Kamis, 28 Agustus, 2025
Informasi Damai
Narasi

Narasi

Irasionalitas Rasionalisme: Secarik Catatan Tentang Klaim Kesucian dan Keluhuran dalam Dunia Politik

Irasionalitas Rasionalisme: Secarik Catatan Tentang Klaim Kesucian dan Keluhuran dalam Dunia Politik
Narasi
Adalah Harya Suman, atau kelak, setelah dihajar sampai penyok raganya oleh Patih Gandamana, bernama Sangkuni. Tentang kecerdikan sekaligus kelicikan dalam berpolitik, barangkali, ia adalah teladan yang tak ada duanya. Seandainya Kresna mewakili idealisme dalam berpolitik, Sangkuni justru sebaliknya, pragmatisme dalam berpolitik. Seandainya Kresna menghasilkan anak didik seperti Arjuna, yang menjadi ...
Read more 0

Ulama sebagai Influencer Pemersatu Bangsa

Photo 2020 11 26 13 30 51
Narasi
Dinamika kebangsaan sangat erat dengan figur dan peran ulama. Pemikiran, keberpihakan, dan ajaran ulama akan berkelindan dengan atmosfir kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika ulama yang menjadi panutan dapat menjalankan peran pada setiap life event, maka umat akan memiliki orientasi kehidupan beragama yang mature, dalam artian tetap mampu menegakkan sikap damai ...
Read more 0

Menjadi Ulama, Menjadi Teladan Beragama dan Berbangsa

Photo 2020 11 26 16 00 19
Narasi
Belakangan ini kita tengah diramaikan dengan berbagai persoalan terkait keberagamaan dan kebangsaan kita. Salah satunya tentu persoalan yang berhubungan dengan kepulangan (deportasi), pendiri Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Syihab (MRS). Kepulangannya ke tanah air setelah 3, 5 tahun tinggal di Arab Saudi sontak menimbulkan kegaduhan publik. Dimulai dari drama ...
Read more 0

Harmoni Agama dan Bangsa dalam Dakwah Habib Luthfi bin Yahya

Photo 2020 11 26 14 53 29
Narasi
“Jika Anda kehilangan emas, bisa dibeli di toko emas. Jika Anda kehilangan kekasih, tahun depan Anda bisa mendapatkannya kembali. Tapi jika Anda kehilangan Tanah Air, kemana hendak Anda mencari?” (Habib Luthfi bin Yahya) Habib Luthfi bin Yahya, adalah seorang Sayyid, mursyid, habib, ulama, sekaligus tokoh bangsa yang tak diragukan lagi ...
Read more 0

Cintailah Negaramu, Sebagaimana Kamu Mencintai Agamamu!

Photo 2020 11 26 12 27 19
Narasi
Ada sebagian “ulama” di era kontemporer saat ini yang sering menyerukan semacam “fatwa” bahwa mencintai tanah airnya itu tidak ada dalilnya. Baginya, yang paling utama adalah mencintai agama-Nya. Berjihad membela agama-Nya dan rela mati syahid demi agama-Nya. Sedangkan porsi kecintaan terhadap negaranya, justru tercampakkan. Tempat, di mana dia dilahirkan, menjalani ...
Read more 0

Teladan Keagamaan dan Kebangsaan KH. Ahmad Dahlan

Teladan Keagamaan dan Kebangsaan KH. Ahmad Dahlan
Narasi
Sebagian umat Islam di negeri ini terlihat kehilangan arah dan tujuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah kondisi seperti ini, mengulik sejarah ulama dalam bingkai keindonesiaan menjadi sesuatu yang penting untuk dijalankan. Selain menguatkan rasa nasionalisme—yang sering dikontradiksikan dengan semangat keagamaan, juga bisa menjadi bahan rujukan atau teladan ...
Read more 0

Ulama Su’, No; Ulama Sejuk, Yes!

Ulama Su’, No; Ulama Sejuk, Yes!
Narasi
Ulama memang tidak semuanya lurus, mencerahkan, meneduhkan, mencerdaskan dan dapat menjadi teladan bagi umat. Dalam terminologi Imam Al-Ghazali, ulama tersebut—yang juga membanggakan banyaknya pengikut dan tidak mengedukasi tapi malah memprovokasi umat, disebut dengan istilah ulama su’. Ulama su’ atau tercela bisa saja kehadirannya tidak mudah diendus oleh umat karena ia ...
Read more 0

Wayang dan Dakwah Substansial

Wayang dan Dakwah Substansial
Narasi
Wayang pada dasarnya merupakan warisan budaya yang sifatnya terbuka, dapat maknai dan digunakan untuk apapun (Ma-Hyang: Melibatkan yang Silam Pada yang Mendatang, Heru Harjo Hutomo, CV. Kekata Group, Surakarta, 2020). Dalam sejarahnya, wayang dan pertunjukannya identik dengan ritual tertentu. Dalang, dalam hal ini, adalah seorang yang secara ideal dituntut untuk ...
Read more 0

Meneladani Habib Sebagai Ulama yang Berakhlak Seperti Nabi Muhammad SAW

Pada tanggal 21 September 2020 kemarin, sempat viral di jagat maya. Karena ada seorang Habib yang bernama Habib Salim Almansyur. Mencaci, memarahi dan bahkan memukul wajah seorang ustadz yang bernama Ustadz Hasan. Beliau dipukul dengan sepatu yang digunakannya. Hal ini dilatari oleh “buntut masa” pada saat pemilu tahun 2019 kemarin. Karena di sosial media saling sindir satu sama lainnya. Lalu ada yang “membakar api provokasi” tersebut sehingga Habib tersebut marah. Dan pada saat ustadz tersebut berusaha untuk islah dan mengklarifikasi agar bisa damai. Namun, respons Habib tersebut justru tidak mengenakkan dan melakukan tindakan yang sangat disayangkan sekali. Bahkan putrinya juga ikut campur dengan menyirami ustadz tersebut dengan air sambil memaki-maki. Karena ayahnya “seorang Habib” yang harus dihormati. Dalam kasus yang sama, baru-baru ini yang masih cukup panas. Perseteruan Nikita Mirzani dan Ustadz Maheer At-Thuwailibi. Bagaimana Nikita mencoba untuk mengomentari akan kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia yang baginya justru hanya bikin kericuhan dan kebencian di mana-mana. Tentu, sontak Ustadz Maheer marah, mencaci dan bahkan tidak segan-segan mengancam Nikita Mirzani. Karena bagi Ustadz Maheer, sungguh tidak pantas “menghina seorang Habib” karena itu akan murka, musyrik dan tidak akan dapat pengampunan dosa. Beragam cacian yang menyakitkan terus dilontarkan kepada Nikita Mirzani. Dua fenomena ini, mulai memperlihatkan di satu sisi “label” kemuliaan seorang habaib atau cicit Nabi yang sepantasnya harus dihormati, disayangi dan bahkan dimuliakan. Tentu sangat benar kita wajib untuk menghormatinya. Tetapi tidak dengan “perilakunya” yang semena-mena dan tidak sesuai dengan akhlak Nabi beserta ucapannya. Sebagaimana garis keturunan Nabi yang harus membentang ke dalam dirinya yang seharusnya pula merefleksikan akan kebaikan dan keramahan-nya. Point ini bukan lantas mendukung seorang Nikita Mirzani yang sejatinya juga akan menyulut provokasi, karena menghina seorang Habib. Pun juga dengan seorang ustadz yang sabar dan mengalah ketika dipukuli, disirami dan bahkan dicaci karena dianggap tidak menghormati seorang Habib. Akan tetapi, point kita saat ini adalah tentang “label” seorang Habib yang sangat mulai dan dijadikan sandungan pembenar untuk melakukan apa saja dan seenaknya. Bahkan memukul dan mencaci orang yang dianggap rendah. Seperti Gus Dur yang dikatakan “buta hatinya” dan “Buta matanya” oleh Habib Rizieq dan itu pantas dilakukan dengan alasan karena dia seorang Habib? Atau keturunan Nabi Muhammad SAW? Jika Habib Rizeq dikritik akan perilakunya. Sehingga, dia menggunakan “label” Habib sebagai senjata untuk menyatakan akan hal itu dianggap menghina seorang Habib? Terang-benderang dari polemik yang semacam ini perlu ada semacam “pemahaman etis”. Bahwa sepantasnya, sewajibnya dan seharusnya seorang Habib yang menyandang gelar keturunan Rasulullah SAW. Mampu menjadi (teladan yang baik) dengan cara menasihati jika ada yang salah, keliru dan menyimpang. Bukan mencaci, menyakiti dan bahkan melakukan tindakan kekerasan dan semaunya. Habib adalah seorang ulama yang garis keturunannya langsung ke Rasulullah SAW, yang sejatinya harus (mencerminkan) segala aspek di dalam berdakwah yang santun, mudah memaafkan, bertutur yang baik dan berperilaku yang sesuai dengan Rasulullah SAW.
Narasi
Pada tanggal 21 September 2020 kemarin, sempat viral di jagat maya. Karena ada seorang Habib yang bernama Habib Salim Almansyur. Mencaci, memarahi dan bahkan memukul wajah seorang ustadz yang bernama Ustadz Hasan. Beliau dipukul dengan sepatu yang digunakannya. Hal ini dilatari oleh “buntut masa” pada saat pemilu tahun 2019 kemarin. ...
Read more 0

Kriminalisasi Ulama atau Ulama (yang) Kriminal?

Jihad Melawan Penguasa Dzalim, Bagaimana Caranya?
Narasi
Akhir-akhir ini ada narasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat yang menyatakan bahwa ulama banyak dikriminalisasi oleh aparat atau negara. Kelompok ini mendasarkan pada sebuah kasus yang menimpa beberapa ustadz atau pendakwah yang memang sedang berususan dengan aparat penegak hukum, bahkan ada yang sudah masuk tahanan. Tentu saja narasi di atas ...
Read more 0