Selasa, 15 Juli, 2025
Informasi Damai
Archives by: Redaksi

Redaksi

0 comments

Redaksi Posts

Merawat Persaudaraan: Menghindari Hasutan Pemecah Belah

Merawat Persaudaraan: Menghindari Hasutan Pemecah Belah
Editorial
Di era kecanggihan teknologi dan informasi serta dinamika sosial yang semakin kompleks, persaudaraan adalah harta berharga yang harus kita rawat dengan pemahaman yang mendalam dan bijak. Sebagai masyarakat yang hidup dalam keragaman budaya, agama, dan pandangan politik, menjaga persaudaraan adalah kewajiban untuk menghindari jeratan hasutan pemecah belah. Hasutan pemecah belah adalah racun yang mengancam fondasi persatuan dan persaudaraan kita. Ia datang dalam berbagai bentuk, seringkali bersembunyi dalam propaganda atau retorika ...
Read more 0

Survei Denny JA tentang NU-Muhammadiyah dan Masa Depan Moderasi Beragama

Survei Denny JA tentang NU-Muhammadiyah dan Masa Depan Moderasi Beragama
Narasi
Baru-baru ini, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengunggah video di akun media sosial resminya (4/9/2023) tentang dua organisasi besar di Indonesia NU dan Muhammadiyah. Dalam keterangan hasil surveinya, selama 18 belas tahun (sejak 2005-2023), mereka yang merasa bagian dari NU jumlah bertambah drastis. Sementara yang terjadi di Muhammadiyah justru sebaliknya. Hasil yang ungkap dalam survei itu, dari tahun 2005 hingga 2023 individu yang merasa bagian dari NU dari ...
Read more 0

Menjernihkan Mekanisme Kontrol Tempat Ibadah

Menjernihkan Mekanisme Kontrol Tempat Ibadah
Editorial
Pernyataan Kepala BNPT, Rycko Amelza Dahniel dalam rapat dengan Komisi III DPR, Senin (4/9/2023) mendapat sorotan. Beberapa media memberikan judul yang kurang relevan dengan mengatakan : BNPT mengusulkan semua tempat ibadah di bawah kontrol pemerintah. Terang saja, pemberitaan ini mendapatkan respon kritik dari berbagai pihak. Pada kesempatan itu, sejatinya, Kepala BNPT memberikan ulasan yang luput dari pemberitaan yang memadai : Kiranya kita perlu memiliki mekanisme kontrol terhadap penggunaan dan penyalahgunaan ...
Read more 0

Belajar dari Teroris Perempuan Pertama di Indonesia; Bagaimana Dia Terpapar?

Belajar dari Teroris Perempuan Pertama di Indonesia; Bagaimana Dia Terpapar?
Editorial
“Ini bukan bom bunuh diri secara saya putus asa ingin mengakhiri hidup saya, tetapi bom bunuh diri ini yang istilahnya istisyhadi ini adalah untuk menggapai ridho Allah dan mendapatkan keutamaan jihad fi sabilillah” demikian pernyataan tegas tanpa sesal dari seorang perempuan narapidana terorisme pada 13 Desember 2016, Dian Yulia Novi, dalam wawancara eksklusif reporter senior tvOne, Ecep S Yasa. Pernyataan serupa sebenarnya pernah dilontarkan Dani Dwi Permana pelaku bom JW ...
Read more 0

Panduan Kontra Radikalisasi di Lingkungan Kerja (3) : Mengenali Teman yang Terpapar dan Bagaimana Mencegahnya

Panduan Kontra Radikalisasi di Lingkungan Kerja (3) : Mengenali Teman yang Terpapar dan Bagaimana Mencegahnya
Narasi
Pertemanan adalah salah satu pintu masuk paling efektif dalam perekrutan jaringan terorisme. Relasi pertemanan bisa terjadi secara langsung dalam interaksi tatap muka dan bisa juga tidak langsung melalui pertemanan di media sosial. Karenanya, penting sekali mengenali teman atau saudara yang sudah terpapar paham radikal khususnya di lingkungan kerja. Cara mengenali mereka yang sudah terpapar memang tidak mudah. Tidak ada ciri yang permanen untuk mengidentifikasi mereka sudah terpapar atau tidak melalui ...
Read more 0

Noor Huda Ismail : Jadi Teroris itu (Bisa) Hanya karena Ingin Berubah Baik, Tetapi Salah Pilih Guru!

Noor Huda Ismail : Jadi Teroris itu (Bisa) Hanya karena Ingin Berubah Baik, Tetapi Salah Pilih Guru!
Wawancara
Pada tanggal 14 Agustus 2023 masyarakat dikejutkan dengan penangkapan seorang tersangka teroris, inisial DE, di wilayah Bekasi, Jawa Barat. DE (28) diketahui ternyata seorang karyawan PT KAI. Bahkan, sebelum masuk ke BUMN tersebut, menurut keterangan Densus 88, yang bersangkutan telah berbaiat ke ISIS dan tergabung dengan Mujahidin Indonsia Barat (MIB). Adanya penangkapan tersebut mengindikasikan bahaya radikalisme dan terorisme telah benar-benar masuk hingga jantung pemerintahan dan berada nyaman di tengah masyarakat. ...
Read more 0

Sri Yunanto : Kasus Rocky Gerung, Hukum Harus Memperjelas agar tidak Jadi Preseden Mencaci atas Nama Kebebasan

Sri Yunanto : Kasus Rocky Gerung, Hukum Harus Memperjelas agar tidak Jadi Preseden Mencaci atas Nama Kebebasan
Wawancara
Dalam sebuah diskusi yang kemudian viral di media sosial, pengamat politik Rocky Gerung mengkritik kebijakan Jokowi. Sejatinya, kritik itu tidak menjadi persoalan dan lumrah disampaikan siapapun. Namun, Rocky menyertai kritiknya dengan istilah yang kurang pantas yang seolah mengolok dan menghina Presiden di depan publik. Polemik muncul menuai pro kontra, tidak hanya di media sosial, tetapi juga di jalanan yang memecah belah dan membuat kegaduhan publik.Bagaimana sebaiknya menyikapinya dengan produktif? Redaksi ...
Read more 0

Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar : 13 Tahun BNPT, Dunia Harus Belajar ke Indonesia dalam Penanggulangan Teror yang Humanis

Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar : 13 Tahun BNPT, Dunia Harus Belajar ke Indonesia dalam Penanggulangan Teror yang Humanis
Wawancara
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keberagaman budaya dan agama, memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju dan sejahtera. 78 Tahun perjalanan bangsa ini tetap kokoh menuju usia emas di tahun 2045. Tentu banyak tantangan dan hambatan yang mengiringi perjalanan bangsa dalam menjaga keutuhan dan persatuan ini. Salah satu ancaman yang tidak bisa diabaikan adalah bibit intoleransi dan radikalisme yang mengarah pada aksi terorisme. BNPT telah 13 Tahun berikhtiar menjaga bangs aini ...
Read more 0

13 Tahun BNPT : Musim Semi Radikalisme dan Tantangan Indonesia Emas

13 Tahun BNPT : Musim Semi Radikalisme dan Tantangan Indonesia Emas
Editorial
Pengalaman adalah guru terbaik. Ungkapan yang lazim kita dengar ini setidaknya tepat untuk dilakukan oleh bangsa ini. Dalam konteks memahami dan mencegah radikal terorisme, bangsa ini harus mengambil pelajaran penting dari berbagai pengalaman masa lalu. Suburnya intoleransi, radikalisme dan terorisme pasca reformasi sejatinya musim semi radikalisme yang tumbuh subur dari bibit dan pohon radikalisme yang membeku di masa lampau. Gerakan radikalisme bukan mati, tetapi hanya membeku secara gerakan, tetapi ideologinya ...
Read more 0

Hijrah : Memperingati Tahun Kelahiran Peradaban yang Mempersaudarakan

Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. Kalender Gregorian adalah yang identik dengan umat Nasrani dan paling umum dikenal secara internasional diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 yang mengawali pada 1 Januari. Bangsa Yahudi dengan kalender Ibrani mengenal tahun baru Rosh Hashanah. Ada juga peradaban Tionghoa berbasis siklus bulan yang dikenal dengan Imlek. Ada pula Kalender Persia yang dikenal sebagai Kalender Iran dengan tahun baru yang disebut Nowruz. Dan tentu saja, peradaban Islam yang dikenal dengan tahun baru Hijriyah, dimulai bulan Muharram. Kenapa Islam akhirnya memutuskan harus mempunyai sistem kalender dan peringatan yang harus diperingati setiap tahun? Bukankah Nabi tidak mengajarkannya? Pertama tentu kita tidak boleh berasumsi Islam dengan ijtihad pemikiran dan kebudayaannya sudah selesai ketika Nabi wafat. Banyak sekali tantangan dan kebutuhan yang harus dilalui dan dilampaui umat Islam. Inovasi, kreasi dan kebaruan bukan bid’ah yang tabu dalam memajukan Islam. Adalah Khalifah Umar bin Khattab yang berinisiatif agar umat Islam mempunyai sistem penanggalan yang jelas karena ketiadaan catatan waktu dari dokumen untuk keperluan admistratif pemerintahan. Dipanggillah tokoh-tokoh untuk mendiskusikan sistem kalender dan awal mula tahun dalam Islam. Singkat kata, Islam mengawali pada momentum perpindahan dari Makkah ke Madinah yang dikenal hijrah. Sistem kalender ini pun dikenal dengan Tahun Hijriyah. Bukan merujuk pada sistem kalender Romawi, Persia dan sebagainya. Bukan pula merujuk pada kelahiran atau wafatnya Nabi. Pilihan cerdas umat Islam adalah momentum hijrah. Jenius dan tepat sekali ketika kalender Islam disandarkan pada momentum hijrah. Setiap tahun umat Islam diingatkan untuk kembali mengambil pesan dan semangat perpindahan mentalitas dan pemikiran dari kejumudan, fanatisme, dan kebencian menuju semangat komunitas Madinah yang dinamis, toleran, terbuka dan yang paling penting terikat dalam persaudaraan. Hijrah Nabi ke Madinah bukan sekedar pelarian dan pencarian suaka politik sebagaimana hijrah sebelumnya. Hijrah kali ini berbeda. Ada misi penyelamatan umat dari cengkraman penyiksaan kaum Qurays sekaligus misi perdamaian di Madinah sebagaimana permintaan para suku-suku yang selalu terlibat pertikaian di sana. Maka, yang paling sukses dan teringat dari hijrah ini adalah ikatan persaudaraan Madinah. Membangun sebuah peradaban yang diikat dengan tali persaudaraan. Tidak ada lagi kekerasan, kebencian dan ekslusifitas, tetapi semua berada dalam naungan konsitusi yang disusun dan diperjanjikan bersama. Sangat brilian apa yang dilakukan Rasulullah dengan gerakan hijrah dan membangun Madinah. Tidak ada yang merasa tersisihkan. Pendatang tidak mengalahkan pribumi. Perbedaan suku dan agama bukan halangan untuk saling melindungi. Negara dengan ide demokrasi yang pada saat bersamaan daratan lain masih bermegah-megah dengan sistem kekaisaran dan kerajaan. Dan tentu saja, tidak mengherankan ketika sahabat Umar, sang Khalifah dan mujtahid ini, tidak diragukan memilih momentum hijrah sebagai penanda awal tahun baru Islam. Bukan tanpa makna dan pesan. Umar tentu saja ingin umat Islam generasi berikutnya yang belum mengalami peristiwa hijrah mampu merasakan energi dan sensasi hijrah. Apa pesannya? Umat Islam diajak untuk melakukan muhasabah. Intropeksi dan refleksi. Meninggalkan kebiasaan penuh dendam, benci dan permusuhan menuju semangat saling bersaudara. Selamat Tahun Baru Islam, Mari Perkokoh Persaudaraan Kebangsaan Kita.
Editorial
Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. Kalender Gregorian adalah yang identik dengan umat Nasrani dan paling umum dikenal secara internasional diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 yang mengawali pada 1 Januari. Bangsa Yahudi dengan kalender Ibrani mengenal tahun baru Rosh Hashanah. Ada juga peradaban Tionghoa berbasis siklus bulan yang dikenal dengan Imlek. Ada pula Kalender Persia yang dikenal sebagai Kalender ...
Read more 0