Tan samar pamoring suksma Sinuksmaya winahya ing asepi Sinimpen telenging kalbu Pambukaning warana Tarlen saking liyep layaping aluyup Pindha pesating sumpenan Sinimpen ing rasa jati —Serat Wedhatama Pada awal 2000-an, saya sempat berdiskusi dengan seorang yang dikenal sebagai pakar budaya Jawa, (alm.) Prof., Dr. Damardjati Supadjar. Kala itu saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Jogja untuk memulai kuliah di fakultas filsafat UGM. Di salah satu rumahnya yang sederhana, di ...
Read more 0 Heru harjo hutomo
Heru harjo hutomo Posts
Tak banyak orang tahu bahwa desa di masa sekarang berbeda dengan desa di masa silam, meski ia pun bersumber dari masa yang lebih silam lagi. Pada masa keraton (Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta), kita mengenal yang namanya desa perdikan. Seperti di kota kelahiran saya, Ponorogo, terdapat 9 desa perdikan yang merupakan warisan Kasunanan Surakarta. Karena kontribusi mereka pada raja atau keraton, beberapa desa di masa silam dijadikan tanah perdikan. Mereka ...
Read more 0 Nahdlatul Ulama, sebagaimana ormas keagamaan lainnya, pernah beberapa kali mengetengahkan apa yang disebut sebagai tipologi keislaman. Tipologi merupakan sesuatu yang penting diketengahkan agar kita tak dihisap dan terhisap oleh abstraksi yang kering sehingga kehilangan karakter dan kekongkretan. Tipologi adalah hal yang biasa dalam kancah ilmu-ilmu humaniora. Dalam ilmu sosiologi dan antropologi hal itu akrab disebut sebagai varian. Barangkali, orang bertanya kenapa mesti harus ada tipologi. Logika ilmu (sains) adalah logika ...
Read more 0 Pada 02 Desember 2019, FPI dan massa aliansinya—alumni 212, GNPF MUI—berencana menggelar reuni 212. Dalam beberapa momen politik praktis di Indonesia, ormas yang potensial dibubarkan pemerintah itu menjadi motor dari gerakan populisme kanan. Sejak awal gerakan ini memang kerap mengemas segala kepentingannya dengan baju ataupun citra keagamaan tertentu. Pendekatan politik identitas mereka memang, dalam taraf tertentu, sempat membuat kegaduhan sosial karena sarat dengan penggunaan sentimen-sentimen keagamaan dan citra kekerasan. Reuni ...
Read more 2 Pada 1979, seorang pemikir berkebangsaan Prancis, Jean-Francois Lyotard, mempublikasikan hasil analisanya tentang sepotong zaman yang ia namakan zaman postmodern di mana apa yang ia sebut sebagai kematian metanarasi menjadi salah satu penandanya. Metanarasi merupakan “cerita-cerita agung” yang sekilas ambisius, progresif, emansipatif, optimistis, dst. Metanarasi tersebut tampak nyata pada apa yang orang kenal sebagai ideologi. Dalam perjalanan sejarah, berbagai macam ideologi lahir dan saling berkontestasi seolah lebih tahu mana yang terbaik ...
Read more 1 Adalah Friedrich Wilhelm Nietzsche yang kali pertama menyatakan bahwa musik tak sekedar rangkaian nada yang terstruktur yang memiliki fungsi menghibur. Dalam sebuah film, When Nietzsche Wept (2007), terdapat adegan dan sepenggal gumam dari sang tokoh utama yang tengah ekstase dalam alunan musik, Nietzsche, “Wagner you’ve made music sick!” Hubungan Nietzsche dan Richard Wagner, seorang komponis ternama, pernah terjalin bagus ketika sang filosof godam tersebut masih terpengaruh oleh pesimisme Arthur Schopenhauer. ...
Read more 0 Beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2016, ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar dan ketika radikalisme dan terorisme seolah sudah menjadi santapan sehari-hari, saya bertanya padanya: “Kenapa orang melakukan teror?” Sembari makan di sebuah acara kenduri, anak itu pun menjawab tanpa saya kasih wawasan sebelumnya: “Untuk menyebarkan ketakutan dan kecemasan.” Dan ketika usianya menginjak SMP, tiba-tiba ia memperingatkan keluarganya untuk tak memaksa adiknya melakukan sesuatu. Ketakutan dan pemaksaan adalah ...
Read more 0 Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan oleh “himbauan” MUI Jawa Timur perihal untuk tak menggunakan salam dari berbagai agama sebagaimana yang selama ini kerap terdengar di forum-forum resmi yang bersifat non-keagamaan. Himbauan itu sepertinya khusus ditujukan pada para pejabat publik agar, seperti logika klasik, memberi teladan pada rakyatnya. Pada forum-forum resmi kenegaraan umumnya para pejabat kita mengucapkan salam dengan mengambil salam dari berbagai agama yang diakui di republik ini: Assalamu’alaikum ...
Read more 1 Pada dasarnya dalam setiap agama ataupun sistem budaya klasik senantiasa ada yang namanya sisi eksoteris dan esoteris. Dalam agama Islam sisi esoteris tersebut dikenal sebagai tasawuf atau sufisme. Islam sendiri, dalam logika tasawuf, adalah sebuah “dasar” di mana ia berkaitan dengan sisi jasmani atau sisi luar kemanusiaan (hardware). Maka di sini ilmu yang paling berkaitan dengannya adalah fiqh. Pada ilmu fiqh orang akan belajar tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ...
Read more 1 Suatu kali saya menerangkan pada seseorang yang bertanya, kenapa kalau membaca sholawat khususnya pada saat gerakan dan bacaan takhiyat mesti memakai kata “sayyidina” sementara pada madzab lainnya tak memakainya. Dengan ilmu agama yang sekedarnya saya pun menjawabnya. Pertama, ibarat orang yang telah berutangbudi pada sesorang, entah orangtua atau guru-guru kita, tak mungkin kita njangkar, memanggil tanpa gelar, bukan? Kedua, dengan kelakar saya pun menganalogikannya dengan kasus pengiriman surat yang tentu ...
Read more 1