Senin, 15 September, 2025
Informasi Damai
islam

islam

Penguatan Pendidikan Karakter untuk Bangsa Indonesia yang Beradab

Budaya perkelahian antar pelajar masih menjadi masalah klasik. Masalah ini menjadi semakin kompleks akhir-akhir ini dengan fenomena semakin beraninya siswa sekolah mempermalukan guru di kelas, diajak berkelahi, dianiaya bahkan ada yang dipukul hingga tewas. Berbagai fenomena tersebut cukup merisaukan karena generasi inilah yang akan menentukan masa depan bangsa di masa yang akan datang. Pendidikan sejatinya tidak hanya mendidik anak mempunyai prestasi tinggi dalam bidang akademik, tetapi hal yang mesti diperhitungkan adalah kualitas penanaman karakter. Dengan kata lain, pendidikan sebenarnya bertujuan pada dua hal mendorong manusia yang cerdas secara intelektual dan membentuk manusia yang beradab secara spiritual, emosional, dan sosial. Tidak cukup memiliki kualitas intelektual, tetapi krisis di aspek kecerdasan spiritual, emosional dan sosial. Aspek kedua inilah yang disasar oleh pendidikan karakter. Kenapa pendidikan karakter menjadi sangat penting? Kunci keberhasilan seorang siswa kelak bukan hanya ditentukan oleh prestasi akademiknya, tetapi sangat tergantung dari kepriadian dan mentalnya. Jiwa kemandirian, kesopanan, adaptable dengan lingkungan dan tantangan, mudal bergaul dan siap menerima perbedaan merupakan karakter dan nilai yang juga sangat menentukan masa depan siswa. Karena itulah, misi besar bangsa ini untuk memberikan, mendidik dan menanamkan pendidikan karakter di sekolah harus terus didukung dan digalakkan. Namun, pertanyaannya apakah karakter bisa dibentuk hanya dengan pendidikan formal dan pengajaran ruang kelas berbasis mata pelajaran? Karakter sebenarnya sangat terkait dengan sikap dan pandangan yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Proses penanaman karakter tidak hanya berhenti pada pemberian mata pelajaran norma dan etika, tetapi keteladanan di lingkungan sosial. Dari sinilah, pendekatan budaya menjadi sangat penting dalam mentransfer karakter dan nilai kepada anak. Pendekatan budaya dalam mendidik watak dan karakter mengandainkan bahwa lingkungan sosial harus menjadi arena kondusif bagi penanaman dan proses identifikasi siswa dalam menyerap pendidikan karakter. Setidaknya tiga elemen penting sebagai kunci efektifitas pendidikan karakter yang harus dikuatkan: lingkungan masyarakat yang dimulai dari keluarga, budaya sekolah yang mendukung dan lingkungan kelas. Pertama, lingkungan masyarakat yang dimulai dari unit paling kecil bernama keluarga. Keluarga berperan sangat penting sebagai sekolah pertama dalam mendidik karakter anak. Orang tua tidak hanya khawatir ketika anaknya mendapatkan nilai jelek, tetapi akan lebih khawatir ketika melihat anaknya mulai tidak disiplin, tidak jujur, tidak sopan dan mulai bersikap kasar. Pembudayaan karakter yang beradab harus dimulai keluarga dengan cara keteladanan seorang ibu dan bapak. Keluarga harus menjadi institusi pertama yang mendorong anaknya untuk percaya dan menghormati lingkungan sekolah baik guru dan teman sebayanya. Akan fatal, apabila orang tua justru tidak menaruh kepercayaan atas proses pembelajaran di sekolah. Intinya, keteladan orang tua merupakan cermin bagaimana siswa bersikap di lingkungan sekolah. Kedua, budaya lingkungan sekolah. Institusi pendidikan harus menjamin dan menyediakan ruang sosial yang kondusif yang dapat membantu proses internalisasi nilai dan watak peserta didik. Keagamaan, kedisiplinan, kejujuran, saling menghormati, dan kemandirian harus menjadi budaya yang tercipta di lingkungan sekolah. Ketiga, lingkungan kelas. Proses inti pembelajaran pendidikan karakter adalah di ruang kelas. Dalam proses inilah, dibutuhkan guru yang mampu mengkomunikasikan pengetahuan menjadi sikap bukan doktrin. Guru harus menjadi teladan tetapi juga teman yang baik dan komunikatif dalam memecahkan persoalan di kelas. Ketiga elemen penting untuk saling menguatkan dalam menanamkan pendidikan karakter seperti nilai agama, norma kesopanan, integritas, kepedulian, kebersamaan dan cinta tanah air. Hal ini akan selaras dengan tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Editorial
Budaya perkelahian antar pelajar masih menjadi masalah klasik. Masalah ini menjadi semakin kompleks akhir-akhir ini dengan fenomena semakin beraninya siswa sekolah mempermalukan guru di kelas, diajak berkelahi, dianiaya bahkan ada yang dipukul hingga tewas. Berbagai fenomena tersebut cukup merisaukan karena generasi inilah yang akan menentukan masa depan bangsa di masa yang akan datang. Pendidikan sejatinya tidak hanya mendidik anak mempunyai prestasi tinggi dalam bidang akademik, tetapi hal yang mesti diperhitungkan ...
Read more 1

Memilih Takmir Masjid dan Khotib yang Menyebarkan Perdamaian

Memilih Takmir Masjid dan Khotib yang Menyebarkan Perdamaian
Narasi
Beberapa Jum’at yang lalu (08/02/2019), saya melaksanakan shalat Jum’at di dekat tempat tinggal. Ada khotbah yang janggal yang disampaikan di masjid itu, yaitu khotib menyarankan agar harus bersikap tegas terhadap orang “kafir” dan masjid yang disampaikan sebagai pusat untuk berpolitik. Tentu saja yang dimaksud kafir olehnya adalah orang yang beragama di luar Islam. Mendengarkan apa yang disampaikan khotib, saya membayangkan apabila jamaah Jum’at terprovokasi khotbah tersebut, perdamaian yang telah lama ...
Read more 0

Menjaga Keutuhan NKRI melalui Rumah Ibadah

Menjaga Keutuhan NKRI melalui Rumah Ibadah
Narasi
Rumah ibadah menjadi salah satu mediasi yang digunakan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Baik interaksi dengan Tuhan ataupun dengan orang-orang yang seiman dengannya. Dan sudah seharusnya rumah ibadah dijadikan sebuah medium untuk menguatkan solidaritas umat beragama dan menjaga keutuhan NKRI. Di mana berangkat dari rumah ibadah ini kita diajak untuk saling menghargai dan mencintai satu sama lain. Dengan begitu gesekan dan pertikaian antar umat beragama tidak akan pernah terjadi. Penyebabnya ...
Read more 1

Masjid : Tempat Bermunajat Bukan Menghujat

Masjid : Tempat Bermunajat Bukan Menghujat
Narasi
Rumah ibadah tempat suci yang dibangun untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setidaknya, kita senantiasa untuk memakmurkannya. Selain sebagai tempat kegiatan spiritual untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt, masjid juga berfungsi untuk kegiatan positif yang lain, misal penddika dan kegiatan sosial. Jangan sampai masjid dialih fungsikan untuk menyampaikan, ujaran kebencian, provokasi yang memecah belah umat. Masjid merupakan tempat membangun peradaban dan aset yang berperan penting dimasyarakat. Membangun Masjid gampang namun memakmurkannyalah ...
Read more 1

Rumah Ibadah; Rumah Damai Tanpa Politisasi

Rumah Ibadah; Rumah Damai Tanpa Politisasi
Narasi
Gegap gempita menyambut pemilu 2019 semakin semarak. Kedua kubu pun saling menjual keunggulan pasangan yang diusung. Safari politik dilakukan demi mendulang suara pada 17 April mendatang. Namun, kampanye dan bumbu politik tidak selamanya positif. Hoax, ujaran kebencian serta politisasi menjadi bahan yang tak luput dijadikan umpan memancing suara. Politisasi rumah ibadah oleh salah satu kubu yang bertanding sempat menjadi tagar di media sosial menjadi contohnya. Kampanye atau mengenalkan para calon ...
Read more 1

Refleksi Sejarah; Persaudaraan Indah dari Rumah Ibadah

Refleksi Sejarah; Persaudaraan Indah dari Rumah Ibadah
Narasi
Rumah ibadah menjadi tempat umat beragama beribadah dan mendekatkan diri pada Tuhan. Sebagai tempat beribadah, sudah semestinya rumah ibadah dikondisikan agar selau sejuk, nyaman, tenang, dan damai. Bagi umat Muslim, rumah ibadah yang berupa masjid memiliki cerita panjang. Tak sekadar tempat beribadah, masjid dalam sejarah peradaban Islam menyimpan banyak cerita. Di masjid, umat muslim berkumpul, membangun persatuan, mengadakan pembelajaran dan pendidikan, berdakwah, hingga bermusyawarah. Di zaman Rasulullah Saw, masjid bahkan ...
Read more 1

Membumikan Falsafah Bangsa Melalui Rumah Ibadah

Photo 2019 02 21 12 31 36
Narasi
Termasuk sebuah ancaman serius jika seorang warga negara tidak memahami falsafah bangsanya. Bagaimana tidak, falsafah bangsa merupakan jati diri kita, yang tanpanya entah jadi apa kepulauan ini. Boleh jadi, hancur lebur oleh konflik yang kompleks; saling bunuh, jarah, tindas, dan kengerian lainnya. Juga ironis jika ada warga negara yang mengaku beragama, tapi menolak sistem negara-bangsa. Padahal, sudah jelas termaktub dalam Pancasila, bahwa negara ini menjamin eksistensi agama-agama, tanpa mendiskreditkan pemeluk ...
Read more 2

Masjid sebagai Sarana Edukasi Damai

Masjid sebagai Sarana Edukasi Damai
Narasi
Sebagai negara-bangsa dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, Indonesia memiliki jumlah masjid yang sangat banyak, yakni 800.000 buah. Belum lagi masjid-masjid atau mushala yang belum terdata. Raja Salman yang berkunjung ke Indonesia Maret 2018 lalu, terkejut sekaligus kagum dengan jumlah tersebut. Maka, jika umat Islam menyadari, jumlah masjid yang besar itu sebenarnya bisa dijadikan sarana untuk menyatukan umat. Yang perlu diingat adalah, bahwa masjid bukanlah sekadar rumah ibadah yang hanya ...
Read more 0

Mesjid Sebagai Basis Literasi Agama Cinta Damai

Mesjid Sebagai Basis Literasi Agama Cinta Damai
Narasi
Selama ini mesjid masih didominasi praktik ritual vertikal kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (hablumminallah). Fungsi masjid sebagai agen sosial (hablumminnas) terhadap generasi masih minim. Rutinitas masjid kebanyakan masih berkutat sebagai tempat ceramah, khotbah dan pengajian. Salah satu yang absen dari perhatian kita selama ini adalah minimnya peran rumah ibadah dalam meningkatkan literasi agama yang cinta damai. Literasi keagamaan di masjid masih rendah. Demikian salah satu kesimpulan penelitian dari Center for ...
Read more 1

Rumah Ibadah Jangan Dijadikan Tempat Provokasi

Rumah Ibadah Jangan Dijadikan Tempat Provokasi
Narasi
Kata Mbah Sujiwo Tejo dalam akun Twitternya, “Intinya, bagaimana sembahyang itu bisa mendorong seluruh hatimu untuk menolong orang lain. Itulah inti pergi ke masjid, gereja, wihara, kuil, dan sebagainya.” Bila demikian, berarti rumah ibadah merupakan sarana tumbuhnya hidayah, kasih-sayang, kedamaian, kerukunan, dan toleransi. Alangkah salah kaprah bila kemudian ada seseorang yang menyampaikan pesan-pesan permusuhan, kebencian, dan hoax di tempat ibadah. Sebab, hal itu bertolak belakang dengan tujuan ibadah, yaitu mendekatkan ...
Read more 1