Kamis, 21 November, 2024
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024
Narasi
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala kemanusiannya. Dari titik inilah dunia politik tak jauh berbeda dengan dunia sastra yang konon adalah cerminan dari kehidupan manusia yang bergelut dengan segala kemanusiaannya. Maka, pada titik ini pula, tepatlah kalimat klise bahwa tak ada yang sama sekali sempurna, dimana menurut bahasa manusia beragama, kesempurnaan itu hanyalah pada Tuhan semata. Namun, persoalan akan timbul ketika ...
Read more 0

Demam “Islam” dan Melankolia Ke-2

Demam “Islam” dan Melankolia Ke-2
Narasi
Pernah suatu ketika sebuah komunitas seni rupa “kontemporer,” yang dari segi istilah telah menunjukkan semangat “permainan” ala postmodernisme, kerap mengusung tema-tema yang yang tak termaktub dalam narasi agung atau ideologi mainstream: “khilafah,” “hijrah,” “syari’ah,” dsb. Ketika melihat pada permukaan, dan inilah yang banyak dianggap ketika orang berhadapan dengan seni-seni yang dikategorikan “postmodern,” tentu orang akan menyangka bahwa sang perupa sekedar ingin meneguhkan bahwa arusutama tak bisa didefinisikan tanpa adanya aruspinggiran, ...
Read more 0

Di Balik Klaim “Islam” dan Pemendaman Kaum Pribumi dari Sejarah Kemerdekaan

Di Balik Klaim “Islam” dan Pemendaman Kaum Pribumi dari Sejarah Kemerdekaan
Narasi
Membahas sejarah, pada dasarnya, adalah membahas kenangan yang tentunya hanya yang manis-manis yang lazim dimunculkan. Dan dalam kenangan itu, ketika disampaikan, wajar seandainya terjadi proses penggelembungan atau justru pengurangan informasi yang jauh dari memadai. Namun, siapakah sebenarnya yang berhak menyatakan sebuah informasi dari masa lalu itu memadai atau tidak ketika dinyatakan dari perspektif masa kini? Setelah ideal “khilafah” memudar, dan upaya pengislaman beberapa tokoh-tokoh sejarah ternama, kembali bangsa Indonesia dihadapkan ...
Read more 0

Kepemimpinan, Pancasila, dan Ketersinambungan Tafsir

Kepemimpinan, Pancasila, dan Ketersinambungan Tafsir
Narasi
Sejak mulanya, harapan akan demokrasi yang berkembang di era pemerintahan Jokowi adalah demokrasi yang mampu memberi pengakuan dan ruang bagi unsur-unsur masyarakat yang memang sudah jengah dengan segala agenda modernisme, yang kondang dengan ukurannya yang tunggal: masyarakat desa, masyarakat adat, masyarakat religius, kaum perempuan, dsb. Meskipun pada kenyatannya tuntutan-tututan zaman itu belum sepenuhnya terwujud, namun setidaknya, secara regulatif, pemerintah di era Jokowi sudah memberikan berbagai pengakuan dan ruang bagi komunitas-komunitas ...
Read more 0

Sangkan-Paran, Kebudayaan, dan Mata Air Keagamaan

Sangkan-Paran, Kebudayaan, dan Mata Air Keagamaan
Narasi
Sejauh mana pada dasarnya lokalitas dalam ungkapan “kearifan lokal” ketika ternyata kearifan itu telah melewati batas-batas tradisionalnya? Dan ketika, “lobalitas” (lokalitas yang telah mengglobal) sudah menjadi fakta kehidupan kontemporer, orang goblok macam apa yang masih menganggapnya sebagai sampah akidah sekaligus sumber kemerosotan peradaban, apalagi dengan menggunakan dalil-dalil agama yang sudah bercampurbaur dengan semangat “berkemajuan” yang absurd? Orang barangkali mengenal Dr. Soemantri Hardjoprakoso, seorang anggota Pangestu (sebuah aliran kebatinan yang jelas-jelas ...
Read more 0

Dakwah di Tengah Tuntutan Sebagai Umat Beragama Sekaligus Warganegara

Dakwah di Tengah Tuntutan Sebagai Umat Beragama Sekaligus Warganegara
Narasi
Dalam sebuh kisah, seorang kyai tengah didatangi oleh seorang pelacur, yang tentu saja untuk mencari berkah agar aktifitas dagangnya laris-manis. Tak dinyana, kyai itu pun mengabulkan permintaan sang pelacur dengan tanpa basa-basi. Dalam kacamata umum tentu saja sang kyai itu akan dinilai sebagai orang yang nggedabrus atau seorang kyai pemuja setan. Bukannya menobatkan sang pelacur laiknya agamawan-agamawan yang gagah dalam memegang amanah syari’ah, sang kyai justru mendoakan sang pelacur sesuai ...
Read more 0

Kedewasaan Beragama, Menata Rasa Sesama

Kedewasaan Beragama, Menata Rasa Sesama
Narasi
Nuladha laku utama Tumrape wong Tanah Jawi Wong agung ing Ngeksiganda Panembahan Senopati Kepati amarsudi Sudane hawa lan nepsu Pinesu tapa brata Tanapi ing siyang ratri Amamangun karyenak tyasing sasama —Serat Wedhatama Pemahaman keagamaan yang radikal, pada dasarnya juga bisa dipicu oleh latar-belakang keagamaan yang kecil ataupun kurang. Tak jarang, dalam konteks agama Islam, orang-orang yang sok islami sebelumnya hanyalah para libertarian yang kemudian merasa bertobat, dan celakanya, menganggap yang ...
Read more 0

Iman yang Melampaui Segala Simbol dan Atribut

Iman yang Melampaui Segala Simbol dan Atribut
Narasi
Paguyuban Sumarah adalah satu di antara beberapa aliran penghayat kepercayaan yang secara terang-terangan berbicara tentang iman yang tumbuh dan berkembang tanpa adanya simbol ataupun atribut yang lazimnya melekat pada suatu “sistem iman.” Ketika pada umumnya orang masih butuh berbagai simbol dan atribut, yang konon dikenakan untuk meneguhkan keimanannya, orang-orang Sumarah seolah sudah menginjakkan kaki di ranah bahwa untuk menikmati seteguk air tak perlu rasanya memperkarakan apa yang menjadi wadahnya. Hal ...
Read more 0

Muhammad dan Kehidupan

Muhammad dan Kehidupan
Narasi
Konon, al-Ghazali adalah salah satu ulama yang memandang sosok Muhammad dengan dua perspektif, sebagai sosok spiritual, yang otomatis bersifat universal, dan sebagai sosok manusia yang sudah pasti terbingkai oleh segala konteks yang mengitarinya. Sebagai sosok spiritual, Muhammad mewariskan hal-hal yang bernilai universal yang pada akhirnya membuatnya dikenal sebagai curahan rahmat bagi semesta alam. Sementara, ketika ia dikabarkan tidur dengan memiringkan tubuhnya ke arah kanan dan menggunakan salah satu tangannya sebagai ...
Read more 0

Agama, Spiritualitas, dan Diplomasi Perdamaian

Narasi
Agama ataupun spiritualitas, pada dasarnya adalah juga sebuah media, dan bahkan jalan, yang dapat diendapi oleh berbagai kepentingan yang memang tak bisa dielakkan dalam sebuah kehidupan. Bahkan pun dalam niatnya yang paling suci dan luhur, ia tetap saja digerakkan oleh sebuah kepentingan: ridha Tuhan. Kepentingan, yang dalam khazanah kebudayaan Jawa dapat disepadankan dengan “karep,” adalah sebentuk azas dalam dalam sebuah kehidupan. Taruhlah dalam pagelaran wayang purwa Jawa yang disimbolisasikan dengan ...
Read more 0