Mengapa potensi “civil-distrust” jauh lebih berkembang, mengakar dan bahkan membudaya di setiap perhelatan demokrasi kita. Dari pada senggama budaya “civil-trust” rasa saling percaya? Fenomena ini sejalan dengan egosentrisme masyarakat yang selalu dihadapkan dengan “lanskap” ketidakpercayaan dengan melakukan pembangkangan “Civil Disobedience” dalam banyak hal. Perhelatan demokrasi Pancasila kita tereduksi oleh jejaring “people power” yang melahirkan segerombolan masyarakat anarkis, tidak mau diatur, bertindak semena-mena dan bahkan “kebebasan demokrasi” itu masih dijadikan wadah ...
Read more 0 e-Jurnal
Template e-Jurnal
PMD 26 Mei 2025DOWNLOAD BUKU
Editorial
Rekonstruksi Budaya Digital: Mengapa Budaya Ramah Tidak Bisa Membentuk Keadaban Digital?
Abdul Malik 10 Juli 2025 Perkembangan digital telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, terutama pada masa remaja. Fase ini kerap dipandang sebagai masa transisi psikologis yang kompleks. ...
Analisa
“Merawat Tanah Air adalah Jihad Kita”, Mencegah FTF dalam Gejolak Suriah
Haris Fatwa 19 Desember 2024 Sejak munculnya ISIS pada tahun 2014 hingga 2018, sekitar 600 foreign terroris fighter (FTF) atau kombatan teroris asing (KTA) Indonesia telah berada ...