Kamis, 18 April, 2024
Informasi Damai
Archives by: Ahmad Kamil

Ahmad Kamil

0 comments

Ahmad Kamil Posts

Aliansi Kebangsaan Menolak Intoleransi

Aliansi Kebangsaan Menolak Intoleransi
Narasi
Kebinekaan adalah suatu fakta tak terbantahkan dari bumi Nusantara. Hampir tidak ada negeri yang melebihi Indonesia dari segi pluralitas budaya, etnis, bahasa, agama dan keyakinan. Pluralitas ini jika dikelola dengan baik, dan berjalan pada rel yang semestinya, maka akan melahirkan bangsa dan negara ideal. Pembangunan adalah upaya menuju bangsa dan negara ideal itu. Proses untuk selalu menuju kepada titik idealitas berupa kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan keadilan –selalu menjadi tugas bersama, ...
Read more 0

Strategi Gotong Royong Mendeteksi Dini Radikalisme

Strategi Gotong Royong Mendeteksi Dini Radikalisme
Narasi
Radikalisme itu sejatinya bersifat acak. Ia bisa masuk ke semua lini dan sektor kehidupan masyarakat. Dari lembaga yang formal sampai non formal. Dari orang yang berpendidikan sampai yang tidak berpendidikan. Dari usia muda sampai usia tua. Radikalisme itu ibarat virus. Nampak gejalanya, tetapi agak sulit mendeteksi sebab, sumber, dan aktornya. Meskipun sulit mendeteksinya, bukan berarti radikalisme mustahil untuk dideteksi dan ditanggulangi. Radikalisme bisa dideteksi jika semua komponen masyarakat aktif berpartisipasi. ...
Read more 0

Vaksinasi Masyarakat: Membunuh Virus Radikalisme Melalui Penguatan Kebangsaan

Vaksinasi Masyarakat: Membunuh Virus Radikalisme Melalui Penguatan Kebangsaan
Narasi
Virus radikalisme sejatinya tidak kalah berbahayanya dengan virus Corona. Virus radikalisme bisa merusak imunitas kolektif, afeknya tatanan sosial yang harmonis bisa rusak berantakan. Oleh sebab itulah, bukan hanya Covid-19 yang perlu kita carikan vaksinnya, melainkan juga radikalisme harus ditemukan vaksinnya sebagai anti-virus untuk memproteksi imunitas kolektif kita. Sebab, virus radikalisme sudah merebak kemana-mana. Hampir semua sektor dan lini kehiduapan manusia sudah dimasukinya. Mulai dari dunia keagamaan, sosial, budaya, sampai ke ...
Read more 0

Resolusi 2021, Menuju Narasi Perdamaian

Resolusi 2021, Menuju Narasi Perdamaian
Narasi
Saban tahun, narasi kebencian dan intoleransi seolah-olah tak pernah lekang dari negeri ini. Pilpres ribut, pilkada ribut, natal ribut, tahun baru ribut. Hampir setiap minggu, ada saja yang kita ributkan. Soalah-olah, keributan kita sudah terjadwal. Anehnya, kita suka mengulang-ulang keributan itu. Keributan yang diisi dengan debat kritis-konstruktif, tentu itu sangat bagus dalam alam demokrasi. Akan tetapi, keributan kita bukan bersifat konstruktif, melainkan malah terjebak pada debat destruktif-negatif. Keributan yang diisi ...
Read more 0

Membersihkan Wajah Media Sosial Kita

Narasi
Di tengah pandemi yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, kita masih saja dihadapkan dengan problem lama kita, yakni menguatnya sekterianisme, provokasi, dan polarisasasi yang merusak rasa persaudaraan kita sesama bangsa. Media sosial kita dipenuhi dengan narasi-narasi negatif-destruktif. Apalagi pasca kepulangan Rirzieq Shihab dari Arab Saudi, media sosial ibarat media tempur, satu pihak dengan pihak lainnya saling serang dengan argumennya masing-masing. Wajah media sosial yang seharusnya damai, harmoni, dan merekatkan, kini kita ...
Read more 0

FPI, Klaim Kesyahidan, dan Narasi Terzalimi

FPI, Klaim Kesyahidan, dan Narasi Terzalimi
Narasi
Pasca tewasnya enam anggota FPI yang sampai sekarang masih simpang-siur tentang kronologi kejadiannya, media sosial dibanjiri dengan dua narasi. Pertama, keenam orang yang tewas itu adalah para syuhada. Kedua, Front Pembela Islam adalah pihak yang terzalimi dan pemerintah secara umum dan polisi secara khusus adalah pihak yang menzalimi. Kedua narasi ini bak bola salju, menggelinding dan terus membesar, serta mendapat simpati dan empati berbagai kalangan. Klaim kesyahidan dan narasi terzalimi ...
Read more 0

Kapan Agama Jadi Bencana?

Kapan Agama Jadi Bencana?
Narasi
Agama memiliki banyak wajah. Satu sisi, ia dianggap sebagai sumber harmoni. Di sisi lain, ia sering juga dituduh sebagai biang permusuhan, peperangan, dan sumber konflik. Sebagian kalangan, ada yang bersikap apologis, agama tak pernah salah, yang salah adalah pemeluk agama, kerana “mungkin” salah memahami agama. Ada yang bersikap kritis, bahwa boleh jadi dalam agama juga pada pemeluk agama sama-sama ada yang salah. Terlepas dari semua itu. Agama memang sesuatu yang ...
Read more 0

Dakwah Kok Melaknat, Ngikut Siapa?

Narasi
“..Seandainya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, pastilah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali Imram[3]:159). Ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad. Potongan ayat ini dimulai dengan kata seandainya (لو) yang dalam tata bahasa Arab menunjukan: kemustahilan. Artinya Nabi mustahil bersikap keras dan berhati kasar dalam berdakwah. Metode dakwah Nabi adalah dakwah dengan kasih sayang, lemah-lembut, dan penuh dangan cinta dan kedamaian. Beliau selalu menjaga perasaan objek dakwahnya. Jika ...
Read more 0

Kontrak Sosial dan Mosi Kepercayaan

Narasi
Konsep negara dibangun di atas kesalingpercayaan. Dalam teorinya, semua lapisan diasumsikan memberikan kepercayaan kepada satu kolompok tertentu untuk menjalankan negara. Pihak yang terakahir ini disebut pemerintah, pihak yang pertama disebut rakyat. Inilah yang disebut kontrak sosial. Artinya, negara lahir dari rahim budaya saling-percaya. Rakyat percaya kepada pemerintah, pemerintah percaya terhadap amanat yang diberikan oleh rakyat. Kepercayaan rakyat berwujud penyerahan mandat pengelolaan, kebijakan, dan regulasi negara. Sementera wujud kepercayaan pemerintah adalah ...
Read more 0

Dari Narasi Provokasi Menuju Narasi Persatuan

Dari Narasi Provokasi Menuju Narasi Persatuan
Narasi
Politik identitas belum sepenuhnya hilang. Ia masih dimainkan oleh oknum-oknum tertentu. Selama ini, ia dijadikan sebagai senjata. Politik identitas adalah politik yang membedakan aku versus engkau, kami versi kalian, kita versus mereka. Semuanya tersekat dalam batas-batas yang ditentukan. Batas-batas itu sebagai penegasan dan penentu siapa yang diterima (kami) dan siapa yang ditolak (mereka). Agama, suku, etnis, kepentingan ekonomi, dan ideologi, sering dijadikan sebagai pembatas dan pembeda. Konsekuensinya, intoleransi, kekerasan, polarisasi, ...
Read more 0