Kamis, 21 November, 2024
Informasi Damai
Archives by: Amil Nur fatimah

Amil Nur fatimah

0 comments

Amil Nur fatimah Posts

Meluruskan Salah Tafsir QS Al-Baqarah:42 Tentang Keharaman Salam Lintas Agama

Meluruskan Salah Tafsir QS Al-Baqarah:42 Tentang Keharaman Salam Lintas Agama
Keagamaan
Komisi Fatwa MUI mengeluarkan sebuah fatwa keharaman salam lintas agama. Mereka memahami sebuah ayat secara tekstual di dalam AL-Qur’an lalu dijadikan legitimasi dasar hukum fatwa tersebut. Yaitu (Qs. Al-Baqarah:42) “Dan janganlah kamu campur adukan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya”. Tentu, kita perlu meluruskan salah tafsir atas (Qs. Al-Baqarah:42). Sebab, istilah kata “janganlah kamu campur adukan kebenaran dengan kebatilan” jangan dipahami secara tekstual ke dalam ...
Read more 0

R.A. Kartini: Dari Kegelapan Konflik, Menuju Cahaya Perdamaian

R.A. Kartini: Dari Kegelapan Konflik, Menuju Cahaya Perdamaian
Narasi
Minggu 21 April 2024 diperingati hari Kartini. Sebagai seorang perempuan, ada satu hal yang harus kita sadari, bahwa Kartini bukanlah “sekadar” nama yang hanya dikenang. Kartini adalah simbol perjuangan kaum perempuan yang akan terus hidup dan abadi di dalam jati diri kita masing-masing. Dalam konteks argumentasi di atas, Saya tertarik dengan ungkapan terkenal R.A. Kartini, “Habis Gelap, Terbitlah Terang”. Perempuan harus menjadi “cahaya” yang terang (melepaskan kegelapan) di tengah konflik ...
Read more 0

Tradisi Ngejot dalam Mengembalikan Fitrah Persaudaraan Lintas Iman

Tradisi Ngejot dalam Mengembalikan Fitrah Persaudaraan Lintas Iman
Kebangsaan
Tradisi Ngejot, merupakan tradisi kultural masyarakat Bali yang berhasil menjadi jembatan persaudaraan lintas iman. Istilah Ngejot diambil dari bahasa Bali yang berarti memberi. Seperti pada momentum Hari Raya Idul Fitri, umat Islam di Bali dapat berbagi kebahagiaan di Hari Fitri lewat memberi makanan khas Idul Fitri kepada tetangga yang beragama Hindu, Kristen dll. Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana yakni I Gede Pitana menjelaskan terkait tradisi Ngejot. Bahwa tradisi ini ...
Read more 0

Mengeliminasi 4 Hawa Nafsu Politik di Bulan Suci

Mengeliminasi 4 Hawa Nafsu Politik di Bulan Suci
Narasi
Pada tanggal 20 Maret 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi telah mengumumkan hasil rekapitulasi nasional perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024. Artinya apa? Ini adalah tanda berakhirnya keterbelahan politik yang diselenggarakan 5 tahunan itu. Tugas kita telah selesai dan kita telah berhasil (berikhtiar) di dalam mengangkat seorang ulil amrih (pemimpin) yang harus kita terima secara bijaksana. Tugas kita selanjutnya adalah kembali (rekonsiliasi) ke jati diri yang bersaudara dan bersama ...
Read more 0

3 Esensi Puasa dalam Mereduksi Akar Islamophobia

3 Esensi Puasa dalam Mereduksi Akar Islamophobia
Narasi
Dalam konteks puasa di bulan suci Ramadhan. Selama 30 hari kita diperintah agar bisa menahan hawa nafsu. Tentu, hawa nafsu yang dimaksud bukan hanya perkara biologis, tetapi juga perkara hawa nafsu teologis. Hawa nafsu teologis, atau hawa nafsu beragama adalah “hasrat diri” memanfaatkan agama sesuai dengan kemauan dan kepentingan dirinya sendiri. Seperti membenarkan kezhaliman mengatasnamakan agama demi tujuan-tujuan seperti politik/kekuasaan. Jadi, islamophobia itu tumbuh karena ulah umat dalam beragama ketika ...
Read more 0

Titik-Temu Toleransi dalam Keheningan dan Rasa Lapar

Titik-Temu Toleransi dalam Keheningan dan Rasa Lapar
Narasi
Pada 11 Maret 2024, umat Hindu Bali tengah melaksanakan Hari Raya Nyepi. Di hari setelahnya, pada 12 Maret 2024, umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan. Jika kita pahami secara subtansial. Antara keheningan (Nyepi) dengan menahan rasa lapar (Puasa Ramadhan) pada dasarnya memiliki titik-temu kesadaran toleransi yang begitu kuat di dalamnya. Dalam konteks nyepi, umat Hindu mengheningkan diri yang berarti menghentikan segala aktivitas yang duniawi. Berdiam diri di rumah dan ...
Read more 0

Kebangkitan Khilafah Bermodal Prasangka dan Tak Berakar

Kebangkitan Khilafah Bermodal Prasangka dan Tak Berakar
Narasi
Seruan kebangkitan khilafah ini layaknya modus penipuan melalui telepon yang diiming-imingi hadiah. Sebuah tipu-daya yang usang dan semua orang sudah mengetahui modus kejahatannya. Sebab, kebangkitan khilafah itu sebagai ilusi yang tak berakar kebenarannya. Dia hanya bermodal prasangka dan gemar menduga-duga. Di hadapan teks suci, argumentasinya rapuh. Dia hanya bisa memanfaatkan potongan demi potongan ayat secara tekstual agar membenarkan intrik politiknya. Seruan kebangkitan khilafah tidak hanya pada saat momen 100 tahun ...
Read more 0

Cinta-Kasih Islam Menyambut Natal

Cinta-Kasih Islam Menyambut Natal
Keagamaan
Cinta-kasih di dalam Islam itu bersifat egalitarianisme-immanent. Kita diwajibkan untuk beribadah sesuai keyakinan kita. Tetapi kita dilarang merusak apalagi mengganggu umat agama lain dalam beribadah yang sesuai dengan keyakinan mereka. Artinya apa? cinta-kasih Tuhan di dalam Islam itu sejatinya menginginkan kehidupan umat manusia dalam kedamaian dan keamanan. Bukan dipenuhi dengan amoralitas dan pertumpahan-darah. Seperti pada momentum Natal pada 24 Desember 2023, Tuhan memang telah menjadikan prinsip (perbedaan agama) ke dalam ...
Read more 0

Perempuan Berdaya Menghadapi Terorisme

Perempuan Berdaya Menghadapi Terorisme
Faktual
Ada satu ungkapan yang cukup familiar di kalangan kita. Yaitu: suksesnya seorang laki-laki karena ada perempuan hebat di belakangnya. Ungkapan ini menunjukkan satu fakta, bahwa perempuan itu cenderung inspiratif dan berperan dalam membawa semangat perubahan-perubahan. Sebagaimana, perempuan harus menjadi pendorong yang inspiratif. Dalam berkontribusi aktif menghadapi problematika kebangsaan di tengah arus radikalisme-terorisme. Seperti dalam konteks perayaan hari ibu yang ke-95 pada 22 Desember 2023 dengan tema “Perempuan berdaya, Indonesia maju”. ...
Read more 0

Akar Terorisme di Indonesia : Hasrat Tegaknya Negara Islam

Akar Terorisme di Indonesia : Hasrat Tegaknya Negara Islam
Narasi
Cobalah berpikir logis. Terorisme itu sejatinya berakar pada hasrat tegaknya negara Islam. Segala aksi-aksi teror adalah “output” dari gerakan makar berjubah agama itu. Dari sini saja kita bisa menyadari, bahwa hasrat tegaknya “negara Islam” di Indonesia tidak lain sebagai gerakan destruktif dan bukan konsep ideal. Karena bertentangan dengan prinsip dalam membangun negara Darussalam. Yaitu sebuah negeri dengan segala keselamatan, kedamaian, kenyamanan dan keamanan. Kita jangan melihat bayangan tentang tegaknya negara ...
Read more 0