Selasa, 19 Maret, 2024
Informasi Damai
Archives by: Amil Nur fatimah

Amil Nur fatimah

0 comments

Amil Nur fatimah Posts

Titik-Temu Toleransi dalam Keheningan dan Rasa Lapar

Titik-Temu Toleransi dalam Keheningan dan Rasa Lapar
Narasi
Pada 11 Maret 2024, umat Hindu Bali tengah melaksanakan Hari Raya Nyepi. Di hari setelahnya, pada 12 Maret 2024, umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan. Jika kita pahami secara subtansial. Antara keheningan (Nyepi) dengan menahan rasa lapar (Puasa Ramadhan) pada dasarnya memiliki titik-temu kesadaran toleransi yang begitu kuat di dalamnya. Dalam konteks nyepi, umat Hindu mengheningkan diri yang berarti menghentikan segala aktivitas yang duniawi. Berdiam diri di rumah dan ...
Read more 0

Kebangkitan Khilafah Bermodal Prasangka dan Tak Berakar

Kebangkitan Khilafah Bermodal Prasangka dan Tak Berakar
Narasi
Seruan kebangkitan khilafah ini layaknya modus penipuan melalui telepon yang diiming-imingi hadiah. Sebuah tipu-daya yang usang dan semua orang sudah mengetahui modus kejahatannya. Sebab, kebangkitan khilafah itu sebagai ilusi yang tak berakar kebenarannya. Dia hanya bermodal prasangka dan gemar menduga-duga. Di hadapan teks suci, argumentasinya rapuh. Dia hanya bisa memanfaatkan potongan demi potongan ayat secara tekstual agar membenarkan intrik politiknya. Seruan kebangkitan khilafah tidak hanya pada saat momen 100 tahun ...
Read more 0

Cinta-Kasih Islam Menyambut Natal

Cinta-Kasih Islam Menyambut Natal
Keagamaan
Cinta-kasih di dalam Islam itu bersifat egalitarianisme-immanent. Kita diwajibkan untuk beribadah sesuai keyakinan kita. Tetapi kita dilarang merusak apalagi mengganggu umat agama lain dalam beribadah yang sesuai dengan keyakinan mereka. Artinya apa? cinta-kasih Tuhan di dalam Islam itu sejatinya menginginkan kehidupan umat manusia dalam kedamaian dan keamanan. Bukan dipenuhi dengan amoralitas dan pertumpahan-darah. Seperti pada momentum Natal pada 24 Desember 2023, Tuhan memang telah menjadikan prinsip (perbedaan agama) ke dalam ...
Read more 0

Perempuan Berdaya Menghadapi Terorisme

Perempuan Berdaya Menghadapi Terorisme
Faktual
Ada satu ungkapan yang cukup familiar di kalangan kita. Yaitu: suksesnya seorang laki-laki karena ada perempuan hebat di belakangnya. Ungkapan ini menunjukkan satu fakta, bahwa perempuan itu cenderung inspiratif dan berperan dalam membawa semangat perubahan-perubahan. Sebagaimana, perempuan harus menjadi pendorong yang inspiratif. Dalam berkontribusi aktif menghadapi problematika kebangsaan di tengah arus radikalisme-terorisme. Seperti dalam konteks perayaan hari ibu yang ke-95 pada 22 Desember 2023 dengan tema “Perempuan berdaya, Indonesia maju”. ...
Read more 0

Akar Terorisme di Indonesia : Hasrat Tegaknya Negara Islam

Akar Terorisme di Indonesia : Hasrat Tegaknya Negara Islam
Narasi
Cobalah berpikir logis. Terorisme itu sejatinya berakar pada hasrat tegaknya negara Islam. Segala aksi-aksi teror adalah “output” dari gerakan makar berjubah agama itu. Dari sini saja kita bisa menyadari, bahwa hasrat tegaknya “negara Islam” di Indonesia tidak lain sebagai gerakan destruktif dan bukan konsep ideal. Karena bertentangan dengan prinsip dalam membangun negara Darussalam. Yaitu sebuah negeri dengan segala keselamatan, kedamaian, kenyamanan dan keamanan. Kita jangan melihat bayangan tentang tegaknya negara ...
Read more 0

Status Non-Muslim di Era Negara Bangsa

Status Non-Muslim di Era Negara Bangsa
Narasi
Sangat tidak relevan di era negara bangsa, jika status non-muslim masih diidentifikasi sebagai kafir harbi, dzimmi, mu’ahad atau-pun musta’man. Karena non-muslim saat ini tidak sedang memerangi umat Islam (kafir Harbi). Saat ini kita tidak sedang dalam situasi perang, sebagaimana dalam fiqh klasik, non-muslim statusnya masih disebut sebagai (kafir Mu’ahad). Kita saat ini tidak sedang dalam prinsip negara kekhalifahan umat Islam di masa lalu. Bagaimana, status non-muslim masih disebut (kafir Dzimmi) ...
Read more 0

3 Jalan Baru Sumpah Pemuda di Abad Digital

3 Jalan Baru Sumpah Pemuda di Abad Digital
Narasi
Semesta tidak hanya mengilhami Indonesia dengan keragaman. Tetapi juga mengilhami para pemudanya yang memiliki semangat juang (persatuan) untuk kemerdekaan dengan spirit keragaman. Ditandai dengan lahirnya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak kebangkitan nasional di kalangan pemuda. Di abad digital saat ini, sumpah pemuda tentu memiliki (paradigma) jalan baru bagi pemuda-pemudi millennial dan gen Z. Seperti dalam spirit HSP ke-95 yang mengusung tema “Bersatu memajukan Indonesia”. Pemuda memiliki ...
Read more 0

Ajakan Jihad Perang di Negeri Damai? Inilah Bantahan Al-Qur’an

Ajakan Jihad Perang di Negeri Damai? Inilah Bantahan Al-Qur’an
Keagamaan
Di dalam Islam, tidak ada satu-pun perintah di dalam Al-Qur’an tentang jihad peperangan di tengah kondisi negeri yang damai. Sebab, perintah jihad berperang di dalam Al-Qur’an, itu mengacu ke dalam konteks-situasi (sedang diperangi). Jadi, konteks hukum jihad perang itu tidak berlaku selama kondisi damai atau tidak dalam peperangan/diperangi. Seperti di dalam kebenaran mutlak (Qs. Al-Baqarah 2:190) “Dan Perangi-lah mereka di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu. (tetapi) janganlah kamu melampaui ...
Read more 0

Merefleksikan 3 Makna Kemerdekaan dalam Al-Qur’an untuk Indonesia Emas 2045

Merefleksikan 3 Makna Kemerdekaan dalam Al-Qur’an untuk Indonesia Emas 2045
Keagamaan
Bulan Agustus adalah bulan kegembiraan bagi kita semua sebagai rakyat Indonesia. Di mana, bulan ini, tepatnya pada 17 Agustus 2023, kita akan kembali merayakan kemerdekaan Indonesia yang telah mencapai usia yang ke-78 tahun. Usia yang matang bagi bangsa ini untuk terus melaju, demi Indonesia maju di tahun emas 2045. Tentunya, saat ini kita perlu merenungi/merefleksikan semangat yang mendasari kemerdekaan itu. Yaitu persatuan, kebersamaan dan saling merangkul bersama adalah (kunci fundamental) ...
Read more 0

Radikalisasi Online dan Kekosongan Moral Pancasila di Era Post-Truth

Kebangsaan
Saat ini, kita memasuki sebuah era yang dikenal dengan era post-truth (Pasca Kebenaran). Di mana, manusia lebih bergairah mencari “pembenar” dari pada menemukan kebenaran itu sendiri. Dengan mengakali sesuatu yang tidak benar agar menjadi kebenaran. Fenomena radikalisasi online tentu mencoba melihat pola semacam itu. Dengan membawa ideologi kriminal sebagai “pembenar” mengatasnamakan agama. Mengakali sebuah kejahatan agar dianggap benar dan kebenarannya akan menimbulkan masalah bagi tatanan sosial. Problem yang semacam ini, ...
Read more 0