Sabtu, 30 November, 2024
Informasi Damai
Damai

Damai

Makna Isra Mi’raj untuk Bangsa: Memperkokoh Relasi Spiritual dan Sosial

Makna Isra Mi’raj untuk Bangsa: Memperkokoh Relasi Spiritual dan Sosial
Editorial
Negara ini menjadikan peristiwa Isra Mi’raj Nabi sebagai hari libur nasional. Tentu saja ini merupakan sebuah penghargaan negara ini terhadap salah momentum penting dalam sejarah Islam. Namun, hal paling pokok dari momentum tersebut bagaimana bangsa ini memaknai momentum Isra Mi’raj untuk kepentingan bangsa ini. Di tengah masyarakat Indonesia, peristiwa Isra Mi’raj diperingati dengan pelbagai kegiatan mulai dari pengajian, perlombaan bernuansa islami, penampilan kesenian dan ragam kegiatan lainnya. Bahkan pada level ...
Read more 1

Akulturasi Budaya-Agama Membangun Peradaban Nusantara

Akulturasi Budaya-Agama Membangun Peradaban Nusantara
Narasi
Agama itu utuh dan menyeluruh. Tidak ada celah kehidupan yang luput dari teropongnya. Meskipun demikian manusia diberi kemerdekaan berdialektika dengan perkembangan zaman. Agama memberikan prinsip, rambu, dan pegangan fundamental saja. Sudah menjadi sunnatullah bahwa peradaban nusantara di Indonesia ini terbangun dalam keberagaman budaya. Menyikapi keragaman budaya, Islam tidak eksklusif total sekaligus tidak inklusif secara berlebihan. Ia adalah realistis dan positif dalam menghormati cita rasa dan akal sebagai kodrat manusia. Selain ...
Read more 0

Benang Merah Agama dan Budaya Lokal

Benang Merah Agama dan Budaya Lokal
Narasi
Dibandingkan dengan Timur Tengah, praktik keberagamaan di Indonesia lebih santun. Kita dengan mudah menemukan orang dengan beda keyakinan, duduk bersama membincangkan segala persoalan, baik personal maupun bangsa. Sesekali obrolan tersebut diwarnai dengan seringai tawa yang menunjukkan ekspresi kebahagiaan, keharmonisan, dan keakraban. Seakan-akan, perbedaan yang ada bukanlah halangan untuk bergaul. Justru, menjadi modal untuk saling berbagi pengalaman. Melalui obrolan semacam inilah karakter toleran terukir kuat dalam laku hidup masyarakat Indonesia. Mereka ...
Read more 0

Keselarasan Islam dan Kebudayaan Lokal

Keselarasan Islam dan Kebudayaan Lokal
Narasi
Kehadiran agama dalam kehidupan manusia untuk mengentaskan seseorang ke etika kehidupan yang saling menghargai dan menghormati dalam naungan ketauhidan. Agama menjadi seseorang menjadi pribadi yang tidak mudah marah ketika pendapatnya berbeda satu sama lain. Terlebih agama Islam yang memiliki tafsir beragam dalam perjalanan sampai saat ini. Ironinya, beberapa kalangan menjadikan agama sebagai alam untuk menakuti orang-orang yang di sekitarnya. Bahkan, mereka secara terang-terangan menggunakan nama agama demi mewujudkan ketakutan-ketakutan tersebut, ...
Read more 0

Apakah Islam Bisa Merangkul Budaya?

Apakah Islam Bisa Merangkul Budaya?
Narasi
Sensitivitas sebagian kita dalam beragama tampaknya perlu dikoreksi. Hal ini bukan berarti kita menghilangkan sensitivitas tersebut (sebab sensitivitas merupakan bukti perhatian kita terhadap sesuatu). Tetapi kita wajib untuk menyeimbangkan kadarnya sehingga manifestasi sensitivitas dapat proporsional. Alih-alih menambah kecintaan kita terhadap agama, sensitivitas yang ekstrem justru akan membuat agama ini kering kerontang. Agama menjadi tidak lentur terhadap ekspresi keberagaman. Padahal sejatinya agama harus mampu berdialog dengan berbagai hal. Termasuk dengan produk ...
Read more 0

Islam dan Budaya Ibarat Dua Sayap Burung yang Saling Sinergi

Islam dan Budaya Ibarat Dua Sayap Burung yang Saling Sinergi
Narasi
“Kita ini adalah orang Indonesia yang beragama Islam. Kita bukan orang Islam yang kebetulan dilahirkan di Indonesia”. KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Pernyataan Gus Mus tersebut dapat dimakmai sebagai sindiran terhadap kelompok keagamaan Islam yang melakukan kekerasan atas nama agama. Lebih lanjut, tokoh NU itu menekankan kata “orang Indonesia yang beragama Islam”, dimana kalimat ini mengharuskan umat Islam Indonesia mencintai Nusantara, baik budaya dan segela elemen dan atribut yang ...
Read more 0

Berpijak di Akar Budaya yang Sama

Narasi
BENARLAH ujar para orangtua, bukan Jakarta apalagi Eropa letak tujuan segenap sistem kebudayaan maupun keagamaan. Tapi, Ponorogo. Pono berarti “mawas/tahu” dan rogo adalah “diri”. Sodong, sebuah padhukuhan yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Gelangkulon, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Untuk menuju Sodong saya perlu menyusuri jalan kecil pegunungan yang menanjak dan berkelok. Di kaki gunung Suci, desa Pager Ukir, sekitar 2 km dari tempat tujuan ...
Read more 0

Nilai-Nilai Keislaman dalam Bingkai Keindonesiaan

Narasi
Islam masuk ke Indonesia pada abad 7 (menurut teori yang termahsyur) melalui jalur perdagangan. Kemudian penyebarannya dilakukan melalui beberapa saluran yaitu perdagangan, perkawinan, dakwah, pendidikan dan akulturasi budaya. Islam kemudian berkembang pesat setelah disebarkan oleh Walisongo di tanah Jawa. Penyebaaran yang berlangsung cepat tersebut dikarenakan para Walisongo tidak menggunakan pedang dan kekerasan, tetapi melalui pendekatan budaya dan dengan cara yang lemah lembut. Islam yang masuk ke Indonesia kemudian tidak serta ...
Read more 0

Islam; Agama yang Ramah Kebudayaan

Narasi
“Di Indonesia, Islam tidaklah membangun peradaban, ajaran itu mencocokkan diri” (Clifford Geertz) Jurnalis asal Australia, Sadand Dhume, mengakui keramahan muslim di Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah satu-satunya negara yang berpenduduk mayoritas muslim dan bisa menerima perbedaan yang mencolok sekalipun, misalnya perbedaan keyakinan. Ini agaknya sesuai dengan pendapat Clifford Geertz, yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia cenderung mencocokan diri dengan kebudayaan, bukan menghancurkan kebudayaan lalu membangun peradabannya sendiri. Pengakuan Sadand Dhume muncul ...
Read more 0

Titik Temu Agama dan Budaya dalam Konstruksi NKRI

Titik Temu Agama dan Budaya dalam Konstruksi NKRI
Narasi
Puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul “Ibu Indonesia” yang dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta, 29 Maret 2018, memang cukup mendapatkan perhatian publik. Pasalnya, puisi yang menyebut kata “syariat Islam”, “cadar”, dan “adzan” yang dibandingkan dengan “konde”, “kidung Indonesia” dinilai oleh beberapa kalangan telah menistakan agama. Oleh karena puisi yang membandingkan agama dan budaya ini, muncul kembali anggapan bahwa agama dan budaya adalah ...
Read more 0