Beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2016, ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar dan ketika radikalisme dan terorisme seolah sudah menjadi santapan sehari-hari, saya bertanya padanya: “Kenapa orang melakukan teror?” Sembari makan di sebuah acara kenduri, anak itu pun menjawab tanpa saya kasih wawasan sebelumnya: “Untuk menyebarkan ketakutan dan kecemasan.” Dan ketika usianya menginjak SMP, tiba-tiba ia memperingatkan keluarganya untuk tak memaksa adiknya melakukan sesuatu. Ketakutan dan pemaksaan adalah ...
Read more 0 Heru harjo hutomo
Heru harjo hutomo Posts
Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan oleh “himbauan” MUI Jawa Timur perihal untuk tak menggunakan salam dari berbagai agama sebagaimana yang selama ini kerap terdengar di forum-forum resmi yang bersifat non-keagamaan. Himbauan itu sepertinya khusus ditujukan pada para pejabat publik agar, seperti logika klasik, memberi teladan pada rakyatnya. Pada forum-forum resmi kenegaraan umumnya para pejabat kita mengucapkan salam dengan mengambil salam dari berbagai agama yang diakui di republik ini: Assalamu’alaikum ...
Read more 1 Pada dasarnya dalam setiap agama ataupun sistem budaya klasik senantiasa ada yang namanya sisi eksoteris dan esoteris. Dalam agama Islam sisi esoteris tersebut dikenal sebagai tasawuf atau sufisme. Islam sendiri, dalam logika tasawuf, adalah sebuah “dasar” di mana ia berkaitan dengan sisi jasmani atau sisi luar kemanusiaan (hardware). Maka di sini ilmu yang paling berkaitan dengannya adalah fiqh. Pada ilmu fiqh orang akan belajar tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ...
Read more 1 Suatu kali saya menerangkan pada seseorang yang bertanya, kenapa kalau membaca sholawat khususnya pada saat gerakan dan bacaan takhiyat mesti memakai kata “sayyidina” sementara pada madzab lainnya tak memakainya. Dengan ilmu agama yang sekedarnya saya pun menjawabnya. Pertama, ibarat orang yang telah berutangbudi pada sesorang, entah orangtua atau guru-guru kita, tak mungkin kita njangkar, memanggil tanpa gelar, bukan? Kedua, dengan kelakar saya pun menganalogikannya dengan kasus pengiriman surat yang tentu ...
Read more 1 Well, mother, tell your children Never do what I have done Spend your lives in sin and misery In the house of the rising sun —Five Finger Death Punch Pernah suatu kali saya disepelekan “kecil” karena tak mau menuruti kemauan ataupun kebiasaan goblok mereka untuk berbuat dosa. Maklum, derajat mereka cuma sekedar tukang kepruk dan pedagang selangkangan. Pada dasarnya saya tak anti terhadap kalangan seperti itu. Tapi ada yang ...
Read more 1 Seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba menyeruak kerumunan. Secepat kilat ia menghunjamkan pisaunya ke perut seorang pejabat yang baru turun dari mobil. Sangat sederhana, seolah tak ada yang menyana. Untuk membunuh seorang pejabat tak perlu lagi adanya konspirasi yang rumit seperti yang terekam dalam film Vantage Point (Menakar Gerakan Makar “12:00”, Heru Harjo Hutomo dan Silvia Ajeng Dewanthi, www.harakatuna.com). Saya pun dapat menyimpulkan modus operandi seperti itu sangat khas jaringan-jaringan teroris ...
Read more 1 Perawakannya sedang. Sikapnya luruh, anteng, jatmika. Tutur katanya halus. Pernah saya dan beberapa kadang mengorek bawah sadarnya perihal seorang perempuan yang singgah kali pertama di hatinya. Kami pun terpingkal, bukan karena mengejek atau bermaksud merendahkan. Tapi karena saking sucinya ia, baiknya, ia. Perempuan itu adalah perempuan Belanda, yang, setelah pecah perang, raib ke negara asalnya. Dan ia, yang barangkali saking baiknya, tak pernah berusaha memilikinya. Bahkan setelah sang isteri pergi ...
Read more 0 Datang dari lingkungan yang identik dengan paham wahabi tak menyurutkan nyali seorang Ahmad Syafii Maarif untuk menjadi sesosok “pemberontak.” Sumatera Barat, di akhir abad ke-18, yang lekat dengan puritanisme Islam, adalah wilayah subur untuk persemaian paham wahabisme—konflik antara kaum mudo (Islam puritan) dengan kaum tuo (adat), perang padri, babak ke-2 sejarah organisasi Muhammadiyah yang lekat dengan besutan tokoh-tokoh yang pernah bersinggungan dengan pendidikan keislaman di Sumatera Barat. Buat saya pribadi, ...
Read more 0 Selama sepekan ini, tercatat bangsa Indonesia tengah diguncang dengan berbagai teror yang bernuansa agama—atau lebih tepatnya, berbungkus agama tertentu. Selasa, 08 Mei 2018, Mako Brimob menjadi sasaran teror yang menewaskan lima aparat kepolisian. Lusanya, Kamis, 10 Mei, satu aparat juga tumbang ditusuk seorang lelaki yang mencurigakan. Dan masih di kompleks yang sama, Sabtu, 12 Mei, dua perempuan yang diduga akan melakukan penusukan berhasil ditangkap (www.tempo.com 13/05/2018). Esoknya, Minggu, 13 Mei, ...
Read more 0 BENARLAH ujar para orangtua, bukan Jakarta apalagi Eropa letak tujuan segenap sistem kebudayaan maupun keagamaan. Tapi, Ponorogo. Pono berarti “mawas/tahu” dan rogo adalah “diri”. Sodong, sebuah padhukuhan yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Gelangkulon, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Untuk menuju Sodong saya perlu menyusuri jalan kecil pegunungan yang menanjak dan berkelok. Di kaki gunung Suci, desa Pager Ukir, sekitar 2 km dari tempat tujuan ...
Read more 0