Pada dasarnya, intoleransi tidak pernah berakar ke dalam wilayah etis agama, tetapi menyandingkan perilaku demikian ke dalam dasar nilai agama. Dalam konteks yang semacam ini, Saya begitu tertarik dengan paradigma teks suci antara perenungan dan kepentingan yang menjadi titik korelatif perilaku seseorang dalam beragama. Di dalam Islam, kita mungkin sering-kali melihat teks verbal di dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang sebuah kata perintah “perangilah, bunuhlah, jauhilah, memusuhi dan membenci” mereka yang ...
Read more 0 Saiful Bahri
Saiful Bahri Posts
Judul Buku : Kebenaran yang Hilang: Sisi Kelam Praktik Politik dan Kekuasaan dalam Sejarah Kaum Muslim Penulis : Farag Fouda Tahun Terbit : 2012, New Digital Editions Cetakan : Democracy Project: Yayasan Abad Demokrasi Tebal : 293 Halaman Saya rasa, tidak ada bukti yang paling kokoh selain fakta sejarah. Sebagaimana, ada begitu banyak fakta-fakta sejarah yang mencoba mematahkan sebuah reputasi khilafah yang dianggap sebagai ajaran “suci” itu. Ajakan kembali khilafah ...
Read more 0 Saya begitu tertarik dengan Opening Ceremony World Cup Qatar 2022. Di mana, Morgan Freeman membangun sebuah pola komunikatif dengan Ghanim Al-Muftah tentang kondisi dunia yang semakin jauh dan berpecah-belah. Sebab, dalam pembukaan piala dunia 2022 ini, keduanya tidak banyak berbicara tentang persaingan atau-pun kompetisi, melainkan banyak berbicara tentang sebuah reputasi membangun (kebersamaan dan upaya saling mengenal) tanpa ada sentiment/stigmatisasi. Dalam Opening Ceremony World Cup Qatar 2022, Morgan Freeman menyampaikan: “I ...
Read more 0 Salah satu kearifan lokal yang perlu kita terus pertahankan dan perlu kita perkuat di negeri ini, adalah budaya Srawung. Sebagaimana di dalam tradisi Jawa, Srawung tidak hanya sekadar aktivitas “berkumpul”. Tetapi, ini memiliki dimensi etis yang bisa menggerakkan (pranata sosial) kita ke dalam siklus kebersamaan yang alamiah dan organik. Karena di dalamnya, ada semacam “benang penghubung” yang akan berorientasi ke dalam siklus (kesadaran sosial) yang terbuka. Sehingga, kita akan lebih ...
Read more 0 Jika kita amati, bangkitnya Taliban yang kini kembali menguasai Afghanistan, sejatinya akan menjadi “bias” yang sangat berpotensi besar terhadap munculnya “instrument politis” di negeri ini. Di mana, “euforia” (negara Islam) beserta optimis-tis kejayaan-nya seperti mulai mencuat ke permukaan. Karena secara generis, ini akan menjadi “arus baru”. Di mana para kelompok yang berhasrat besar menjadikan negeri ini sebagai negara Islam, seperti mulai ada “kiblat” yang membuat mereka kembali percaya diri untuk ...
Read more 0 Di setiap momentum perayaan HUT RI pada 17 Agustus, selalu ada orang atau kelompok tertentu yang sengaja memprovokasi umat agar tidak menyanyikan lagu Indonesia raya. Anggapan-nya, “tidak berguna dan lebih baik ngaji Al-Qur’an”. Bahkan, hormat bendera merah putih dianggap “haram”. Karena, seolah dianggap “menyekutukan Tuhan”. Persepsi yang semacam ini, berafiliasi terhadap satu pandangan, bahwa mencintai tanah air akan mengurangi kadar keimanan dan keislaman kita. Padahal, dengan kita menyanyikan lagu Indonesia ...
Read more 0 Saya sepenuhnya kurang setuju, jika dimensi toleransi hanya stagnan pada pranata sosial yang sekadar “menghargai” appreciate. Tetapi acuh terhadap segala hal, seperti: don’t care about other people. Karena dengan demikian, toleransi justru hanya menjadi semacam “tembok pemisah”. Membuat kita menjadi manusia yang berjarak dan selalu menitikberatkan pada persoalan individual (egois). Karena pada prinsipnya, toleransi sebetulnya perlu meniscayakan ke dalam segala sikap dan tindakan kita. Membumi menjadi karakter diri dan saya ...
Read more 0 Ada tiga tips, bagi kita agar bisa kebal dari segala provokasi yang “menyesatkan” di era pandemi ini. Pertama, gunakan (logika berpikir) yang konstruktif dan kesadaran yang objektif perihal pandemi ini. Kedua, imbangi pemahaman agama yang reflektif mengacu ke dalam jalan etis “Menjauhi kemudharatan terlebih-dahulu dan raih kemaslahatan kemudian”. Ketiga, sadari bahwa pandemi ini sejatinya butuh penanganan secara medis, bukan dengan kepasrahan dan keangkuhan semata. Sehingga, ketiganya jika kita pegang, niscaya ...
Read more 0 Saya selalu berpikir, kenapa Tuhan selalu mengorelasikan aktivitas ibadah (ber-kurban) ke dalam dimensi (kerelaan)? Sebagaimana di dalam sejarah mitologi kurban, Nabi Ibrahim perlu merelakan anaknya yang bernama Ismail untuk disembelih. Namun, kenyataan demikian pada akhirnya berubah. Setelah Nabi Ibrahim menghapus segala pertimbangan ego dalam dirinya untuk (rela) untuk mengorbankan anaknya. Sehingga, Tuhan memerintahkannya untuk menggantikan anak-nya dengan hewan peliharaan berupa domba untuk disembelih. Hikayat yang semacam ini jika kita amati, ...
Read more 0 Saya rasa, tidak hanya mencegah covid-19 yang butuh gerakan 3M. Seperti; “Menjaga jarak, Mencuci tangan dan Memakai masker” Tetapi, kita juga butuh komitmen gerakan 3M untuk mencegah penularan virus radikalisme. Yaitu; “Menjaga persatuan, Mengikat kebersamaan dan Menekuni prinsip kebangsaan”. Mari kita jadikan gerakan 3M tersebut, sebagai kebiasaan new normal tanpa radikalisme. Menjadikan gerakan 3M sebagai (mental berpikir) kita untuk tetap konsisten pada persatuan, kebersamaan dan prinsip kebangsaan. Utamanya dalam aktivitas ...
Read more 0