Moderasi akan Merusak Mental Pemuda Islam?

Moderasi akan Merusak Mental Pemuda Islam?

- in Keagamaan
417
0
Moderasi akan Merusak Mental Pemuda Islam?

Segelintir kalangan terutama kelompok yang gemar mimpi khilafah dan anti demokrasi telah mengeluarkan pernyataan yang mempertanyakan keberadaan moderasi di kalangan pemuda Islam. Mereka mengklaim bahwa moderasi akan merusak identitas keagamaan dan mental generasi Islam. Dengan silat argumen yang menggebu-gebu mereka mengatakan moderasi adalah bagian dari sekularisasi dan liberalisasi. Betulkah demikian?

Penting untuk memahami terlebih dahulu bahwa moderasi bukanlah bentuk sekularisasi atau liberalisasi, melainkan merupakan bagian integral dari karakter agama Islam itu sendiri. Al-Quran sendiri menggarisbawahi prinsip moderasi dalam berbagai konteks. Surah Al-Baqarah ayat 143 menyebutkan, “Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang moderat (washatan).” Ayat ini menekankan pentingnya menjalani kehidupan secara seimbang, tanpa ekstremisme atau berlebihan dalam beragama (ghuluw).

Moderasi dalam Islam bukanlah konsep yang asing atau bertentangan dengan agama. Sebaliknya, ini adalah prinsip yang kuat yang mendasari ajaran Islam. Konsep moderasi dalam Islam mencakup nilai-nilai seperti rahmat, kasih sayang, toleransi, dan keadilan. Ini adalah nilai-nilai yang mengikat umat Islam dengan etika luhur dalam beragama dan berinteraksi dengan sesama manusia.

Oleh karena itu, moderasi adalah bagian integral dari karakter agama Islam yang seharusnya dipaham, bukan ditakuti karena akan melemahkan iman. Ingat, iman yang kuat bukan karena menampilkan perilaku yang kasar dan beringas, tetapi tercermin melalui akhlak yang indah, santun dan damai. Iman yang kuat mencerminkan perilaku rahmatan lil alamin.

Sikap Ekstrem akan Membinasakan Generasi Muda

Penting untuk memahami perbedaan antara moderasi (washat) dan ghuluw (ekstremisme) dalam Islam. Rasulullah SAW sendiri telah memberikan pedoman tentang pentingnya menjaga moderasi. Dalam sebuah hadis Nabi mengingatkan umatnya untuk menjauhi sikap ekstrem karena itulah penyebab dari musnah dan binasanya umat terdahulu.

Agenda moderasi dalam Islam bukanlah upaya untuk mengenalkan unsur-unsur sekularisme atau liberalisme ke dalam agama. Sebaliknya, ini adalah langkah-langkah yang diambil untuk mencegah pemahaman yang ekstrem, yang dapat merusak akar dan esensi agama. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan generasi muda dari jatuh ke dalam sikap radikal dan ekstrem dalam beragama.

Banyak dalam sejarah yang mencatatkan generasi muda yang didoktrin sikap ekstrem sehingga memiliki perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam. Abdurrahman bin Muljam adalah pemuda yang taat beragama dan fasih dalam membaca al-Quran memilih sikap ekstrem dengan membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia hanyalah korban dari sikap ghuluw yang memperalat agama untuk tujuan politik.

Para pengkritik moderasi sebagai agenda sekularisasi, sejatinya, ingin membawa pemuda Islam masa kini untuk berpikir ekstrem dalam politik dan agama. Ia akan menggiring anak-anak muda Islam ke arah Abdurrahman bin Muljam baru. Apakah mungkin?

Fakta telah menyebutkan berapa banyak pemuda Islam yang tercuci otaknya untuk memilih jalan kekerasan di negeri ini. Mereka terimingi bidadari-bidadari didikan mentornya yang merusak akal sehatnya. Praktek ekstrem membabi buta bahkan masjid pun jadi sasaran bom bunuh diri adalah bagian dari doktrin ekstrem terhadap generasi Islam saat ini. Itukah yang akan disebut pemuda Islam dengan iman yang kuat dan anti moderasi?

Mencegah Ekstremisme dengan Moderasi terhadap Generasi Muda

Moderasi dalam Islam mencerminkan ajaran agama yang menekankan pentingnya keseimbangan, toleransi, dan rasa kasih sayang. Ini adalah nilai-nilai yang bersumber dari karakter dan ajaran Islam yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Agenda moderasi bukan upaya untuk mendorong liberalisasi, tetapi agenda mencegah radikalisasi di kalangan anak muda.

Penting untuk menyadari bahwa ekstremisme tidak sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keseimbangan, keadilan, dan toleransi. Radikalisasi di kalangan anak muda masif karena generasi muda melupakan esensi Islam yang moderat.

Sebagai agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan keadilan, Islam memandang moderasi sebagai pondasi penting bagi generasi masa depan.

Moderasi bukan hanya tentang menghindari ekstremisme, tetapi juga tentang membentuk mental yang kuat, toleran, dan penuh kasih sayang. Melalui moderasi, generasi Islam dapat tumbuh dalam lingkungan yang inklusif dan mengadopsi nilai-nilai yang sejalan dengan prinsip-prinsip keagamaan.

Dalam era yang serba kompleks ini, pendekatan moderasi akan membantu pemuda Islam dalam menghadapi tantangan zaman modern. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk memperkuat iman mereka tanpa meninggalkan nilai-nilai moderasi dan keseimbangan yang ditanamkan dalam ajaran agama Islam. Dengan demikian, moderasi dapat berfungsi sebagai pilar kuat bagi identitas keagamaan yang sehat dan inklusif.

Facebook Comments