Sudah lebih sepekan pelaksanaan Asian Games ke-18 Jakarta Palembang dihelat, yang dibuka pada tanggal 18 Agustus 2018. Opening ceremony yang ditampilkan pada event olahraga terbesar di Asia itu sampai saat ini masih menjadi buah bibir di masyarakat. Publik dan media internasional banyak yang memberikan apresiasi.
Indonesia sebagai tuan rumah perlu memfasilitasi para peserta dan meningkatkan solidaritas antar bangsa se-Asia. Perhelatan multievent terakbar Asia ini bukan hanya sebagai momentum untuk adu ketangkasan dan produktivitas dalam keolahragaan, tetapi disisi lain juga sebagai alat untuk menyemai perdamaian, mengukuhkan solidaritas dan soliditas antar bangsa-bangsa.
Sebagaimana jamak diketahui, bahwa Asia merupakan benua terbesar di dunia sekaligus merupakan tempat lahirnya etnis-etnis yang begitu plural, dan agama-agama besar di dunia kita ketahui lahir dari rahim benua ini. Dengan begitu multi-kompleksnya Asia, sehingga kiprah dan kontribusinya bagi perdamaian dunia begitu signifikan.
Beberapa negara Asia yang masih terjadi konflik politik, sosial dan agama seperti di Palestina dan Suriah ini perlu menjadi perhatian bersama, hal ini patut diperhatikan untuk mereduksi patologi sosial-politik di geografik Asia. Idealnya momentum Asian Games ini bukan hanya perhelatan seremonial empat tahunan saja, tetapi seharusnya dijadikan spirit persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa, menolak kapitalisme dan imprealisme, serta menjadi jalinan tali silaturahmi internasional. Dan ini senada dengan visi bung karno yakni the global sporting arms race. Artinya, kekuatan sebuah bangsa saat ini tidak lagi diukur angkatan bersenjatanya, melainkan prestasi olahraganya.
Menggapai Kemajuan
Momentum Asian games ke-18 yang diikuti oleh 45 negara peserta ini, menjadi modal penting dalam menyemai sebuah kemajuan suatu negara, Indonesia sebagai tuan rumah telah merogoh kocek anggaran yang tidak sedikit dalam menyambut acara besar ini, tetapi disisi lain banyak keuntungan ekonomi yang akan diperoleh bangsa kita, dari pariwisata, transportasi, kekayaan budaya Nusantara, akomodasi. Serta juga pengakuan bangsa lain terhadap kedaulatan bangsa Indonesia.
Kemajuan yang lain, bisa dilihat dan dibaca dari negara konflik seperti Palestina yang masih bisa berkontribusi mengikuti acara akbar ini, meskipun di negaranya terjadi konflik dengan Israel, begitu juga dengan Syiria yang juga masih dikungkung dengan konflik perang berkepanjangan. Ini menjadi bukti bahwa negara mereka itu kuat dan berdaulat, dan ini sebuah bukti progresivitas. Hal itu pula menjadi semangat bahwa mereka suatu saat nanti akan menyemai kemenangan, sehingga perdamaian dan kemajuan bangsanya dapat dicapai.
Asian Games juga menjadi event untuk mengukuhkan semangat kemajuan bagi para negara peserta dalam membangun peradaban yang lebih maju dan berkualitas, bukan hanya kualitas SDM dalam keolahragaan saja, tetapi juga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seiring kemajuan teknologi dan pengetahuan, manusia mampu memobilisasi suatu bangsa untuk memperkuat solidaritas dan mereduksi konflik-konflik yang terjadi. Tanpa kemauan dan spirit yang kuat, pergerakan ke arah kemajuan sukar digapai, maka dari itu kita tidak boleh abai terhadap nasib bangsa-bangsa Asia yang masih terjajah dan tereksploitasi, sehingga kemajuan secara sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta SDM yang tangguh dapat diwujudkan.
Dengan demikian secara tidak langsung upaya menyemai kemajuan di berbagai bidang terkhusus kompetisi olahraga dapat dimaksimalkan guna memajukan suatu bangsa, untuk membangun kualitas dan produktivitas yang baik dan progresif. Wallahu A’lam.