Deprecated: Function create_function() is deprecated in /var/www/vhosts/jalandamai.org/httpdocs/wp-content/themes/magic-mag/functions.php on line 83
Heru harjo hutomo - Jalan Damai
Jumat, 26 Juli, 2024
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

AI dan Kembalinya Manusia Ke Masa Bermain

AI dan Kembalinya Manusia Ke Masa Bermain
Narasi
Power puts into play of dynamic of constant struggle. There is no escaping it. But there is freedom in knowing the game is yours to play. —Michel Foucault Segenap teori resistensi seolah rubuh, atau setidaknya membutuhkan perombakan yang jauh dari bayangan awal, ketika orang hidup di era revolusi industri 4.0. Di era ini dinamika kehidupan orang seperti tak gampang untuk sekedar dikategorisasikan. Taruhlah teori tentang pergolakan kelas ala tradisi “kiri” ...
Read more 0

Era AI dan Radikalisme Sebagai Pseudo-Ideology

Era AI dan Radikalisme Sebagai Pseudo-Ideology
Narasi
Ideologi adalah sebuah perkara yang benar-benar telah selesai. Bukan karena tingkat kecerdasan orang yang makin hari makin menurun, ketika kecerdasan itu dapat diukur dengan bagaimana orang dengan gamblang dapat memproyeksikan masa depan sekaligus menggapainya dengan langkah-langkah yang taktis, namun tuntutan zaman seolah memang tak menghendaki idealitas dan realitas itu dapat terpilah dan terpilih. Gamblang, teknologi, yang menurut Heidegger merupakan “Enframing” atau pembingkai kehidupan, adalah “the first principle” yang konon mendasari ...
Read more 0

Kekerasan dan Watak Meditatif Gen Alfa

Kekerasan dan Watak Meditatif Gen Alfa
Narasi
Dalam aktifitas dolanan di Jawa terdapat mainan yang disebut sebagai “gangsingan.” Ketika orang mengamati, semakin cepat perputaran gangsingan itu justru akan terlihat semakin anteng atau kelihatan diam terpusat. Karena itulah dalam estetika Jawa terdapat jenjang tentang ketinggian kualitas sebuah karya seni, dari yang mulai penuh gerakan hingga seolah menjadi minim gerakan dan bahkan diam, dari yang penuh bising hingga bahkan tanpa sesesap suara apapun atau hening. Dan justru yang seakan-akan ...
Read more 0

Menggalakkan Kembali Konsep Kewarganegaraan di Tengah Potensi Konflik Antara “Nasionalisme Merah” dan “Nasionalisme Putih”

Narasi
Transnasionalisasi adalah memang salah satu ancaman di Indonesia yang tak mudah lemah dalam hal ideologi dan pergerakan. Setelah Islam ala salafi-wahabi, Hizbut Tahrir, dan bahkan IS, yang semuanya menjadikan “dunia seberang” sebagai pusat keagamaan, dan otomatis pula pusat politik-budaya-ekonomi, orang Indonesia pun berpotensi untuk menghadapi gelombang transnasionalisasi yang sudah bertransformasi sedemikian rupa. Bukan karena banyak dari gerakan semacam JI sudah kembali ke pangkuan Bumi pertiwi, namun kondisi global seolah menuntut ...
Read more 0

Keakraban di Balik Keberjarakan: Antara Formalisasi Agama dan Substansialisasi Agama

Keakraban di Balik Keberjarakan: Antara Formalisasi Agama dan Substansialisasi Agama
Narasi
Keakraban, kadangkala, akan tampak tak sebagaimana orang bayangkan: penuh penghormatan dan bahkan ketakutan. Kisah kaum hakikat dalam sejarah agama, yang kerap bertubrukan dengan kaum syari’at, pada dasarnya adalah juga sebentuk kisah tentang keakraban yang dibaca sebagai sebentuk kekurangajaran, penyepelean, dan bahkan penyimpangan. Dalam bahasa pendekatan agama yang terkini, kaum hakikat itu dilabeli dengan banyak penyebutan: kaum kultural, kaum substansial, kaum moderat, dan bahkan kaum liberal. Secara diametral biasanya mereka akan ...
Read more 0

Ketika Agama Bersilangsengkarut dengan Kuasa

Ketika Agama Bersilangsengkarut dengan Kuasa
Narasi
Dahulu sepertinya zaman memang menyediakan dunia-dunia yang masih bisa berdiri sendiri. Taruhlah dalam dunia pesantren yang, ketika orang ingin memperdalam ilmu tarekat, ia tahu akan belajar ke pesantren mana. Ataupun ketika orang itu ingin memperdalam ilmu-ilmu kejadugan, ia pun sudah tahu akan pergi ke pesantren mana. Dan dalam kekhususan masing-masing itu, seolah-olah orang saling paham bahwa dunia yang tengah mereka jalani itu memiliki aturan main yang khas atau berbeda antara ...
Read more 0

Agama dan Negara dalam Anyaman Raja-raja Jawa

Agama dan Negara dalam Anyaman Raja-raja Jawa
Narasi
Kisah agama dan negara adalah laiknya kisah Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji, sebuah kisah yang banyak mengilhami bentuk kesenian tradisional sebagaimana tarian-tarian bertopeng yang mengecambah dari Nusantara hingga sebagian Asia. Adakalanya keduanya, yang direpresentasikan oleh para pemimpin agama (ulama) dan para pemimpin negara (umaro), tampak bersatu dalam satu citra pemimpin yang lazim teranyam di era pra-modern. Setelah modernisme yang melahirkan era modern tumbuh, dengan ditandai oleh perkawinan sains dan kapitalisme, ...
Read more 0

Sepijar Iman dalam Kebhinekaan

Sepijar Iman dalam Kebhinekaan
Narasi
Dalam tradisi kajian keislaman lazim dikenal adanya empat corak kajian, meskipun bagi sementara kalangan muslim sendiri ada yang tak mengakui keabsahannya, kajian syari’at, tarekat, hakikat, dan ma’rifat. Atas dasar kategorisasi corak kajian itu, tentu toleransi atas perbedaan agama yang selama ini dikenal akan mendapatkan gugatan dan barangkali juga perumusan yang jauh lebih gamblang. Taruhlah orang-orang yang sudah menginjak pada bentuk kajian hakikat, jangankan terhadap perbedaan agama, bahkan pun—dalam satu agama ...
Read more 0

Penghayat Kepercayaan dan Praksis Ketuhanan Yang Maha Esa

Penghayat Kepercayaan dan Praksis Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan
Orang-orang Nusantara di masa lalu sepertinya memang sudah selesai dengan problem ketuhanan. Pancasila, yang konon digali dari rahim kebudayaan Nusantara sendiri, mencantumkan istilah akan paham ketuhanan orang-orang Nusantara itu sebagai sila pertamanya yang tak akrab dalam istilah agama apapun: “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Maka dapat dipertanyakan tentang narasi yang selama ini mengiringi kedatangan agama-agama besar di Nusantara—seperti “Islamisasi,” “Kristenisasi,” dst.—yang seolah-olah orang-orang Nusantara itu adalah orang-orang yang “kurang” dalam beragama, ...
Read more 0

Tuhan dan Moderasi

Tuhan dan Moderasi
Keagamaan
Tumuwuh tan tumutuh Lamun batine samya jinumbuh Sih kali sing lalis lestantun kaswasih Ros temen tinemu sadu Ati teteg teguh tanggon —Heru Harjo Hutomo Sebagaimana pluralisme, moderasi beragama masih juga dianggap sebagai produk dari liberalisme dalam politik maupun kapitalisme dalam ekonomi yang identik dengan sekularisme. Pada dasarnya anggapan ini tak sepenuhnya keliru. Satu hal yang mesti dipahami adalah bahwa daya hidup dari liberalisme, utamanya kapitalisme, adalah mengkooptasi apapun yang ...
Read more 0