Kamis, 28 Maret, 2024
Informasi Damai
Archives by: Nur Atikah Rahmy

Nur Atikah Rahmy

0 comments

Nur Atikah Rahmy Posts

Melampaui Pendidikan Agama Formalistik-Doktriner

Melampaui Pendidikan Agama Formalistik-Doktriner
Narasi
Lagi-lagi, penghinaan terhadap agama orang lain dengan kacamata yang dianut si penghina terjadi pas perayaan Hari Raya Nyepi kemarin (14/03/21). Seorang pemilik akun FB dengan nama Abdullah Pulukan Bali secara terangan-terangan melakukan ujaran kebencian dan SARA. Ia menyatakan bahwa perayaan Nyepi itu tidak perlu dilaksanakan. Nyepi hanya diikuti orang bodoh. Dan berdoa semoga umat Hindu di Bali berhenti menyembah berhala. “Hanya orang bodoh yang ikut merayakan Nyepi. Saya sebagai orang ...
Read more 0

Membaca Pesan Damai Pertemuan Paus dan Ayatullah Ali Al-Sistani

Membaca Pesan Damai Pertemuan Paus dan Ayatullah Ali Al-Sistani
Narasi
Salah satu kunjungan Paus Fransiskus ke Irak (5/3/21) yang cukup mendapat sorotan adalah pertemuan Paus dengan Ayatullah Ali Al-Sistani, salah satu pemuka agama yang sangat dihormati bukan hanya di Irak, melainkan juga Timur Tengah secara umum. Pertemuan itu terjadi Najaf, kota suci umat Syiah. Kunjungan Paus ini menarik kearena ini adalah simbol pertemuan dua tokoh besar. Paus adalah rujukan bagi umat Katolik. Sementara Ayatullah Sistani adalah rujukan bagi umat syiah. ...
Read more 0

Kembali ke Dakwah Nusantara yang Damai dan Toleran

Kembali ke Dakwah Nusantara yang Damai dan Toleran
Narasi
Beberapa minggu lalu, dunia maya sempat heboh gara-gara pengakuan seorang ustad-muallaf, Yahya Waloni dalam ceramahnya yang sengaja menabrak anjing hingga kakinya pincang. “Kutabrak juga seekor anjing, enggak tahu punya siapa. Dia lari pincang kakinya. Kalau kambing masih saya rem, tapi kulihat anjing, najis kutembak satu yang paling depan,’’ ungkapnya. Pernyataan ini diungkapkan dengan penuh kesombongan, seolah-olah itu adalah perilaku yang sangat terpuji. Publik pun mengutuk. Bagaimana bisa seorang ustad justru ...
Read more 0

Ormas Jangan Menjadikan Ulama dan Umara Bermusuhan

Ormas Jangan Menjadikan Ulama dan Umara Bermusuhan
Narasi
Pada dasarnya ormas itu adalah wadah yang bisa menjembatani antara ulama dan umara. Masukan, kritikan, dan pandangan ulama sering disuarakan lewat ormas. Itulah sebabnya, oleh sebagian pakar menyebut, salah satu cara mewujudkan masyarakat madani adalah dengan mengaktifkan ormas. Mengaktifkan ormas maksudnya bukan berarti ormas menjadi rival negara atau ormas menjadi seperti negara dalam negara, melainkan bersifat aktif dalam menjalankan dan membantu agar tercapainya tujuan-tujuan negara. Posisi strategis ini, belakangan dirusak ...
Read more 0

Resolusi 2021, Gerak Kolektif Menebar Narasi Perdamaian

Resolusi 2021, Gerak Kolektif Menebar Narasi Perdamaian
Narasi
Dari tahun ke tahun, masalah yang dihadapi oleh negeri ini hampir sama, yakni menguatnya polarisasi di tengah masyarakat akibat dari merebaknya ujaran kebencian dan segala turunannya. Muara dari semuanya, adalah masih massifnya politik identitas dimainkan oleh pihak-pihak tertentu. Pilpers sudah berlalu, tetapi pola pikir dikotomik, yang membagi manusia menjadi ke dalam dua kubu yang bersitegang, masih saja dipelihara. Pilkada sudah selesai, tetapi dendam sebab jagoanya kalah masih bisa kita lihat ...
Read more 0

Para Pembela yang Merusak Agama

Para Pembela yang Merusak Agama
Narasi
Pasca reformasi, muncul satu gerakan keagamaan di Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai pembela Islam. Islam perlu dibela menurut kelompok ini, sebab seringkali Islam terzalimi. Perasaan terzalimi inilah yang menggerakkan banyak anak muda yang tergiur dan masuk ke gerakan ini. Makna membela versi kelompok ini ternyata beda dengan makna “membela” versi Al-Quran. Membela versi Al-Quran adalah membumikan tujuan agama. Tujuan agama tidak lain adalah kemanusiaan dan perdamaian. Maka membela Islam –Al-Quran ...
Read more 0

Yang Hilang dari Dakwah: Kesejukan!

Narasi
Seorang kawan pernah berkomentar ketika dia melihat saya mendengarkan ceramah agama di Youtube: “Kamu masih suka dengarin ceramah?” “Ya sesekali” saya jawab. “Saya udah lama tak mau mendengarkan ceramah agama.” “Kenapa?” Saya bilang. “Muak saya dengarin ceramah. Isinya marah-marah, kata-kata kotor, melaknat, dan menyesatkan agama orang lain.” Saya sebenarnya pengen menjelaskan kepadanya, bahwa masih banyak ustad, tokoh agama, yang menyampaikan pesan-pesan agama penuh dengan kelembutan dan kesejukan. Tapi toh, dari ...
Read more 0

Menyoal Islamisasi Kepahlawanan

Narasi
Pasca orde baru, ada semacam upaya untuk menyodorkan sejarah alternatif ke publik yang berbeda dari sejarah mainstream versi pemerintah. Usaha ini kadang disebut oleh para pengusungnya sebagai upaya “meluruskan” sejarah. Usaha seperti ini tentu sangat perlu dan harus diapresiasi, dengan catatan selama ia tetap dalam prinsip-prinsip penelitian sejarah bukan hasil rekaan, imajinasi kosong, apalagi terjebak pada romantisme yang kebablasan. Salah satu usaha itu adalah Islamisasi sejarah. Puncak dari Islamisasi sejarah ...
Read more 0

Euforia Kebebasan dan Demo Anarkis

Narasi
Kebebasan untuk mengekspresikan pendapat dijamin oleh konstitusi. Itu adalah hak yang dilindungi, dan setiap orang (juga negara) harus menghormati hak itu. Akan tetapi, kebebasan itu bukan kebebasan sebebas-bebasnya. Ada batasan dan aturan mainnya. Apa batasannya? Setidaknya ada dua: pertama, tetap dalam koridor ketertiban umum, kedua, tidak keluar dari kerangka damai. Ketertiban yang dimaksud termasuk jangan sampai membuat suasana anarkis, merusak fasilitas umum, tindakan yang mencederai rasa keamanan warga. Dengan demikian, ...
Read more 0

Konsensus Nasional: Menolak Ekstremisme, Merawat Kemaslahatan Bangsa

Narasi
Sejak awal, konsensus yang dibangun Indonesia adalah kesepakatan (ijma’) dengan sistem dan cara berpikir yang moderat. Kesepakatan Indonesia tidak ekstrem kanan, yang meletakkan kebebasan individu sebagai dasar (liberal). Juga tidak ekstrem kiri, yang menjadikan kemasyarakatan sebagai simbol kebebasan, yang berujung pada otoritarianisme penguasa (komunis). Konsensus Indonesia berada di tengah-tengah, menjadikan manusia sebagai makhluk hidup penuh hikmah-kebijaksanaan. Jika liberalisme memiliki falsafah manusia sebagai individu yang bebas. Komunisme meneguhkan kerakyatan sebagai komponen ...
Read more 0