Kamis, 21 November, 2024
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Menggalakkan Kembali Konsep Kewarganegaraan di Tengah Potensi Konflik Antara “Nasionalisme Merah” dan “Nasionalisme Putih”

Narasi
Transnasionalisasi adalah memang salah satu ancaman di Indonesia yang tak mudah lemah dalam hal ideologi dan pergerakan. Setelah Islam ala salafi-wahabi, Hizbut Tahrir, dan bahkan IS, yang semuanya menjadikan “dunia seberang” sebagai pusat keagamaan, dan otomatis pula pusat politik-budaya-ekonomi, orang Indonesia pun berpotensi untuk menghadapi gelombang transnasionalisasi yang sudah bertransformasi sedemikian rupa. Bukan karena banyak dari gerakan semacam JI sudah kembali ke pangkuan Bumi pertiwi, namun kondisi global seolah menuntut ...
Read more 0

Keakraban di Balik Keberjarakan: Antara Formalisasi Agama dan Substansialisasi Agama

Keakraban di Balik Keberjarakan: Antara Formalisasi Agama dan Substansialisasi Agama
Narasi
Keakraban, kadangkala, akan tampak tak sebagaimana orang bayangkan: penuh penghormatan dan bahkan ketakutan. Kisah kaum hakikat dalam sejarah agama, yang kerap bertubrukan dengan kaum syari’at, pada dasarnya adalah juga sebentuk kisah tentang keakraban yang dibaca sebagai sebentuk kekurangajaran, penyepelean, dan bahkan penyimpangan. Dalam bahasa pendekatan agama yang terkini, kaum hakikat itu dilabeli dengan banyak penyebutan: kaum kultural, kaum substansial, kaum moderat, dan bahkan kaum liberal. Secara diametral biasanya mereka akan ...
Read more 0

Ketika Agama Bersilangsengkarut dengan Kuasa

Ketika Agama Bersilangsengkarut dengan Kuasa
Narasi
Dahulu sepertinya zaman memang menyediakan dunia-dunia yang masih bisa berdiri sendiri. Taruhlah dalam dunia pesantren yang, ketika orang ingin memperdalam ilmu tarekat, ia tahu akan belajar ke pesantren mana. Ataupun ketika orang itu ingin memperdalam ilmu-ilmu kejadugan, ia pun sudah tahu akan pergi ke pesantren mana. Dan dalam kekhususan masing-masing itu, seolah-olah orang saling paham bahwa dunia yang tengah mereka jalani itu memiliki aturan main yang khas atau berbeda antara ...
Read more 0

Agama dan Negara dalam Anyaman Raja-raja Jawa

Agama dan Negara dalam Anyaman Raja-raja Jawa
Narasi
Kisah agama dan negara adalah laiknya kisah Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji, sebuah kisah yang banyak mengilhami bentuk kesenian tradisional sebagaimana tarian-tarian bertopeng yang mengecambah dari Nusantara hingga sebagian Asia. Adakalanya keduanya, yang direpresentasikan oleh para pemimpin agama (ulama) dan para pemimpin negara (umaro), tampak bersatu dalam satu citra pemimpin yang lazim teranyam di era pra-modern. Setelah modernisme yang melahirkan era modern tumbuh, dengan ditandai oleh perkawinan sains dan kapitalisme, ...
Read more 0

Sepijar Iman dalam Kebhinekaan

Sepijar Iman dalam Kebhinekaan
Narasi
Dalam tradisi kajian keislaman lazim dikenal adanya empat corak kajian, meskipun bagi sementara kalangan muslim sendiri ada yang tak mengakui keabsahannya, kajian syari’at, tarekat, hakikat, dan ma’rifat. Atas dasar kategorisasi corak kajian itu, tentu toleransi atas perbedaan agama yang selama ini dikenal akan mendapatkan gugatan dan barangkali juga perumusan yang jauh lebih gamblang. Taruhlah orang-orang yang sudah menginjak pada bentuk kajian hakikat, jangankan terhadap perbedaan agama, bahkan pun—dalam satu agama ...
Read more 0

Penghayat Kepercayaan dan Praksis Ketuhanan Yang Maha Esa

Penghayat Kepercayaan dan Praksis Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan
Orang-orang Nusantara di masa lalu sepertinya memang sudah selesai dengan problem ketuhanan. Pancasila, yang konon digali dari rahim kebudayaan Nusantara sendiri, mencantumkan istilah akan paham ketuhanan orang-orang Nusantara itu sebagai sila pertamanya yang tak akrab dalam istilah agama apapun: “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Maka dapat dipertanyakan tentang narasi yang selama ini mengiringi kedatangan agama-agama besar di Nusantara—seperti “Islamisasi,” “Kristenisasi,” dst.—yang seolah-olah orang-orang Nusantara itu adalah orang-orang yang “kurang” dalam beragama, ...
Read more 0

Tuhan dan Moderasi

Tuhan dan Moderasi
Keagamaan
Tumuwuh tan tumutuh Lamun batine samya jinumbuh Sih kali sing lalis lestantun kaswasih Ros temen tinemu sadu Ati teteg teguh tanggon —Heru Harjo Hutomo Sebagaimana pluralisme, moderasi beragama masih juga dianggap sebagai produk dari liberalisme dalam politik maupun kapitalisme dalam ekonomi yang identik dengan sekularisme. Pada dasarnya anggapan ini tak sepenuhnya keliru. Satu hal yang mesti dipahami adalah bahwa daya hidup dari liberalisme, utamanya kapitalisme, adalah mengkooptasi apapun yang ...
Read more 0

Agama: Dialektika Antara Kebisingan dan Keheningan

Agama: Dialektika Antara Kebisingan dan Keheningan
Narasi
Peristiwa 9/11 konon adalah tonggak di mana dunia global tengah didera oleh gelombang deprivatisasi agama. Setelah sekian lama agama diletakkan di tempat sunyi oleh sekularisme, kemudian agama, pada banyak bidang kehidupan, seperti mendapatkan ruangnya kembali yang pernah tersisih oleh perkembangan sains dan teknologi di abad modern. Sekularisme memang sangat tepat ketika menyisihkan agama sekedar di ruang-ruang privat ketika yang menjadi dasar adalah efektifitas dalam mengelola perbedaan, atau dengan kata lain ...
Read more 0

Kritik Kebudayaan di Tengah Pluralisasi dan Multikulturalisasi yang Murah Meriah

Kritik Kebudayaan di Tengah Pluralisasi dan Multikulturalisasi yang Murah Meriah
Kebangsaan
Filsafat adalah sebuah disiplin ilmu yang konon mampu menciptakan pribadi-pribadi yang terkesan “songong.” Tempatkan, seumpamanya, seorang ahli filsafat untuk ngomong, sudah pasti segala tema akan ia lahap secara tamak. Atau setidaknya, ia akan mampu membuat goyah bangunan tema-tema pembicaraan yang beraneka macam. Karena itulah sikap defensif yang muncul dari para ahli ilmu di luar filsafat adalah sekiranya ingin menjadi spesialis jangan pernah belajar atau bahkan menjadi ahli filsafat. Pada ranah ...
Read more 0

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian
Lamun kalbu wus tamtu Anungku mikani kang amengku Rumambating eneng ening awas eling Ngruwat serenging rerengu Urubmu kedhap ing panon —Heru Harjo Hutomo Dalam kebudayaan Jawa dikenal banyak istilah yang sekilas adalah hal-hal yang tak sesuai dengan logika ilmiah—yang tentu saja sangat diagung-agungkan oleh kalangan yang memandang tradisi sebagai sebentuk kekunoan. Beberapa istilah itu adalah “wijining atapa tedhaking andana warih,” “putune Mbahe” atau “titisaning Mbahe.” Tentu saja istilah-istilah itu seolah ...
Read more 0