Pandemi corona belum juga berakhir dan masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Akibatnya beberapa sektor kehidupan, seperti sektor ekonomi dan sosial, mengalami kemunduran, bahkan kelumpuhan. Negara juga harus mengeluarkan dana yang besar untuk penanganan corona, serta untuk menjamin penghidupan masyarakat yang terkena dampak corona tersebut.
Saat ini pemerintah tengah menyiapkan tata kelola ‘new normal’, agar roda kehidupan bermasyarakat dan bernegara kembali berjalan normal seperti sebelum pandemi. Dalam tatanan new normal ini, beberapa sektor dibuka kembali sebagaimana sebelumnya, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan. Dengan adanya new normal, diharapkan aktifitas kehidupan berjalan lancar tanpa ada penambahan jumlah pasien corona.
Tatanan new normal selain sebagai upaya penormalan kembali aktifitas kehidupan, disisi lain juga menjadi bukti apakah negara yang berdasarkan pancasila ini mampu bertahan di tengah serangan pandemi corona. Pasalnya, di tengah bencana internasional berupa pandemi corona, diam-diam ada pihak-pihak yang semakin kencang meneriakkan perubahan ideologi bangsa. Diantara kelompok tersebut adalah mereka-mereka yang terus menerus menawarkan ‘ideologi khilafah’ versi mereka untuk menggantikan pancasila.
Narasi yang dibangun pun beragam, tetapi ujungnya menawarkan bahwa khilafah -tentu saja khilafah versi mereka- menjadi solusi untuk segala permasalahan, termasuk corona. Bagi mereka, khilafah merupakan harga mati jika ingin kehidupan berjalan lebih baik. Mereka pun menggunakan dalil dan hujjah yang ‘diotak-atik gathuk’ untuk menggiring opini masyarakat agar mendukung agenda khilafah yang mereka usung. Masyarakat yang tidak mengkaji secara mendalam, akan mudah ‘tergoda’ dengan argumentasi yang mereka bangun, karena memang terkesan logis dan tepat.
Baca Juga : Pentingnya Laku Pancasila di Tengah Pandemi
Mereka yang tergoda, akan menjadi kelompok yang menyalahkan sistem negara, mengkerdilkan pancasila, bahkan mengkafirkan negara. Ujungnya tentu ingin mengganti NKRI menjadi khilafah versi mereka.
Ketahanan Pancasila Vs Khilafah
Di sinilah ketahanan pancasila sesungguhnya sedang diuji. Mampukah pancasila terus menjadi ideologi pemersatu ditengah gempuran pandemi corona. Masihkah keadilan pancasila menjadi solusi bagi terpuruknya sektor kehidupan bermasyarakat saat ini? Disinilah tantangan berat yang setiap hari menanti dan harus dijawab dengan solusi.
Meski sebenarnya, jika menengok sejarah, kita akan memahami bahwa pancasila sampai saat ini masih menjadi ideologi yang solutif untuk bangsa Indonesia. Sudah berpuluh-puluh tahun semenjak kemerdekaan, pancasila masih duduk pada posisinya, yakni sebagai ideologi bangsa. Meski pernah mengalami lika-liku yang pelik dalam perjalanannya, nyatanya pancasila masih menjadi pilihan utama sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. Ini adalah fakta bahwa pancasila memang masih solutif.
Fakta inilah yang semestinya senantiasa dipertahankan dan jangan sampai mudah tergoyahkan. Karena saat ini, fakta akan ketahanan pancasila selalu dirongrong oleh khilafah sebagai ideologi pendatang. Mereka juga berusaha menawarkan solusi-solusi kehidupan berbangsa dan bernegara menurut versi mereka.
Bagi kita yang mengalami kehidupan berpancasila, sebenarnya gampang saja menjawab godaan khilafah. Bahwa solusi yang mereka tawarkan masih bersifat ‘asumtif’ dan belum terbukti. Sementara dengan pancasila sudah terbukti berpuluh-puluh tahun. Maka sesuatu yang sudah terbukti, tentu lebih dipilih dari pada sesuatu yang masih asumsi. Disinilah logika yang harus selalu kita pupuk ketika ‘rayuan khilafah’ selalu ditawarkan.
Tugas kita saat ini tinggal bagaimana agar nilai-nilai pancasila senantiasa hadir menjawab tantangan zaman. Jadi yang perlu untuk di-upgradingadalah nilai-nilai di dalam pancasila, bukan mengganti pancasilanya. Seperti soal keadilan, jelas bahwa keadilan menurut pancasila harus bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Prinsip ini sudah tepat ditengah tantangan saat ini yakni pandemi corona. Menjadi tidak tepat ketika pelaksaannya melenceng dari nilai-nilai pancasila.
Maka yang perlu untuk di-upgrade bukan semata nilai-nilai pancasila, tetapi juga perilaku para pemangku kebijakan agar bisa sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Jika perilaku para pemangku kebijakan selaras dengan nilai-nilai pancasila, tentu kehidupan berbangsa dan bernegara akan senantiasa baik, meski ditengah ancaman virus corona. Sehingga para penjaja khilafah tidak memiliki tempat untuk menawarkan ide-ide mereka. Selama ini mereka getol mengusung khilafah, karena banyaknya celah yang mereka temukan untuk dimasuki. Celah itu terjadi lantaran para pemangku kebijakan mengabaikan nilai-nilai pancasila. Maka, sekali lagi penting untuk tidak hanya upgrade nilai-nilai pancasila, tetapi juga updgrade karakter kebangsaan agar senantiasa selaras dengan nilai-nilai pancasila. Dengan bagitu, pancasila akan menjadi solusi di tengah ragam persoalan, termasuk corona.