Ana kayu apurwa sawiji Wit buwana epang keblat papat Agodhong mega tumembe Apradapa kekuwung Kembang lintang segara langit Sami andaru kilat Woh surya lan tengsu Asirat bun lawan udan Apepuncak akasa bungkah pertiwi Oyode bayu bajra —Sunan Kalijaga. Konon, untuk menghancurkan sebuah bangsa adalah dengan mengaburkan sejarahnya, membumihanguskan warisan-warisannya, dan memutuskan hubungan dengan leluhurnya (Architects of Deception: the Concealed History of Freemasonry, Juri Lina, 2004). Ketiga faktor penghancuran itu ...
Read more 0 Heru harjo hutomo
Heru harjo hutomo Posts
Tak ada manifestasi iman yang paling membumi daripada iman yang pernah disajikan oleh Sunan Kalijaga. Klaim ini tentu saja bukanlah klaim yang mengada-ada mengingat ia adalah salah satu anggota Walisongo yang oleh sejarah dicatat sebagai para pembubuh karakter Islam di Nusantara. Kenusantaraan Kalijaga dalam berislam bukan semata ia pernah tercatat sebagai satu-satunya wali yang tak pernah pergi berhaji ke Makkah. Bukan pula semata ia satu-satunya wali, pada eranya, yang tak ...
Read more 0 Ada sebuah kearifan Jawa tentang “lelaku” ataupun “laku” yang secara harfiah berarti berjalan. Memang, dalam kearifan Jawa sendiri lelaku ataupun laku itu adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus, yang berbeda dengan “lakon” yang mesti berjangka waktu. Dari istilah lelaku ataupun laku itulah, dalam dunia sufisme, istilah “suluk” kemudian mendapatkan persinggungannya. Dan jelas, perjalanan ataupun berjalan di sini adalah sebuah kegiatan batin atau eksplorasi ke dalam diri. Kenapa mesti mengadakan ...
Read more 0 Nandhing sarira iku Aku-sliramu dudu Tepa sarira rasamu-rasengmami Mulat sarira puniku Swug sirna pandhakuning wong —“Kandha Manyura,” Heru Harjo Hutomo Sungguh sebentuk relasi yang cukup “beriman,” untuk tak mengatakan sekedar kecakapan dalam mengakui dan menghormati. Demikianlah perjumpaan Raja Baldwin IV (Raja Yerusalem) dan Sultan Saladin al-Ayyubi yang tengah berperang dalam gambaran film Kingdom of Heaven (2005). Pada perjumpaan itu, Sultan Saladin menyatakan akan mengirimkan tabibnya untuk mengobati Baldwin ...
Read more 0 Pancasila, yang konon disebut-sebut sebagai dasar negara, tak pernah menyematkan istilah agama di dalamnya, meskipun Indonesia dikenal sebagai negara beragama. Hal ini tentu saja memicu orang untuk bertanya lebih lanjut, apakah Pancasila menyamakan Tuhan, sebagaimana yang termaktub dalam sila I, dengan agama yang dalam pandangan umum tak bisa dibedakan dengan Tuhan atau ketuhanan. Atau justru, Pancasila memandang bahwa Tuhan dan agama adalah dua hal yang berbeda dan bisa dibedakan, yang ...
Read more 0 “Pangrungu ingsun duk masih alit/ Nora Islam dumeh sembahyang/ Nora Islam dene pangangge/ Nora Islam dene destar puniku/ Nora Islam dene kolambi/ Nora Islam dene sastra/ Duk pangringu ingsun/ apan ewuh jenenge wong Islam/ Nora Islam sejatine nampik kelawan milik/ Batal kharam miwah kharam “Pangrungu ingsun duk ing nguni/ Nora Islam dene sembahyang/ Yen tan weruh maring islame/ Miwah ing kafir puniku/ Nora dumeh mangano babi/ Senajan sembahyang/ Kelawan pitutur/ ...
Read more 0 Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala kemanusiannya. Dari titik inilah dunia politik tak jauh berbeda dengan dunia sastra yang konon adalah cerminan dari kehidupan manusia yang bergelut dengan segala kemanusiaannya. Maka, pada titik ini pula, tepatlah kalimat klise bahwa tak ada yang sama sekali sempurna, dimana menurut bahasa manusia beragama, kesempurnaan itu hanyalah pada Tuhan semata. Namun, persoalan akan timbul ketika ...
Read more 0 Pernah suatu ketika sebuah komunitas seni rupa “kontemporer,” yang dari segi istilah telah menunjukkan semangat “permainan” ala postmodernisme, kerap mengusung tema-tema yang yang tak termaktub dalam narasi agung atau ideologi mainstream: “khilafah,” “hijrah,” “syari’ah,” dsb. Ketika melihat pada permukaan, dan inilah yang banyak dianggap ketika orang berhadapan dengan seni-seni yang dikategorikan “postmodern,” tentu orang akan menyangka bahwa sang perupa sekedar ingin meneguhkan bahwa arusutama tak bisa didefinisikan tanpa adanya aruspinggiran, ...
Read more 0 Membahas sejarah, pada dasarnya, adalah membahas kenangan yang tentunya hanya yang manis-manis yang lazim dimunculkan. Dan dalam kenangan itu, ketika disampaikan, wajar seandainya terjadi proses penggelembungan atau justru pengurangan informasi yang jauh dari memadai. Namun, siapakah sebenarnya yang berhak menyatakan sebuah informasi dari masa lalu itu memadai atau tidak ketika dinyatakan dari perspektif masa kini? Setelah ideal “khilafah” memudar, dan upaya pengislaman beberapa tokoh-tokoh sejarah ternama, kembali bangsa Indonesia dihadapkan ...
Read more 0 Sejak mulanya, harapan akan demokrasi yang berkembang di era pemerintahan Jokowi adalah demokrasi yang mampu memberi pengakuan dan ruang bagi unsur-unsur masyarakat yang memang sudah jengah dengan segala agenda modernisme, yang kondang dengan ukurannya yang tunggal: masyarakat desa, masyarakat adat, masyarakat religius, kaum perempuan, dsb. Meskipun pada kenyatannya tuntutan-tututan zaman itu belum sepenuhnya terwujud, namun setidaknya, secara regulatif, pemerintah di era Jokowi sudah memberikan berbagai pengakuan dan ruang bagi komunitas-komunitas ...
Read more 0