Selasa, 7 Oktober, 2025
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Kejawen di Tengah Solusi Dua Negara: Israel dan Palestina

Kejawen di Tengah Solusi Dua Negara: Israel dan Palestina
Kebangsaan
Seorang pujangga kenamaan Jawa, Ronggawarsita, mengabarkan bahwa bangsa Jawa adalah keturunan Nabi Ismail dari jalur Prabu Sarkil yang beranakkan Aji Saka. Kabar itu terdapat dalam Serat Paramayoga, sebuah serat yang menyajikan silsilah para raja Jawa. Sebelum filologi menjadi bagian yang penting dalam bidang kajian sejarah agama-agama, dimana salah satunya cukup dipopulerkan oleh Prof. Menachem Ali, kabar-kabar seperti halnya kabar dari seorang Ronggawarsita itu selama ini hanya dianggap sekedar lelucon belaka ...
Read more 0

Kebudayaan dan Keabsahan Klaim “Pribumi”

Kebudayaan dan Keabsahan Klaim “Pribumi”
Kebangsaan
Seorang Abdurrahman Wahid pernah mencetuskan istilah “Islam Pribumi” jauh sebelum istilah “Islam Nusantara” ada. Dan, dalam bidang Islamic Studies, pernah ada yang mempermasalahkan istilah “pribumi” di situ, seakan-akan dapat menyingkapkan potensi diskriminasi dan perpecahan. Atau kalau tak demikian, dengan menjumput logika kaum postmodernis-ngehe, kemustahilan keaslian yang merujuk pada ide besar “identitas.” Saya tak akan membahas seorang Abdurrahman Wahid di sini, namun ide besarnya soal kepribumian patut untuk direnungkan mengingat kini ...
Read more 0

Gen Z dan Kejawen

Photo 2025 09 19 13.52.11
Narasi
Sapantoek wahyoening Allah Gya doemilah mangoelah ngelmoe bangkit Bangkit mikat reh mangoekoet Koekoetaning jiwangga Jen mangkono kena sineboet wong sepuh Liring sepoeh sepi hawa Awas roroning atunggil —Serat Wedhatama, Mangkunagara IV Konon, setiap anak adalah milik zamannya dan, sebagaimana “keharaman” dalam ilmu sejarah, menerapkan ukuran zaman tertentu pada zaman yang lain adalah sebentuk anakronisme. Orang tak mungkin mencela ataupun memuji generasi X, misalnya, sebagai sebuah generasi yang asing dengan ...
Read more 0

Kejawen dan Demokrasi Substantif

Kejawen dan Demokrasi Substantif
Kebangsaan
Dalam kebudayaan Jawa, demokrasi sebagai substansi sebenarnya sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum istilah “demokrasi” itu tercipta. Tak sekedar sebentuk konsep sosial-politik-ekonomi, dalam kebudayaan Jawa demokrasi sebagai substansi itu justru untuk pertama kalinya berkaitan dengan hubungan antara Tuhan (Gusti) dan insan (kawula). Dalam kebudayaan Jawa, sebagaimana yang tercermin dalam pagelaran wayang kulit, Tuhan tak selamanya didudukkan sebagai sang dalang sebagaimana yang selama ini diasumsikan. Lepas dari citra totalitarianisme dan otoritarianisme, ...
Read more 0

Sangkan-Paran, Ingsun, dan Kedaulatan

Sangkan-Paran, Ingsun, dan Kedaulatan
Narasi
Tentang arti dari sebuah kedaulatan, barangkali Sri Sultan Hamengku Buwana I adalah salah satu sosok yang paling kentara dalam memperjuangkan dan kemudian meraihnya. Apabila sosok-sosok lain hanya cukup memperjuangkan dan kemudian meraih kedaulatan entah pada bidang politik, ekonomi, budaya, dsb., raja pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu nyaris memperjuangkan dan kemudian meraih kedaulatan di segenap lini kehidupan, termasuk agama dan spiritualitas. Kita semua tentunya cukup paham tentang bagaimana sikap Pangeran Mangkubumi, ...
Read more 0

Ma-Hyang, Toleransi, dan Kesalehan dalam Kebudayaan Jawa

Ma-Hyang, Toleransi, dan Kesalehan dalam Kebudayaan Jawa
Kebangsaan
urip iku entut gak urusan jawa utawa tionghoa muslim utawa Buddha kabeh iku padha neng ngendia ae tetep entut terus geneya padha rebut? —Semar Mubal, Heru Harjo Hutomo Di sebuah gelaran karawitan, seorang yang tahu bahwa saya adalah seorang yang pernah bersekolah filsafat, mengatakan bahwa sebenarnya orang-orang Jawa itu menyembah leluhur, yang dikenal dengan sebutan “Eyang.” Saya pun tak menampik penafsiran semacam itu ketika istilah “leluhur” hanyalah pengembangan lebih ...
Read more 0

Agama dan Kehidupan

Agama dan Kehidupan
Keagamaan
“Allah,” ucap seorang anak di sela-sela keasyikannya berlari dan berbicara sebagai sebentuk aktifitas kemanusiaan yang baru saja lancar dilakukan. Bisa jadi, ucapan “Allah” itu terbentuk karena TV, pengajaran orangtua atau orang lainnya. Namun, satu hal yang pasti, saya selaku bapaknya belum pernah mengajarinya dan tontonan TV ataupun pengajaran para orangtua awam tak semata kalimat “Allah” yang berdiri sendiri yang lazim diajarkan. Tak pula anak itu, Pandam namanya, saya ukur dengan ...
Read more 0

Tradisi Suran dan Titik Terendah dari Hijrah

Tradisi Suran dan Titik Terendah dari Hijrah
Kebangsaan
Apa yang tampak baik, dan secara sekilas seperti hal yang dianjurkan, terkadang adalah hal yang akan berdampak buruk atau tak baik. Contoh paling kentara dari pemahaman itu adalah agama. Di antara berbagai dimensi yang dimiliki manusia, dimensi religiositas adalah dimensi yang paling dalam ketika menggigit, hingga rasanya, ironisnya, ada yang kurang ketika seumpamanya gigitan itu dilepaskan. Pada tahap itulah orang kemudian dihadapkan pada satu bentuk hijab teragung yang sekilas seperti ...
Read more 0

Hamemayu Hayung Bawana dan Perdamaian Global

Hamemayu Hayung Bawana dan Perdamaian Global
Kebangsaan
Eskapisme kerapkali menjadi stigma dari sebuah spiritualitas, entah itu spiritualitas yang berbasiskan agama ataupun spiritualitas yang berbasiskan budaya-budaya yang terwariskan. Dalam sejarah peradaban Islam pernah pada suatu masa spiritualitas Islam atau tasawuf dituding sebagai sumber dari kemerosotan peradaban Islam. Bagi golongan yang memang terkesan meletakkan agama sebagai sesuatu yang lebih besar daripada Tuhan itu, tasawuf seolah-olah seperti platonisme yang meyakini bahwa kesejatian itu adalah di alam ide dan bukannya di ...
Read more 0

Israel vs. Iran dan Runtuhnya Mitos “Sesama Muslim”

Israel vs. Iran dan Runtuhnya Mitos “Sesama Muslim”
Narasi
Dalam sepanjang sejarah republik Indonesia, atau bahkan jauh sebelum NKRI terbentuk— khususnya pada masa Adipati Unus yang pernah mengobarkan perang dengan portugis ketika Malaka (yang bukan Jawa) terjajah—, pernahkah orang Indonesia ataupun Nusantara tergelegak jiwa jantannya dan berperang untuk orang-orang syi’ah? Ketika tak ada rasa simpatik dan bahkan empatik terhadap orang-orang Nusantara pada kepedihan orang-orang syi’ah, maka lantas patut dipertanyakan tentang status orang-orang syi’ah di kalangan muslim Indonesia ataupun Nusantara. ...
Read more 0