“Allah,” ucap seorang anak di sela-sela keasyikannya berlari dan berbicara sebagai sebentuk aktifitas kemanusiaan yang baru saja lancar dilakukan. Bisa jadi, ucapan “Allah” itu terbentuk karena TV, pengajaran orangtua atau orang lainnya. Namun, satu hal yang pasti, saya selaku bapaknya belum pernah mengajarinya dan tontonan TV ataupun pengajaran para orangtua awam tak semata kalimat “Allah” yang berdiri sendiri yang lazim diajarkan. Tak pula anak itu, Pandam namanya, saya ukur dengan ...
Read more 0 Heru harjo hutomo
Heru harjo hutomo Posts
Apa yang tampak baik, dan secara sekilas seperti hal yang dianjurkan, terkadang adalah hal yang akan berdampak buruk atau tak baik. Contoh paling kentara dari pemahaman itu adalah agama. Di antara berbagai dimensi yang dimiliki manusia, dimensi religiositas adalah dimensi yang paling dalam ketika menggigit, hingga rasanya, ironisnya, ada yang kurang ketika seumpamanya gigitan itu dilepaskan. Pada tahap itulah orang kemudian dihadapkan pada satu bentuk hijab teragung yang sekilas seperti ...
Read more 0 Eskapisme kerapkali menjadi stigma dari sebuah spiritualitas, entah itu spiritualitas yang berbasiskan agama ataupun spiritualitas yang berbasiskan budaya-budaya yang terwariskan. Dalam sejarah peradaban Islam pernah pada suatu masa spiritualitas Islam atau tasawuf dituding sebagai sumber dari kemerosotan peradaban Islam. Bagi golongan yang memang terkesan meletakkan agama sebagai sesuatu yang lebih besar daripada Tuhan itu, tasawuf seolah-olah seperti platonisme yang meyakini bahwa kesejatian itu adalah di alam ide dan bukannya di ...
Read more 0 Dalam sepanjang sejarah republik Indonesia, atau bahkan jauh sebelum NKRI terbentuk— khususnya pada masa Adipati Unus yang pernah mengobarkan perang dengan portugis ketika Malaka (yang bukan Jawa) terjajah—, pernahkah orang Indonesia ataupun Nusantara tergelegak jiwa jantannya dan berperang untuk orang-orang syi’ah? Ketika tak ada rasa simpatik dan bahkan empatik terhadap orang-orang Nusantara pada kepedihan orang-orang syi’ah, maka lantas patut dipertanyakan tentang status orang-orang syi’ah di kalangan muslim Indonesia ataupun Nusantara. ...
Read more 0 Nasionalisme, sejauh ini, selalu saja dihadapkan pada agama sebagaimana dua entitas yang sama sekali berbeda dan bahkan bertentangan. Sekali pun terjadi penggabungan, seperti halnya pada ideologi nasionalisme-religius, masih saja terdapat pengandaian dasar bahwa nasionalisme atau agama adalah dua entitas yang serba berkekurangan dan hanya akan lengkap ketika mereka digabungkan, seakan-akan pada kebangsaan sama sekali tak ada nilai-nilai yang dapat dianggap agamis atau pada agama sama sekali tak ada nilai-nilai yang ...
Read more 0 Pada sebuah kesempatan, seorang Bhante mengatakan pada saya, Buddhisme itulah yang sebenarnya dipraktikkan oleh orang orang-orang kejawen. Bagi saya, ungkapan itu memang tak terlalu berlebihan. Apalagi ketika sepuluh tahun kemudian saya sempat berdiskusi dan mewawancarai seorang pendeta Buddhis, yang berbeda dengan seorang Bhante, boleh menggauli perempuan (Berpijak di Akar Budaya yang Sama, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.org). Namun, ternyata kejawen tak hanya cukup apik dalam menganyam Buddhisme sehingga tak tampak asing ...
Read more 0 Apa yang sebenarnya dibanggakan dari sebuah agama ketika segala hal yang gumelar atau yang tampak sama sekali tak tergantung olehnya? Pusat Media Damai BNPT pernah merilis hasil survei 2024 yang menyingkapkan bahwa ternyata eksklusivitas agama masih menjadi sebentuk kebanggan seorang anak manusia di instansi pendidikan di Indonesia. Meskipun mayoritas siswa tak menginginkan sistem agama tertentu mengatur kehidupan sosial mereka, menurut hasil survei itu, ternyata mereka merasa lebih dapat berbangga ria ...
Read more 0 Saya tak pernah tahu apakah Kartini pernah mengenal Nyi Ageng Serang, salah seorang perempuan penasehat perang Pangeran Dipanegara, atau Nyai Harjo Besari, seorang washitah atau mursyid perempuan pertama di Indonesia. Sebab, tuntutannya akan “kebebasan perempuan” dalam berbagai keluh-kesahnya sama sekali tak mencerminkan nasib para perempuan di Nusantara sejauh ini. Namun, tafsir selama ini atas berbagai keluh-kesah Kartini seolah menempatkan kebudayaan Nusantara telah mempersempit, dan bahkan menutup sama sekali, ruang bagi ...
Read more 0 Terdapat sebuah kisah tentang seorang muslim yang justru seperti menemukan hakikat Islam dengan jalur kebudayaan Jawa atau kejawen, sebuah kebudayaan yang konon pernah, dan barangkali juga masih, dianggap sebagai sebentuk “noda akidah.” Konon, dalam khazanah keislaman sendiri, peristiwa isra’ mi’raj yang pernah terjadi pada diri nabi adalah sebuah peristiwa yang menyingkapkan keluhuran kedudukan seorang anak manusia, yang secara paradoksal, adalah justru seorang “kawula” atau hamba. Bukankah dalam peristiwa itu ibadah ...
Read more 0 Ana kayu apurwa sawiji Wit buwana epang keblat papat Agodhong mega tumembe Apradapa kekuwung Kembang lintang segara langit Sami andaru kilat Woh surya lan tengsu Asirat bun lawan udan Apepuncak akasa bungkah pertiwi Oyode bayu bajra —Sunan Kalijaga. Konon, untuk menghancurkan sebuah bangsa adalah dengan mengaburkan sejarahnya, membumihanguskan warisan-warisannya, dan memutuskan hubungan dengan leluhurnya (Architects of Deception: the Concealed History of Freemasonry, Juri Lina, 2004). Ketiga faktor penghancuran itu ...
Read more 0