Bukan Sekularisasi, Moderasi Beragama Menyelematkan Agama Proses Domestifiksi

Bukan Sekularisasi, Moderasi Beragama Menyelematkan Agama Proses Domestifiksi

- in Narasi
129
0
Bukan Sekularisasi, Moderasi Beragama Menyelematkan Agama Proses Domestifiksi

Prinsip moderasi beragama merupakan pondasi yang penting dalam menjaga harmoni dan kesatuan dalam masyarakat yang beragama. Namun, tantangan-tantangan kontemporer sering kali menguji kestabilan prinsip ini. Di tengah upaya untuk memperkuat moderasi beragama muncul narasi bagaimana moderasi seolah sebagai misi terselubung dari sekularisasi.

Sekularisasi, yang mengadvokasi pemisahan agama dari ranah publik, sering kali dianggap agenda tersebunyi dari gagasan moderasi beragama. Namun, apakah keduanya benar-benar mempunyai yang selaras?

Sekularisasi adalah proses di mana pengaruh agama menurun dalam kehidupan masyarakat, politik, dan lembaga-lembaga publik. Sekularisasi sering dianggap sebagai bagian dari modernisasi, di mana kekuasaan dan otoritas agama digantikan oleh prinsip-prinsip rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan hukum yang berlaku secara universal.

Di sisi lain, moderasi beragama juga dikenal sebagai konsep yang menekankan pentingnya sikap tengah, toleransi, dan saling pengertian di antara pemeluk agama yang berbeda. Moderasi, dalam hal ini, justru ingin mengetengahkan agama di ruang publik dengan menarik simpul-simpul ajaran inti yang relevan dengan kehidupan publik.

Umat beragama memiliki peran yang krusial dalam merawat dan memperkuat prinsip moderasi. Mereka harus mampu menjadi pelopor dalam mempromosikan dialog antaragama, menghormati perbedaan, dan menolak ekstremisme. Upaya tersebut bukan hanya tanggungjawab individu atau kelompok tertentu, tetapi merupakan komitmen bersama untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang multikultural dan multireligius.

Di Indonesia sendiri, perlindungan terhadap kaum minoritas agama sangatlah minim. Bukan hanya mereka yang non-muslim, bahkan komunitas muslim sendiri dengan golongan minoritas juga banyak merasakan minimnya perlindungan. Sebut saja, Ahmadiyah yang telah lama mengalami tekanan dan diskriminasi karena pandangan keagamaannya yang dianggap kontroversial oleh mayoritas Muslim di Indonesia.

Regulasi negara dan sikap masyarakat memengaruhi hak-hak minoritas agama, serta upaya-upaya untuk memperkuat perlindungan terhadap mereka. Penyelesaian yang tepat dapat dilakukan dengan melibatkan dialog antaragama, memperkuat kerangka hukum, dan kebijakan yang mendukung kebebasan beragama dan perlindungan terhadap minoritas agama.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan merevisi undang-undang yang diskriminatif dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia dan pluralisme agama. Selain itu, pendidikan agama yang inklusif dan program pelatihan untuk aparat penegak hukum dan pemimpin masyarakat dapat membantu memperkuat pemahaman tentang keberagaman agama dan pentingnya toleransi.

Karena itulah, moderasi merupakan jalan untuk menyelamatkan agama yang terpinggirkan oleh proses sekularisasi. Moderasi membawa agama pada level kebijakan publik dan kenegaraan yang dapat memayungi kehidupan bersama. Tentu, tidak benar jika dikatakan moderasi sebagai proyek sekularisasi.

Sekularisasi ingin menghapus jejak agama dalam ruang publik dan negara. Moderasi justru terus berjuang untuk menyuarakan kepentingan agama dalam arti kehidupan bersama dalam ruang-ruang publik. Moderasi menjadi corong agama agar ia tidak kehilangan elan vitalnya di ruang publik. Moderasi justru menyelematkan agama dari proses domestifikasi agama yang hanya berkutat dalam ruang privat.

Facebook Comments