Pada tahun 1978 Michael H Hart, seorang keturunan Yahudi, menulis buku berjudul The 100, a Ranking of the Most Influential Persons in History . Hal paling mencolok dan menimbulkan kontroversi adalah ketika penulis memasukkan Nabi Muhammad pada urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh. Tentu saja parameter yang dibangun oleh Hart adalah orang yang paling berpengaruh dalam peradaban manusia.
Hart Menulis dengan elegan: Saya tidak ragu sedikitpun saat memilih Muhammad sebagai tokoh pertama di antara deretan nama manusia yang paling berpengaruh di dunia yang pernah ada dalam kesejarahan umat manusia universal. Tentu banyak orang yang heran dengan pilihan saya tersebut dan mereka punya hak untuk heran. Akan tetapi, yang pasti Muhammad adalah satu-satunya manusia yang meraih keberhasilan spektakuler, baik di bidang penyiaran agama maupun kehidupan dunia.
Dalam catatan Hart Nabi Muhammad telah mengukir prestasi gemilang dalam membangun peradaban manusia hingga hari ini. Muhammad seorang pemimpin spiritual dan sosial yang mampu mengelola masyarakat bangsa yang awalnya egoistis, sektarian, barbar, terbelakang dan terpecah-pecah oleh sentimen akut kesukuan menjadi bangsa yang maju dan bersatu. Bahkan peradaban baru yang dibangunnya mampu meredupkan peradaban lama seperti Romawi yang telah mendahuluinya.
Berikutnya, Sosiolog Barat, Robert N Bella merupakan salah satu dari deretan orang Barat non muslim yang mengagumi kehidupan Nabi Muhammad. Bella menyebut pengelolaan masyarakat Madinah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad melalui Piagam Madinah sebagai konstitusi pertama dan termodern melampaui zamannya. Sebelum masyarakat Barat mengalami pencerahan ide tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, persamaan dan kesetaraan dalam perbedaan, Nabi Muhammad tidak hanya memberikan rumusan konseptual, tetapi meninggalkan prasasti historis penting dalam membangun peradaban yang modern.
Dalam konteks itulah, umat Islam seharusnya menyadari bahwa tidak ada contoh dan keteladanan yang terbaik dan sempurna dalam menghargai perbedaan, mengelola keragaman dan membangun masyarakat harmonis selain Rasul. Nabi Muhammad telah mengajarkan bahwa ajaran Tuhan yang diemban dan disyiarkannya bukan sekedar ajaran langit yang hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya. Bukan sekedar kumpulan doktrin bagaimana cara menyembahNya, tetapi juga kumpulan etika dan norma bagaimana menghormati ciptaanNya.
Nabi telah memberikan contoh terbaik hidup dalam keragaman. Nabi mengajarkan bagaimana membangun rasa kebersamaan dan persatuan di tengah perbedaan, menyatukan visi dan pandangan dalam tujuan sosial yang sama, menanamkan solidaritas dan penghargaan terhadap sesama dan menghilangkan permusuhan dan kebencian dengan rasa persaudaraan.
Jika sejumlah orang non muslim menaruh simpati dan apreasi tinggi terhadap kehidupan Nabi Muhammad, kenapa umat Islam harus kehilangan teladan terbaik dalam memandu kehidupan hari ini dalam mengelola perbedaan. Kenapa harus meruncingkan perbedaan, jika Sang Rasul memberikan teladan penghormatan. Kenapa harus menyebarkan permusuhan, jika Sang Nabi mengajak pada persaudaraan. Kenapa harus berbusung dada dengan kekerasan, jika Sang Teladan tiada lelah menyerukan perdamaian.
Jangan-jangan kita hanya bangga dengan “memiliki” Islam, tetapi belum bisa menjalankan sikap Islami sebagaimana dicontohkan oleh Nabi. Sungguh pada diri Rasul suri tauladan terbaik, contoh terbaik dari pribadi sempurna dan akhlak mulia bagi seluruh umat manusia.