Kits mengenal tiga dosa dalam dunia pendidikan nasional. Yakni intoleransi agama, kekerasan seksual, dan perundungan alias bullying. Dosa-dosa itu tidak berhenti di situ. Dosa itu memiliki efek lanjutan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Korban perundungan, misalnya kerap kali dihadapkan pada dua pilihan sulit; menyerah dalam arti buruh diri atau melawan balik dengan risiko melahirkan kekerasan baru. Pelaku pemboman di SMAN 72 Jakarta memilih jalan kedua. Ia melawan balik perundungan yang dialami ...
Read more 0 Archives by: Siti Nurul Hidayah
Siti Nurul Hidayah
Siti Nurul Hidayah Posts
Individu atau kelompok yang menjadi korban penindasan di masa lalu memiliki kemungkinan kuat untuk menjadi pelaku penindasan di masa depan. Demikian ucap sosiolog Frantz Fanon. Ungkapan itu muncul dalam konteks kajian negara poskolonial. Ia menyebut bahwa negara yang pernah mengalami kolonialisme alias penjajahan justru paling banyak melahirkan diktator. Sebaliknya, negara yang tidak pernah mengalami sejarah penjajahan justru nisbi sedikit melahirkan diktator. Artinya, kelompok yang memiliki rekam jejak tertindas memiliki kemungkinan ...
Read more 0 Kelompok ekstremis terutama ISIS tampaknya tidak pernah kehabisan materi propaganda kekerasan. Setelah revolusi Suriah berakhir dengan jatuhnya rezim Bashar Al Assad, kini ISIS menjadikan konflik horisontal di Sudan sebagai materi propaganda. Majalah terberu ISIS, Al Naba beberapa saat lalu menyerukan secara eksplisit ajaran jihad ke Sudan. Majalah Al Naba memajang Headline provokatif “Sudan Dilupakan”. Editorial itu menyoroti konflik dan kekerasan di Sudan dimana muslim menjadi salah satu kelompok yang menjadi ...
Read more 0 Jika ditanya, apa media sosial paling populer bagi gen Z dan gen Alpha, maka jawabannya tidak diragukan adalah TikTok. Platform media sosial berbasis video pendek ini begitu digandrungi anak-anak, remaja, dan kaum muda. Sebagian dari kita kerap sinis dengan menyebut TikTok sebagai medsos joget-joget. Padahal, jika kita melihat lebih obyektif, TikTok lebih dari sekedar medsos ajang joget. Salah satu hal menarik dari TikTok adalah pola algoritmanya yang cendrung demokratis untuk ...
Read more 0 Kaum santri barangkali adalah kelompok yang paling tepat untuk menyandang gelar Rausyanfikr. Istilah Rausyanfikr dipopulerkan oleh tokoh revolusi Iran, Ali Syari’ati. Istilah ini merujuk pada individu atau kelompok intelektual yang tidak sekedar fasih dan cakap secara teoretis, namun kaum intelektual yang hadir secara langsung sekaligus berkomitmen untuk berkontribusi menyelesaikan problem keumatan. Rausyanfikr adalah intelektual organik, yakni para cerdik pandai yang tidak tinggal di menara gading pengetahuan, namun hadir dan terlibat ...
Read more 0 Jamaah Ansharud Daulah alias JAD tidak bisa dianggap sepele. Organisasi yang didirikan oleh Oman Abdurrahman pada tahun 2015 ini merupakan payung besar yang menaungi sejumlah sel ekstremis lokal yang berafiliasi ke ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Oman sendiri menyatakan sumpah setia alias baiat pada pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi dari dalam penjara. Secara genealogis, kemunculan JAD sebenarnya dapat dilacak dari sejumlah organisasi ekstremis lain yang telah eksis ...
Read more 0 Isu terkait penggunaan gim daring (online game) sebagai sarana terorisme sebenernya bukan hal baru. Maka, jika ada kelompok yang menganggap isu penggunaan gim daring sebagai sarana terorisme itu mengada-ada, kemungkinannya hanya dua; dia tidak pernah membaca berita atau memang dia pendukung terorisme itu sendiri. Data memperlihatkan bagaimana kelompok teror menggunakan platform gim daring buruk menunjang aktivitas terornya. Mulai dari merencanakan serangan, memposting manifesto, mempropagandakan ideologi kekerasan, hingga mengambil inspirasi dari ...
Read more 0 Mengapa gagasan Negara Islam masih laku di tengah umat Islam? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan berbagai sudut pandang. Dari sudut pandang politik, kekecewaan pada sistem demokrasi yang belum sepenuhnya berhasil mewujudkan kesejahteraan dan keadilan menjadi alasan mengapa gagasan Negara Islam laku di tengah umat. Dari sisi sosial, kesenjangan ekonomi dan finansial sebagai residu sistem kapitalisme liberal membuat imajinasi tentang negara Islam selalu abadi di benak umat Islam. Sedangkan dari sisi ...
Read more 0 Strategi rebranding Hizbut Tahrir Indonesia alias HTI tampaknya cukup berhasil. Meski entitas HTI secara fisik sulit diidentifikasi, namun di dunia maya mereka cukup mendominasi. HTI bangkit dengan model dakwah baru, yakni dakwah yang nge-pop. Dakwah nge-pop dapat diidentifikasi dari sejumlah karakter. Pertama, model dakwah yang fokus di ranah digital dengan kemasan audip visual yang menarik. Sekaligus juga dirancang untuk bisa menaklukkan algoritma media sosial. Kedua, model dakwah yang membahas hal-hal ...
Read more 0 Akhir Agustus, ketika sejumlah kota di Indonesia dilanda demonstrasi massa, media sosial pun ikut bergejolak. Riset Monash Data and Democracy Research Hub mencoba menganalisa percakapan digital di tanggal 25-31 Agustus, hari-hari ketika demonstrasi terjadi. Selama kurun waktu tersebut, terdapat 10 juta unggahan, dimana 29 persen di antaranya bernuansa toxic dan 20 persen lainnya mengarah pada polarisasi kelas, sedangkan 47 persen lainnya bernada kemarahan. Artinya, secara presentase unggahan bernuansa kemarahan menjadi ...
Read more 0
