Saat ini, dunia dihadapkan dengan musuh berbahaya berbentuk virus Corona. Puluhan negara telah dimasukinya. Sudah ribuan yang terinfeksi dan ada sebagaian yang meninggalkan dan dapat disembuhkan.
Dalam kondisi seperti ini, selain melawan virus berbahaya itu. Kita juga mesti melawan hoax yang banyak menyertainya. Media sosial dipenuhi banyak hoax tentang Corona yang membuat masyarakat semakin takut dan panik.
Akibatnya, masyarakat bukan hanya takut dengan Corona tetapi ditakut-takuti dengan hoax yang kadang berlebihan dan jauh dari fakta sebenarnya. Hoax menjadi masalah baru yang dihadapi oleh negara dalam melawan pandemi ini.
Sebagai warga negara yang baik harusnya mengedepankan kondusifitas masyarakat, bukan malah menyebar hoax tentang virus Corona. Sehingga, upaya pemerintah dalam melawan hoax wajib didukung serta dibantu.
Perkembangan berita hoax tentang Corona di Indonesia sendiri memang cukup deras arusnya. Tidak jarang, bahkan sering dijadikan lucu-lucuan dan seru-seruan. Kadang demi membuat suasana cair, tak jarang video atau meme hoax yang tujuannya lucu-lucuan sering disebarkan.
Dalam sejumlah laporan, orang Indonesia ini getol banget nyebarin berita hoax. Alasannya ialah orang Indonesia ini malas baca. Sehingga langsung nge-share segala macam berita tanpa mau mengecek kebenarannya terlebih dahulu.
Baca Juga : Corona dan Egosektoral Kita
Mengacu padaWorld’s Most Literate Nation yang dipublikasikan di pertengahan tahun lalu. Dari total 61 negara yang dimasukkan dalam studi itu, Indonesia memang menempati urutan ke-60 soal minat baca masyarakatnya.
Hoax tentang virus Corona sangat berbahaya. Selain menakuti, juga membuat penanggulangan terhadap virus pandemi ini semakin susah dan menadapatkan banyak tantangan.
Untuk itu, hoax tentang Corona harus kita lawan bersama-sama. Kita jangan membuat jagad ini semakin runyam. pemberitaan yang digelontorkan berkenaan dengan Corona Virus atau Covid-19 harus diberikan secara gamblang, edukatif, dan menenangkan.
Sebelumnya, Pemerintah telah mendeteksi puluhan hoax tentang virus Corona. Berdasar pada data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), sekitar 19 hoax tercatat mulai beredar di Nusantara.
Hoax-hoax tersebut antara lain, adanya kurma yang mengandung virus Corona yang berasal dari Kelelawar; adanya virus berbahaya di RSUP Sardjito; virus corona ditengarai sudah menyebar serta masuk ke Indonesia di Gedung BRI 2.
Ada pula hoax yang menyebutkan tentang 1 pasien di RSPI Sulianti Saroso Jakarta yang tengah diisolasi karena corona, dan orang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Wahidin kota Makassar.
Pemerintah sudah turut menghimbau masyarakat agar cerdas dalam menggunakan media sosial ketika merespons terkait virus Corona. Pemerintah mengakui berita hoax terkait Corona ini dinilai lebih cepat menyebar ketimbang wabahnya sendiri.
Oleh karena itu, pemerintah meminta kepada publik untuk tidak sembarangan menge-share virus dari kota Wuhan, negeri tirai bambu itu, serta meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak mengaitkan masalah corona dengan masalah-masalah lain yang akibatnya berdampak luas dan negatif bagi negara, baik di sektor ekonomi maupun sektor lainnya.
Dalam mengakses informasi terkait virus Corona, masyarakat harus lebih mengacu kepada institusi resmi dan informasi yang disampaikan pemerintah secara resmi dalam rangka pencegahan dan juga penanganan virus ini dari pada media-media yang tak jelas sumbernya.
Merespons berita-berita seperti ini memang tidaklah mudah. Indonesia sebagai pengguna smatrphonetertinggi nomor 5 dunia, nyatanya miskin wawasan karena minimnya minat baca mereka. Mereka agaknya lebih suka dapat jempol atau love di jejaring media sosial mereka ketimbang harus mengecek kebenarannya terlebih dahulu.
Kelihatan sepele, tapi sebetulnya memiliki dampak yang begitu signifikan. Pemerintah sudah mati-matian mengupayakan beragam langkah antisipasi. Mensosialisasikan secara gamblang offline maupun online, tapi publik lebih percaya hoax yang beredar.
Ujung-ujungnya mereka melarat informasi. Mirisnya mereka akan berada dalam lingkaran kepanikan tanpa tahu berita sebenarnya. Melawan isu hoax ini memang tak bisa sendiri. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, aparatur negara mulai dari lini teratas hingga terbawah wajib dilaksanakan. Bukan saja menyajikan berita yang mengedukasi namun juga benar tanpa harus menakut-nakuti.
Virus Corona dapat membunuh siapa saja. Penyebaran informasi terkait hal ini haruslah bisa dipertanggungjawabkan. Getol menyebar hoax di media sosial biar bisa tenar dan dapat pujian. Tapi giliran diciduk karena penyalahgunaan teknologi, nangis-nangis minta pertolongan.
Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk menanggulangi wabah ini. Mulai dari travel ban hingga pengawasan di fasilitas publik. Prinsip utama penyebaran virus ini ialah menyerang imunitas. Jadi jika imun dan kesehatan bagus, virus apapun ga bakal nembus termasuk Virus Corona. Kinilah saatnya kita menjaga kondusifitas dengan tetap melawan hoax yang menyertai Corona. Mari dukung pemerintah wujudkan kondusifitas masyarakat. Sehingga stop berlebihan menanggapi masalah yang ada, atau membuat meme ga berguna. Masalah kesehatan bukanlah bahan lucu-lucuan.