Kamis, 17 April, 2025
Informasi Damai
Archives by: Saiful Bahri

Saiful Bahri

0 comments

Saiful Bahri Posts

Konflik Palestina-Israil: Bukan Peperangan Antara Islam dan Yahudi!

Konflik Palestina-Israil: Bukan Peperangan Antara Islam dan Yahudi!
Narasi
Satu hal yang perlu kita pahami, bahwa konflik yang berkepanjangan dan tak berkesudahan di Timur Tengah antara Palestina-Israil itu sejatinya bukan peperangan antara Islam dan Yahudi. Kita perlu menghapus “stigma” konfrontasi yang berlabel agama di balik konflik tersebut. Bagaimana kekerasan terhadap warga Palestina yang dilakukan oleh tentara Israil itu bukan kezhaliman terhadap Islam. Konflik ini bukan tentang perjuangan antara umat Islam dan Yahudi. Tetapi persoalan ini tentang konflik teritorial wilayah ...
Read more 0

Jangan “Hanya” Menunggu Idul Fitri untuk Bersaudara!

Jangan “Hanya” Menunggu Idul Fitri untuk Bersaudara!
Narasi
Dalam banyak hal, terkadang kita sering-kali mengalami “cekcok” dengan teman, kerabat tetangga atau-pun partner kerja. Hingga berujung pada permusuhan dan saling tidak melakukan tegur-sapa. Karena kita sering diselimuti oleh sifat merasa benar. Lalu gengsi untuk mengawali permintaan maaf. Pintu gerbang kemaafan seakan terasa sulit untuk dibuka untuk mengawali perdamaian di dalamnya. Maka, alternatif kita sering-kali menunggu hari raya Idul Fitri agar bisa bersalaman, saling maaf-maafan dan memperbaiki hubungan yang telah ...
Read more 0

Munarman dan “Jejak Kelabu” Dalang Terorisme

Munarman dan “Jejak Kelabu” Dalang Terorisme
Narasi
Selama ini, kita selalu menganggap para pelaku bom bunuh, sebagai orang yang tidak berakal. Tentu itu benar dalam konteks justifikasi kategori mereka sebagai korban dari ideologi kekerasan. Mereka mutlak hanyalah korban yang sedang “dimanfaatkan” oleh orang-orang yang punya akal. Jelas, orang yang berakal, tidak akan pernah mengaku dirinya penjahat. Sekali-pun dia adalah “dalang” di balik kejahatan-kejahatan yang akan terus disembunyikan. Statement ini adalah awal untuk memahami sosok Munarman yang sering-kali ...
Read more 0

Kembali ke Wajah Islam Indonesia

Narasi
Aksi tindakan bom bunuh diri dan arogansi berlabel Islam ini sebetulnya bukanlah ciri khas wajah Islam Indonesia, yang telah lama hidup dan mengakar di bumi pertiwi. Karena wajah Islam yang penuh kezhaliman, kebencian dan kemungkaran semacam itu murni “virus dari luar” yang memengaruhi cara berislam masyarakat Indonesia. Karena bentang perjalanan Islam Indonesia, sejatinya mengikrarkan wajah Islam yang terbuka, mampu membangun dialogis kultural, tidak saling mengganggu, saling menghormati dan anti-konflik. Karena ...
Read more 0

Di manakah Letak Kebenaran “Mati Syahid” Para Pelaku Bom Bunuh diri?

Di manakah Letak Kebenaran “Mati Syahid” Para Pelaku Bom Bunuh diri?
Narasi
Ketika aksi bom bunuh diri kembali terjadi di Gereja katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Minggu 28 Maret 2021 Kemarin. Saya seketika berpikir, di manakah letak otoritas kebenaran dari “Mati Syahid” yang dilakukan oleh para pelaku bom bunuh diri itu? Jika pelakunya kehilangan nyawa, saya jawab iya. Tetapi jika itu dinamakan “Mati Syahid” dan dianggap sebagai jalan untuk kebenaran suci menuju surga-Nya. Saya rasa, praktik kebiadaban yang semacam itu jelas ...
Read more 0

Hukum Negara adalah Representasi Hukum Tuhan yang Harus ditaati!

Hukum Negara adalah Representasi Hukum Tuhan yang Harus ditaati!
Narasi
Di negeri ini, ada segelintir orang yang sering-kali merasa dirinya paling autentik di dalam beragama. Dengan pedenya berfatwa bahwa “Hukum Tuhan jauh lebih tinggi dari pada hukum negara”. Sehingga, dirinya merasa tidak perlu mengikuti semua aturan negara yang berlaku. Lalu, dengan santainya berbuat onar, tindakan yang semena-mena, merusak, serta mengabaikan semua aturan dan mekanisme hukum yang berlaku di negeri ini. Tanpa menyadari bahwa dirinya sebetulnya telah “mengerdilkan hukum Tuhan” yang ...
Read more 0

Bahayanya Subordinasi Pendidikan Agama “Jangka Pendek”

Bahayanya Subordinasi Pendidikan Agama “Jangka Pendek”
Narasi
Saya termasuk orang yang “menolak” terhadap paradigma pendidikan agama yang condong sempit secara fungsional. Menisbatkan semua aktivitas belajar-mengajar ilmu keagamaan di sekolah, seakan hanya memiliki tujuan (akhirat) semata. Hanya menjadikan agama sebagai sesuatu yang buntu dengan porsi kebutuhan “Jangka pendek” dan stagnan pada taraf “transcendent immanent”. Subordinasi pendidikan keagamaan ini mulai menutup kebutuhan-kebutuhan paling proporsional. Bagaimana agama seharusnya mampu meniscayakan kesadaran anak-anak untuk bisa beretika dengan baik. Bisa membangun semangat ...
Read more 0

Shalatmu Akan Membuatmu “Alergi” Hoax dan Radikalisme

Shalatmu Akan Membuatmu “Alergi” Hoax dan Radikalisme
Narasi
Saya sepenuhnya meyakini secara spiritual, bahwa orang yang shalat-nya baik, niscaya akan merefleksikan kesadaran-kesadaran etis untuk tetap berada dalam kebaikan. Dirinya akan merasa “alergi” untuk berbuat kerusakan. Termasuk enggan untuk menyebarkan hoax. Menolak kekerasan yang mengatasnamakan agama. Karena shalatmu akan membuatmu merasa “alergi” hoax dan radikalisme. Research statement di atas, sejatinya bukan hanya sekadar asumsi belaka. Tetapi di mantapkan oleh salah satu potongan ayat dalam Al-Qur’an (surat Al-Ankabut:45) yang meniscayakan ...
Read more 0

Bahayanya Hibrida Salafi-Wahabi dan Radikalisme di Indonesia

Bahayanya Hibrida Salafi-Wahabi dan Radikalisme di Indonesia
Narasi
Jika kita amati, gerakan Radikalisme dan Salafi-Wahabi di Indonesia sejatinya memiliki corak-karakter yang berbeda. Salafi-Wahabi lebih menonjol kepada hal-hal yang sifatnya peribadatan formal. Mereka condong eksklusif, tekstualis dan keras. Mereka anti-tradisi kultural dan menolak semua ajaran di luar aliran mereka. Sedangkan kelompok Radikalisme-Terorisme, mencoba untuk “melegitimasi” serpihan agama-Nya untuk berbuat kerusakan dan menunjang kekuatan politik-identitas demi mengejar kekuasaan secara geografis di Indonesia. Perbedaan arah dan karakter keduanya bukan berarti mereka ...
Read more 0

Bayang-bayang Kebebasan di Media Sosial

Narasi
Penemuan paling besar dalam sejarah kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa dijadikan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menempatkan bahasa sebagai penghubung dengan apa yang ada di luar dirinya. Hari ini, kita mengenal media sosial sebagai tempat untuk berkomunikasi dengan pihak lain. Di mana selama kepemimpinan Orde Baru, kebebasan berpendapat dibelenggu sedemikian mungkin. Masyarakat dibungkam suaranya, siapapun yang lantang menyampaikan pendapat dianggap anti pancasila, menolak pembangunan, dan komunis. Kemudian di era ...
Read more 0