Gotong-Royong Pancasila Atasi Corona

Gotong-Royong Pancasila Atasi Corona

- in Narasi
2763
2
Gotong-Royong Pancasila Atasi Corona

PenyebaranCoronavirus Disease (Covid-19) yang semakin bertambah setiap harinya menuntut kita semua semakin waspada. Virus yang awalnya menyebar di Wuhan China ini kini sudah menjadi persoalan nyata di hadapan kita. Hingga Selasa (07/04/2020), sudah ada 2738 kasus Covid-19 di Tanah Air. Pemerintah sudah menetapkan status Covid-19 sebagai jenis penyakit dengan faktor risiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Pemerintah terus menekankankan pentingnya Physical Distancing atau pembatasan fisik, menghimbau masyarakat agar tetap di rumah, dan melarang masyarakat berkumpul dalam jumlah besar.

Melihat perkembangan penularan Covid-19, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan detailnya secara rinci dijabarkan dalam Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.

PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinveksi Covid-19 sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya. Penetapannya berdasarkan permohonan kepala daerah dan Kepala Pelaksana Gugus Tugas Covid-19 dengan persetujuan Menteri Kesehatan. Saat ini, usulan permintaan status PSBB yang disetujui Menkes adalah dari Pemprov DKI Jakarta. DKI Jakarta adalah wilayah episentrum Covid-19 dengan tingkat kematian pasein positif corona yang telah mencapai 10%.

Pemerintah jelas berkewajiban mengatasi persoalan pandemi Covid-19 ini. Melalui kewenangan dan otoritasnya, pemerintah wajib melindungi kesehatan masyarakat di tengah situasi wabah penyakit saat ini. Akan tetapi, sejauh mana kebijakan tersebut bisa optimal dan efektif sangat dipengaruhi tingkat kesadaran seluruh masyarakat.

Baca Juga : Corona: Senasib Sepenanggungan

Perang melawan Corona mesti dilakukan bersama-sama, dengan sinergi dan kekompakan seluruh elemen masyarakat. Solidaritas dan semangat kebersamaan harus mendasari kesadaran masyarakat agar setiap individu terdorong melakukan pencegahan penularan Covid-19 secara maksimal.

Spirit Pancasila

Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki jiwa kebersamaan dan solidaritas tinggi. Sebagai negara dengan masyarakat majemuk, beragam, berbeda-beda, yang disatukan oleh satu dasar negara Pancasila, bangsa ini menyimpan akar persatuan dan kebersamaan yang saat ini penting ditransformasikan dan diaktualisasikan dalam menghadapi situasi di tengah pandemi ini.

Kita tahu, Pancasila tak sekadar dasar negara, namun juga merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia. Artinya, cara berfikir, bertindak, dan bersikap bangsa Indonesia idealnya mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Spirit Pancasila mesti mendasari setiap kebijakan dan strategi bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa. Nilai-nilai Pancasia akan mendorong setiap individu manusia Indonesia untuk mengambil sikap dan menetapkan pendiriannya dalam realitas masyarakat Indonesia secara keseluruhan (Sylvester: 2012).

Itu artinya, Pancasila juga mesti menjadi spirit pendorong kita untuk mengatasi persoalan wabah Covid-19 ini. Nilai Ketuhanan harus menjadi landasan dalam menghadapi situasi sulit ini. Bahwa ini harus dipandang sebagai ujian dari Tuhan yang harus dihadapi dan dilewati, agar bangsa ini kembali menguatkan ikatan persaudaraan untuk bersama-sama mengatasinya. Kita juga harus optimis bahwa dengan bergotong-royong dan menguatkan kepedulian antarsesama, Tuhan pasti akan segera melepaskan bangsa ini dari belenggu pandemi ini.

Begitu juga nilai kemanusiaan dan keadilan harus dijunjung tinggi dalam menangani wabah ini. Bahwa setiap kebijakan dan penanganan yang diambil pemerintah terkait wabah Covid-19 harus senantiasa memegang prinsip keadilan dan kemanusiaan. Masyarakat juga mesti bahu-membahu untuk menyalakan spirit kemanusiaan di tengah situasi darurat ini. Seperti menggalang bantuan untuk para pasien Covid-19, hingga membantu petugas medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam melawan virus.

Nilai kemanusiaan juga harus dijunjung tinggi seluruh masyarakat dalam bersikap terhadap para pasien Covid-19, petugas medis, dan orang-orang yang terlibat langsung dalam penanganan pasien. Kabar-kabar tentang stigmatisasi warga terhadap keluarga pasien, penolakan warga secara sosial terhadap petugas medis pasien yang menangani pasien Covid-19, hingga penolakan jenazah pasien positif Covid-19 menggambarkan adanya nilai-nilai kemanusiaan yang terkikis. Kita berharap, hal-hal tersebut tak lagi terjadi.

Di tengah situasi darurat saat ini, yang kita butuhkan adalah rasa saling peduli, saling membantu, dan saling menguatkan. Di sinilah, nilai persatuan dan gotong-royong Pancasila sangat dibutuhkan. Spirit persatuan dan gotong royong ini yang membuat masyarakat sadar untuk patuh terhadap berbagai himbauan pemerintah atau otoritas kesehatan terkait upaya pencegahan penularan Covid-19. Seperti patuh untuk tetap di rumah, selalu menjaga jarak fisik (Physical Distancing), hingga sering-sering mencuci tangan dan memakai masker.

Spirit persatuan dan gotong royong pula yang membuat kita saling peduli untuk bersama-sama mengupayakan pencegahan terhadap wabah ini. Dengan spirit persatuan, kita selalu diingatkan bahwa kita semua adalah satu bangsa, sehingga harus saling peduli, saling membantu, dan saling menjaga. Sebab di tengah wabah ini, kewaspadaan dan kehati-hatian setiap individu menjadi sangat menentukan efektivitas setiap upaya pencegahan. Sebaliknya, kecerobohan sebagian orang bisa berakibat fatal terhadap banyak orang. Jadi, mari bersama-sama kita menumbuhkan kesadaran pribadi untuk melawan pandemi ini!

Facebook Comments