Jumat, 3 Mei, 2024
Informasi Damai
Archives by: Amil Nur fatimah

Amil Nur fatimah

0 comments

Amil Nur fatimah Posts

Resolusi Jihad 2021: Mensterilkan Dunia Maya dari Narasi Intoleransi dan Kebencian

Resolusi Jihad 2021: Mensterilkan Dunia Maya dari Narasi Intoleransi dan Kebencian
Narasi
Berbagai macam dinamika dan problematika yang telah kita hadapi di tahun 2020. Hingga di penghujung tahun ini, rasanya kita perlu untuk menengok ke belakang. Bagaimana kita tidak boleh membiarkan kebencian, provokasi dan sikap intoleransi yang telah mewabah itu terus melekat, melebar dan mengakar ke dalam kehidupan berbangsa. Kita perlu mensterilkan dunia maya kita dari virus yang mengakibatkan bangsa ini sering gaduh, tidak damai dan bahkan penuh dengan kebencian satu sama ...
Read more 0

Menguatkan Prinsip Dakwah Nusantara Ala Prof Quraish Shihab

Menguatkan Prinsip Dakwah Nusantara Ala Prof Quraish Shihab
Narasi
Pada 27 Januari 2020, beliau Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. menerima bintang tanda kehormatan tingkat pertama dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni dari pemerintah Mesir. Dalam konferensi internasional tentang pembaharuan pemikiran Islam di Al-Azhar, beliau diberikan penghargaan oleh President Mesir Abdul Fattah said Hussein Khalil as-Sisi yang diwakili oleh Perdana Menteri Mesir yaitu Musthafa Madbouli. Beliau (Prof Quraish Shihab) adalah sosok cendikiawan muslim, mufasir, sekaligus pendakwah yang ...
Read more 0

Agama Bukan Alat Memecah Belah Persatuan dan Berbuat Kerusakan

Salah satu motivasi terbesar ketika Bom Bali meledak di Indonesia yang diklaim oleh pelaku dan simpatisannya saat itu sebagai jihad adalah sebagai bentuk balas dendam terhadap para korban di Palestina. Beginilah bentuk narasinya: korban bom Bali belum seberapa dengan penderitaan rakyat Palestina. Jadi bom yang mereka katakana jihad adalah balas dendam ? Dan tidak melihat korbannya siapa, yang penting untuk Palestina. Gerbong kelompok kejahatan dan teroris yang memakai nama islami Mujahidin Indonesia Timur (MIT) juga berteriak lantang sebagai aksi balas dendam atas penderitaan umat Islam dalam konlik Poso dan Ambon. Banyak umat Islam menjadi korban dari konflik yang mempertemukan antara penganut Islam dan Kristen. Lalu, artinya kekerasan sampai saat ini adalah jihad untuk balas dendam? Pada tahun 2000-an banyak sekali Bom meledak di Indonesia dari bangunan yang merepresentasikan Barat hingga gereja yang tentunya korbannya adalah masyarakat yang tidak berdosa itu dimaknai sebagai jihad untuk balas dendam terhadap perang Barat di negara Islam. Semangat balas dendam ini misalnya terungkap dalam penelitian lama tahun 2012 yang dilakukan oleh teman-teman INSEP dan Mabes Polri terhadap pelaku teror. Balas dendam menempati urutan ketiga sebagai motivasi selain karena ideologi jihad dan solidaritas komunal. Menarik kalau kita telisik kembali bahwa dalam benak pelaku teror dan mereka yang mengklaim jihad itu adalah bentuk balas dendam terhadap kekejaman yang dilakukan oleh musuh. Lalu, ekspresi balas dendam ini diwujudkan dalam bentuk kekerasan bukan terhadap musuh yang mereka asumsikan tetapi kepada masyarakat yang tak berdosa; orang tua, perempuan bahkan anak kecil. Jika umat Islam memahami betapa dalam perang pun Rasulullah mempunyai akhlak yang sangat mulia. Pesan Rasulullah terhadap para pasukannya dalam peperangan untuk tidak membunuh para pendeta, orang tua, anak-anak, perempuan, dan tidak merobohkan bangunan suci. Bahkan tidak boleh menebang pohon. Betapa nyawa dalam perang pun sangat diperhitungkan oleh Rasulullah. Lalu, kenapa jihad menjadi sangat disalahartikan dengan pembunuhan atas nama balas dendam terhadap mereka yang tidak bersalah? Apakah itu maksudnya jihad? Benarkah logika balas dendam itu dipraktekkan dalam jihad perang yang dilakukan oleh Rasulullah? Apakah perang Nabi juga menyerang mereka yang tidak berdosa pemuka agama, gereja, perempuan, anak-anak dan lainnya? Dari mana logika balas dendam menjadi semangat jihad? Sungguh suatu penghinaan ajaran jihad dan penyesetan luar biasa sebagai fitnah bagi umat Islam. Kadang juga tidak habis pikir dengan ulah segelintir orang yang melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan membantu masyarakat yang sedang dalam perang. Mereka mengekspresikan kekerasan atas nama jihad untuk membalas dendam. Logika yang tidak hanya sesat tetapi juga menistakan makna jihad itu sendiri. Itulah persoalan umat Islam saat ini ketika memaknai jihad dengan sempit dan logika balas dendam.
Narasi
“Kau bakar rumah ibadah umat lain, imanmu yang sejatinya hangus. Kau bunuh nyawa orang lain, jiwamu yang sejatinya mati” ~Habib Husain Ja’far Al Hadar~ Ungkapan beliau ini sejatinya menjadi landasan etis, bahwa pada hakikatnya tidak ada agama mana-pun yang mengajarkan tentang kekerasan, bermusuhan, terpecah-belah dan bahkan melanggar norma-norma kemanusiaan. Agama sebagai counter kesadaran umat manusia untuk melindungi itu semua. Jadi, jika ada seorang “pendakwah” yang mengajarkan nilai-nilai agama yang memecah-belah, ...
Read more 0

Memilih “Ustadz Online” yang Membawa Rahmat, Bukan Laknat!

Narasi
Di era digital saat ini, Platform dakwah di berbagai dunia maya saat ini menjadi semacam “ladang subur”. Sejalan di tengah budaya kebebasan ekspresi yang mendominasi. Kita wajib untuk selektif di tengah “ustadz online” yang kadang mereka condong mudah menghukumi orang kafir, ekstrimis dan kaku akan pemahaman agamanya. Juga, mereka yang lebih condong aktif membangun semacam “acuan agama” yang mengarah kepada rahmat, jalan keluar, menenangkan dan memberi kesejukan. Dua kategori dakwah ...
Read more 0

Basis Teladan Ulama; Dari Ruh Keimanan Hingga Kecintaan Terhadap Tanah Air

Basis Teladan Ulama; Dari Ruh Keimanan Hingga Kecintaan Terhadap Tanah Air
Narasi
Tidak pernah kita bosan untuk mengutip, menganalisis dan bahkan menjadikan sebagai teladan bagi kita semua. Dia adalah seorang tokoh nasionalisme bangsa sekaligus seorang ulama yang membangun paradigma di dalam berbangsa dan bernegara. Beliau adalah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Pernah suatu massa beliau mengatakan bahwa “Barang siapa yang mati demi mempertahankan (Nasionalisme), maka dihukumi mati syahid”. Ungkapan ini tentu menjadi landasan penting bahwa peran ulama di era kontemporer saat ini haruslah ...
Read more 0

Kampus Bersatu; Menjaga Civitas Akademika dari Virus Radikalisme

Kampus Bersatu; Menjaga Civitas Akademika dari Virus Radikalisme
Narasi
Berbagai macam tes yang telah dilewati untuk bisa lulus seleksi masuk perguruan tinggi yang telah diimpikan semenjak dari bangku sekolah. Hingga impian itu berhasil dan resmi diterima sebagai calon mahasiswa baru. Pencapaian ini sebagai bentuk dari awal mula yang menurut Dr. Fahrudin Faiz resmi menjadi orang dewasa. Baik di dalam berpikir, dalam bertindak, memilih arah kehidupan dan bahkan kedewasaan di dalam mencapai puncak ilmu pengetahuan yang begitu kompleks untuk benar-benar ...
Read more 0

Perempuan dan Radikalisme

Ketika Perempuan Jadi Teroris
Narasi
Perempuan dan radikalisme memang tampak menjadi sorotan saya untuk menulis realitas perempuan dan harapan semu yang terselip dari praktik kekerasan berbasis agama, yang kebanyakan perempuan menjadi pengantin bom bunuh diri. Kasus-kasus kekerasan yang mengatasnamakan agama dengan dalih “Hijrah” yang saya kira sebagai jalan pintas untuk memanfaatkan perempuan sebagai umpan di balik pikirannya yang mudah berubah dan gampang menggunakan perasaan tanpa memikirkan kembali efek buruk yang akan terjadi dibalik itu semua. ...
Read more 0

Menemukan Tuhan dalam “Seporsi” Persaudaraan

Menemukan Tuhan dalam “Seporsi” Persaudaraan
Narasi
Saya kira eksklusivitas kebenaran Tuhan yang terus diperjuangkan dengan cara membelah persaudaraan, kemanusiaan dan kebersamaan. Seperti Kita memosisikan Tuhan sebagai sesuatu yang dapat “diarahkan” untuk memenuhi hasrat “pemuas nafsu”. Bagaimana bertindak memaksakan kehendak di tengah frustrasi keterbatasan kita kasyfulhijab untuk mengenali-Nya. Over-imajinatif dan di luar porsi kehambaan. Dengan melanggar hak prerogatif Tuhan untuk mengadili dan membuat keputusan sendiri sesuai hasrat dan nafsunya. Menemukan kebenaran-Nya dengan cara membuka lebar kejahatan. Melepas ...
Read more 0

Melawan Corona Sejak dalam Pikiran! #janganmudik

Melawan Corona Sejak dalam Pikiran! #janganmudik
Narasi
Semesta kita sedang berduka. Dengan adanya virus covid-19 yang terus mewabah hingga memakan banyak korban. Tentu ini adalah darurat kesehatan masyarakat secara global. Perlu disadari pemikiran yang optimisme untuk menumbuhkan kesadaran tiap-tiap lapisan masyarakat di dalam melawan. Khususnya untuk segera memutus mata rantai penularan di negara yang kita cintai ini dengan tidak mudik ke kampung halaman untuk sementara waktu. Jika kita mencintai mereka para keluarga atau kerabat yang ada di ...
Read more 2

Tangkal Spiral Radikalisme dengan Bela Pancasila

Tangkal Spiral Radikalisme dengan Bela Pancasila
Narasi
Seyogianya, bangsa ini terbentuk oleh konstruksi sosial masyarakat yang adil, damai dan mempunyai semangat persatuan dalam wadah yang satu, yaitu (Indonesia). Berafiliasi membangun kebaikan secara nasional (menyeluruh) dalam sejuta kebaikan bersama. Akan tetapi secara teoretis, ideologi yang terbentuk sebagai struktur sosial tersebut, saat ini sedang “teralienasi” oleh paham-paham di luar tubuh Indonesia yaitu radikalisme. Sejatinya, kesadaran secara prinsip, legalitas dan formalitas kebangsaan mulai terancam punah. Bangsa ini sedang berada pada ...
Read more 1