Minggu, 20 April, 2025
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Yang Berisik, Yang Berbisik: Seni Sebagai Pendidikan Toleransi Sejak Dini

Hidup Laiknya Sebuah Karya Seni
Narasi
Dalam khazanah budaya Jawa, toleransi sering disepadankan dengan istlah “tepa slira” atau lebih tepatnya “tepa sarira.” Istilah ini sebenarnya lebih mengacu pada sebentuk sikap untuk tahu diri, tepa berarti kenal dan sarira berarti diri. Secara normatif hal ini berkaitan dengan kesadaran akan orang lain yang akan tumbuh ketika orang sadar akan diri sendiri. Tentang tepa sarira atau sikap etis mengenal diri sendiri yang berujung mengenal orang lainnya dan teranyamnya keberagaman ...
Read more 0

Khalifah fi al-Ardhi dan Diri-Diri yang Terkebiri

Khalifah fi al-Ardhi dan Diri-Diri yang Terkebiri
Narasi
Gustavo Gutierrez, Hasan Hanafi, Farid Esack, adalah beberapa nama pemikir dan aktifis yang pernah melambungkan apa yang dikenal sebagai “teologi pembebasan” (liberation theology). Memang sumbangsih Karl Marx sangat besar di sini, paling tidak ia menginspirasi sejumlah intelektual untuk memandang tauladan dan tradisi keagamaan yang dianutnya secara dinamis. Di hari ini tak usah jauh-jauh mengulik masalah ketakadilan ekonomi dan sosial untuk sekedar melihat upaya sistematis untuk mengebiri kedirian. Dalam pergaulan sehari-hari ...
Read more 2

Kantuk yang Tak Berujung Lelap: Liminalitas Dalam Kebudayaan Jawa Tradisional

Kantuk yang Tak Berujung Lelap: Liminalitas Dalam Kebudayaan Jawa Tradisional
Narasi
Tan samar pamoring suksma Sinuksmaya winahya ing asepi Sinimpen telenging kalbu Pambukaning warana Tarlen saking liyep layaping aluyup Pindha pesating sumpenan Sinimpen ing rasa jati —Serat Wedhatama Pada awal 2000-an, saya sempat berdiskusi dengan seorang yang dikenal sebagai pakar budaya Jawa, (alm.) Prof., Dr. Damardjati Supadjar. Kala itu saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Jogja untuk memulai kuliah di fakultas filsafat UGM. Di salah satu rumahnya yang sederhana, di ...
Read more 0

UU Desa dan Radikalisme di Akar Rumput

UU Desa dan Radikalisme di Akar Rumput
Narasi
Tak banyak orang tahu bahwa desa di masa sekarang berbeda dengan desa di masa silam, meski ia pun bersumber dari masa yang lebih silam lagi. Pada masa keraton (Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta), kita mengenal yang namanya desa perdikan. Seperti di kota kelahiran saya, Ponorogo, terdapat 9 desa perdikan yang merupakan warisan Kasunanan Surakarta. Karena kontribusi mereka pada raja atau keraton, beberapa desa di masa silam dijadikan tanah perdikan. Mereka ...
Read more 0

Nusantara dan Batas Imajinasi Sebuah Bangsa

Nusantara dan Batas Imajinasi Sebuah Bangsa
Narasi
Nahdlatul Ulama, sebagaimana ormas keagamaan lainnya, pernah beberapa kali mengetengahkan apa yang disebut sebagai tipologi keislaman. Tipologi merupakan sesuatu yang penting diketengahkan agar kita tak dihisap dan terhisap oleh abstraksi yang kering sehingga kehilangan karakter dan kekongkretan. Tipologi adalah hal yang biasa dalam kancah ilmu-ilmu humaniora. Dalam ilmu sosiologi dan antropologi hal itu akrab disebut sebagai varian. Barangkali, orang bertanya kenapa mesti harus ada tipologi. Logika ilmu (sains) adalah logika ...
Read more 0

Reuni dan Kasih Tak Sampai

Reuni dan Kasih Tak Sampai
Narasi
Pada 02 Desember 2019, FPI dan massa aliansinya—alumni 212, GNPF MUI—berencana menggelar reuni 212. Dalam beberapa momen politik praktis di Indonesia, ormas yang potensial dibubarkan pemerintah itu menjadi motor dari gerakan populisme kanan. Sejak awal gerakan ini memang kerap mengemas segala kepentingannya dengan baju ataupun citra keagamaan tertentu. Pendekatan politik identitas mereka memang, dalam taraf tertentu, sempat membuat kegaduhan sosial karena sarat dengan penggunaan sentimen-sentimen keagamaan dan citra kekerasan. Reuni ...
Read more 2

Membekap Ideologi, Menyingkap Kerangka Nalar

Membekap Ideologi, Menyingkap Kerangka Nalar
Narasi
Pada 1979, seorang pemikir berkebangsaan Prancis, Jean-Francois Lyotard, mempublikasikan hasil analisanya tentang sepotong zaman yang ia namakan zaman postmodern di mana apa yang ia sebut sebagai kematian metanarasi menjadi salah satu penandanya. Metanarasi merupakan “cerita-cerita agung” yang sekilas ambisius, progresif, emansipatif, optimistis, dst. Metanarasi tersebut tampak nyata pada apa yang orang kenal sebagai ideologi. Dalam perjalanan sejarah, berbagai macam ideologi lahir dan saling berkontestasi seolah lebih tahu mana yang terbaik ...
Read more 1

Habitus II: Musik Sebagai Sebentuk Deradikalisasi

Dzikir dan Metode Deradikalisasi II
Narasi
Adalah Friedrich Wilhelm Nietzsche yang kali pertama menyatakan bahwa musik tak sekedar rangkaian nada yang terstruktur yang memiliki fungsi menghibur. Dalam sebuah film, When Nietzsche Wept (2007), terdapat adegan dan sepenggal gumam dari sang tokoh utama yang tengah ekstase dalam alunan musik, Nietzsche, “Wagner you’ve made music sick!” Hubungan Nietzsche dan Richard Wagner, seorang komponis ternama, pernah terjalin bagus ketika sang filosof godam tersebut masih terpengaruh oleh pesimisme Arthur Schopenhauer. ...
Read more 0

Mereka yang Terjaga: Menggagas Pendidikan Antiradikalisme dan Antiterorisme Sejak Dini

Mereka yang Terjaga: Menggagas Pendidikan Antiradikalisme dan Antiterorisme Sejak Dini
Narasi
Beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2016, ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar dan ketika radikalisme dan terorisme seolah sudah menjadi santapan sehari-hari, saya bertanya padanya: “Kenapa orang melakukan teror?” Sembari makan di sebuah acara kenduri, anak itu pun menjawab tanpa saya kasih wawasan sebelumnya: “Untuk menyebarkan ketakutan dan kecemasan.” Dan ketika usianya menginjak SMP, tiba-tiba ia memperingatkan keluarganya untuk tak memaksa adiknya melakukan sesuatu. Ketakutan dan pemaksaan adalah ...
Read more 0

Menggugat Atomisme Bahasa

Menggugat Atomisme Bahasa
Narasi
Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan oleh “himbauan” MUI Jawa Timur perihal untuk tak menggunakan salam dari berbagai agama sebagaimana yang selama ini kerap terdengar di forum-forum resmi yang bersifat non-keagamaan. Himbauan itu sepertinya khusus ditujukan pada para pejabat publik agar, seperti logika klasik, memberi teladan pada rakyatnya. Pada forum-forum resmi kenegaraan umumnya para pejabat kita mengucapkan salam dengan mengambil salam dari berbagai agama yang diakui di republik ini: Assalamu’alaikum ...
Read more 1