Kamis, 18 September, 2025
Informasi Damai
Archives by: Gatot Sebastian

Gatot Sebastian

0 comments

Gatot Sebastian Posts

Wajah Baru Radikalisasi di Dunia Game

Photo 2025 09 17 12.24.10
Narasi
Gen Z lahir dengan dua kewarganegaraan. Indonesian citizenship dan internet citizenship (netizen). Bagi mereka, tidak ada garis pemisah yang jelas antara kehidupan “nyata” dan “daring”. Identitas mereka bukan hanya nama di akta kelahiran, tetapi juga nama panggilan di dunia game (gamertag) yang reputasinya telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Relasi pertemanan juga tidak lagi diukur dari kedekatan geografis, melainkan dari petualangan yang mereka share di semesta virtual. Bagi generasi ini, kehilangan ...
Read more 0

Mengapa Tidak Ada Trias Politica pada Zaman Nabi?

Mengapa Tidak Ada Trias Politica pada Zaman Nabi?
Kebangsaan
Di tengah perdebatan tentang sistem pemerintahan yang ideal, seringkali pandangan kita tertuju pada model-model masa lalu, termasuk sistem Khilafah pada era Khulafaur Rasyidin. Kelompok HTI mungkin melihatnya sebagai antitesis dari demokrasi modern. Namun, jika kita telaah lebih dalam, ada prinsip-prinsip fundamental dalam praktik pemerintahan Islam awal yang justru bisa menjadi cermin untuk memperkaya dan menguatkan demokrasi yang kita jalankan hari ini, bukan untuk melenyapkannya. Tujuannya bukanlah meniru struktur masa lalu ...
Read more 0

Menemukan Tuhan dalam Kecerdasan Buatan

Menemukan Tuhan dalam Kecerdasan Buatan
Keagamaan
Pergeseran budaya digital telah mendorong Kecerdasan Buatan (AI) ke garda depan wacana global, dan kini mesin-mesin canggih tersebut mulai menginfiltrasi ranah paling personal: keagamaan. Namun, di balik potensinya sebagai alat spiritualitas, AI menghadirkan ancaman nyata sebagai akselerator radikalisasi dan ekstremisme. Kemampuannya memproses dan menyebarkan informasi dalam skala masif menjadikannya pedang bermata dua yang dapat mencerahkan sekaligus menghancurkan. Ancaman ini bukanlah hipotesis. Kelompok teroris seperti Al-Qaeda telah secara terbuka membahas pemanfaatan ...
Read more 0

Dialog Deliberatif dalam Riuh Pesta Rakyat

Dialog Deliberatif dalam Riuh Pesta Rakyat
Narasi
Di tengah riuh euforia Kemerdekaan Republik Indonesia, terbentang sebuah panggung kolosal yang tak pernah lekang oleh waktu: Pesta Rakyat. Dari Sabang hingga Merauke, di gang-gang sempit perkotaan hingga lapangan desa yang luas, udara dipenuhi aroma persatuan. Tawa anak-anak yang beradu cepat dalam balap karung, sorak-sorai penonton yang memberi semangat pada peserta panjat pinang, dan wajah-wajah belepotan cokelat dalam lomba makan kerupuk semua melebur menjadi sebuah mozaik kebangsaan yang indah. Pemandangan ...
Read more 0

Merdeka Berpikir ala Ki Hajar Dewantoro

Merdeka Berpikir ala Ki Hajar Dewantoro
Tokoh
Harus diakui, era digital melahirkan paradoks. Kita dibanjiri informasi, namun sering kali pikiran kita justru terkotak-kotak. Kita terhubung secara global, tetapi semakin terkurung dalam gelembung-gelembung keyakinan yang sempit. Dalam realitas yang kontradiktif inilah, pemikiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan kita, bukan lagi sekadar warisan sejarah, melainkan sebuah seruan mendesak yang bersifat kritis bagi siapa saja. Gagasannya soal “kemerdekaan” jiwa manusia, yang ditopang oleh pilar-pilar zelfstandig (berdiri sendiri), onafhankelijk (tidak tergantung ...
Read more 0

Fathu Makkah; Seni Mencintai Saat Ada Ribuan Alasan untuk Membenci

Fathu Makkah; Seni Mencintai Saat Ada Ribuan Alasan untuk Membenci
Keagamaan
Menurut sebagian Muslim, Fathu Makkah dilihat sebagai upaya hegemoni ofensif oleh umat Islam di daerah yang masyarakatnya dulu pernah mencela Nabi Muhammad. Konsep “penaklukan” (conquest) secara inheren menyiratkan dominasi, subjugasi, dan tak jarang, pembalasan brutal terhadap pihak yang kalah. Saat itu, narasi kekuasaan memang identik dengan pedang dan ekspansi. Peristiwa Fathu Makkah ini, secara permukaan, memiliki semua elemen dari sebuah penaklukan klasik. Namun Sirah Ibn Ishaq dan seorang akademisi seperti ...
Read more 0

Alarm dari Pemalang dan Penyakit Kronis “Kerukunan Simbolik”

Alarm dari Pemalang dan Penyakit Kronis “Kerukunan Simbolik”
Narasi
Bentrokan yang pecah di Pemalang antara massa Rizieq Shihab (“FPI”) dan aliansi PWI LS lalu adalah potret nyata dari kerapuhan tatanan sosial kita. Benturan horizontal itu juga memvalidasi penyakit kita di tengah masyarakat yaitu “kerukunan simbolik” atau passive harmony. Mari kita amati. Dua kubu sejatinya sama-sama mengusung niat yang tampak mulia. Satu pihak ingin menyelenggarakan dakwah, pihak lain merasa terpanggil untuk “menjaga kondusivitas” dan nilai Pancasila. Namun, kedua niat ini ...
Read more 0

Sudahkah Kita Kritis Memilihkan Sekolah Keagamaan untuk Anak?

Sudahkah Kita Kritis Memilihkan Sekolah Keagamaan untuk Anak?
Narasi
Pada tahun 2018, The Conversation pernah menerbitkan tulisan tentang tipologi sekolah yang rentan terpapar paham radikal. Riset ini adalah project kolaborasi Indonesia-Australia pada tahun 2017 yang berjudul asli “Are Islamic schools in Indonesia educating for or against religious extremism?”. Meskipun ini adalah penelitian lama, saya rasa isunya masih relevan hingga saat ini. Menyadur Jajak Pendapat Tim Jurnalisme Data Kompas (17/7/25), preferensi orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah swasta berbasis agama ...
Read more 0

Apakah Dakwah Apologetik adalah Budaya Kita?

Apakah Dakwah Apologetik adalah Budaya Kita?
Narasi
Harmoni lintas iman yang sudah berakar di Indonesia kerap diganggu oleh dakwah apologetik yang orientasinya adalah membenturkan konsep keimanan antar agama. Sebetulnya, biang keroknya ada pada pendekatan tekstualisme skriptural, sebuah cara pandang yang memperlakukan ayat-ayat suci seolah-olah benda mati. Teks wahyu yang sejatinya hidup dalam kekayaan konteks historis dicerabut paksa hingga menjadi dalil-dalil beku yang kaku. Ketika wahyu diperlakukan secara dangkal dan harfiah, ia kehilangan ruhnya, kebijaksanaannya, dan yang terpenting, ...
Read more 0

Apakah Normal Membiasakan Anak Hidup dalam Lingkungan Homogen?

Apakah Normal Membiasakan Anak Hidup dalam Lingkungan Homogen?
Narasi
Apakah wajar orang tua khawatir jika anak hidup dalam lingkungan yang heterogen? Di satu sisi, membiarkan anak hidup di lingkungan mono-identitas rentan mempengaruhi pandangan hidup mereka soal identitas yang lain. Tetapi di sisi lain, orang tua mungkin resah identitas anak akan terombang-ambing jika hidup dalam lingkungan yang heterogen. Dilema ini terasa begitu nyata bagi banyak orang tua di Indonesia. Kekhawatiran akan identitas anak yang luntur atau terpengaruh hal-hal negatif saat ...
Read more 0