan dan melukai pihak lainnya.

Hari perdamaian Internasional pertama kali diperingati tahun 1982, dan dipertahankan banyak negara, kelompok politik, militer, dan masyarakat. Pada tahun 2013 untuk pertama kalinya, hari peringatan ini didedikasikan oleh sekretaris jenderal PBB untuk pendidikan perdamaian, sebagai sarana pencegahan yang penting untuk mengurangi peperangan yang berkelanjutan.

Lonceng perdamaian dibunyikan di markas besar PBB (di kota new York). Menariknya lonceng-lonceng tersebut dibuat dari koin-koin yang disumbangkan oleh anak-anak dari seluruh benua kecuali Afrika, dan merupakan hadiah dari Asosiasi perserikatan bangsa-bangsa Jepang. Sebagai “suatu peringatan atas korban manusia akibat peperangan” yang pada salah satunya tertulis, “Long live absolute word peace”, yang artinya “panjang umur perdamaian dunia sepenuhnya”.

Dan kali ini, tanggal 21 September di tetapkan sebagai hari perdamaian dunia PBB atau dikenal juga sebagai Word of peace. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk lebih meningkatkan perdamaian seluruh bangsa di dunia. Selain itu, ini juga menjadi media untuk berinteraksi yang baik bagi negara-negara dunia. Hingga bisa menjalin komunikasi yang mendamaikan bangsa dan rakyatnya.

Adanya pendidikan ini sebenarnya berfungsi untuk menumbuhkan budaya diskusi dan kesadaran bergerak bagi pelajar Indonesia di luar negeri. Selain itu, ini juga alternatif untuk membangun komunikasi yang lebih intens dengan orang luar negeri ataupun dalam negeri sendiri. Agar menjadi keakraban, yang kemudian mengakar menjadi sikap saling menjaga dan menghargai atas dasar perdamaian.

Inilah yang seharusnya dikembangkan dan menjadi pembelajaran bersama. Karena menciptakan sebuah perdamaian akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Adanya peringatan ini juga menjadi alternatif untuk menuju Indonesia yang damai. Merangkul untuk sebuah kebersamaan dan pentingnya sikap menjaga dan toleransi.

Sejalan dengan itu, sebuah pendidikan akan tercapai dengan baiknya apabila kita bisa saling berkomunikasi dengan baik. Maka media maya menjadi mediasi yang sangat tepat untuk berinteraksi, serta bertukar pendapat. Dengan kata lain, pendapat yang bisa mengembangkan kerukunan, dan menghilangkan konflik-konflik dalam kekerasan.

Sudah seharusnya kita bersama-sama menyuarakan hari perdamaian ini. Selain ini akan menguatkan solidaritas dalam menjaga kerukunan. Hari perdamaian ini juga menjadi jalan menuju gerbang sikap toleransi. Sebab, mereka-mereka yang sudah memahami pentingnya perdamaian. Maka, ia akan mengerti betapa indahnya kebersamaan serta rasa untuk membangun peradaban yang menyenangkan.

Untuk itu, hari perdamaian harus dirayakan seluruh masyarakat dunia. Baik melalui media sosial ataupun keseharian ketika berinteraksi dengan orang-orang. Ingatlah sebuah perdamaian merupakan cikal-bakal lahirnya generasi yang damai. Maka ajarkan perdamaian sejak dini, agar ketika menginjak dewasa tidak ada tindakan kekerasan. Yang kemudian akan melahirkan kehidupan yang penuh warna, yaitu perdamaian setiap manusia.

Media Maya sebagai upaya Mendamaikan Diri

Sosial media sekarang ini memang sudah menjadi bahan pokok bagi setiap orang. Bisa dikatakan tanpa Gadget orang sekarang akan merasa ada yang kurang dan terasa sepi. Hal bisa dilihat dengan keseharian seseorang yang setiap harinya lebih aktif di sosial media, dibandingkan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Dari situlah, memang sudah seharusnya dunia maya dimanfaatkan untuk menyuarakan perdamaian secara serentak. Dengan tujuan, sikap untuk menjunjung tinggi sikap toleransi senantiasa menjadi yang pertama. Khususnya negara-negara yang memiliki ideologi demokrasi seperti Indonesia. Meskipun banyak perbedaan, masyarakatnya harus menjunjung tinggi toleransi untuk menghargai setiap perbedaan yang ada.

Sejalan dengan itu, seseorang juga harus mengerti dirinya sendiri. Untuk menciptakan sebuah pendidikan yang mendamaikan, maka diri kita juga harus berpikir, apakah dalam dirinya sudah menemukan dan mengerti sikap damai. Inilah yang menjadi peran utama, apabila dirinya belum bisa terdamaikan, maka akan ada kejanggalan dalam arus perdamaian yang dibuatnya.

Untuk itu, awali perdamaian dari hal-hal yang sederhana, seperti misalnya bertutur sapa dengan baik, ramah, dan ringan tangan. Hal-hal sederhana inilah yang kemudian akan mengantarkan seseorang menuju jalan perdamaian yang sebenarnya. Perdamaian yang lahir dari nurani kemudian mengakar menjadi cinta dan kasih sayang dari dirinya dan untuk dirinya sendiri.

Facebook Comments