Kamis, 30 Oktober, 2025
Informasi Damai
Archives by: Gatot Sebastian

Gatot Sebastian

0 comments

Gatot Sebastian Posts

Menolak Senjakala Pesantren

Photo 2025 10 21 13.21.26
Narasi
Ada sebuah diktum yang meresahkan bagi kaum santri saat ini, yaitu bahwa untuk menjadi modern, Islam harus sekuler. Bahwa pesantren adalah lembaga “kolot” yang anti-kemajuan, dan sebaliknya, seorang santri yang berpikir kritis atau bicara demokrasi pastilah “liberal” dan tercerabut dari akarnya. Dua pandangan ekstrem ini sama-sama keliru, karena lahir dari kegagalan fundamental dalam memahami apa itu modernitas dan apa sebenarnya ruh pendidikan pesantren. Kekeliruan ini berakar pada anggapan bahwa modernisasi ...
Read more 0

Denyut Nadi ISIS di Nusantara

Denyut Nadi ISIS di Nusantara
Narasi
Mengutip laporan Washington Post, seperti dikutip oleh Kompas, ISIS masih memiliki sekitar 10.000 pejuang aktif dari tahun 2020-2022. Artinya, sejak kekalahannya, ISIS masih menyimpan kemampuan dan kemauan untuk melanjutkan teror berkepanjangan. Pada 26 Januari 2022, misalnya, kurang lebih sepekan sebelum serangan yang menewaskan pemimpin ISIS Imam Quraishi, militan ISIS melancarkan serangan yang kompleks dan terkoordinasi di penjara Hasaka, Suriah timur laut. Penjara ini menampung lebih dari 3.000 tersangka anggota ISIS ...
Read more 0

Hierarki Nilai Al-Qur’an: Upaya Menjaga Marwah Teks dan Urgensi Konteks

Hierarki Nilai Al-Qur’an: Upaya Menjaga Marwah Teks dan Urgensi Konteks
Kebangsaan
Dalih bahwa teks adalah landasan moral agama yang dibawakan tradisi keagamaan puritan tidak sepenuhnya salah. Sejatinya, teks seperti Al-Qur’an muncul dari sebuah entitas suci (Tuhan) dan sebuah risalah kenabian. Mengabaikan teks bisa jadi menanggalkan sakralitas risalah itu. Namun demikian dalam konteks penafsiran, kekhawatiran bahwa interpretasi yang terlalu terikat pada teks akan kehilangan relevansinya dengan zaman. Di sisi lain, pendekatan yang terlalu bebas berisiko tercerabut dari akar wahyu itu sendiri. Dalam ...
Read more 0

Wajah Baru Radikalisasi di Dunia Game

Photo 2025 09 17 12.24.10
Narasi
Gen Z lahir dengan dua kewarganegaraan. Indonesian citizenship dan internet citizenship (netizen). Bagi mereka, tidak ada garis pemisah yang jelas antara kehidupan “nyata” dan “daring”. Identitas mereka bukan hanya nama di akta kelahiran, tetapi juga nama panggilan di dunia game (gamertag) yang reputasinya telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Relasi pertemanan juga tidak lagi diukur dari kedekatan geografis, melainkan dari petualangan yang mereka share di semesta virtual. Bagi generasi ini, kehilangan ...
Read more 0

Mengapa Tidak Ada Trias Politica pada Zaman Nabi?

Mengapa Tidak Ada Trias Politica pada Zaman Nabi?
Kebangsaan
Di tengah perdebatan tentang sistem pemerintahan yang ideal, seringkali pandangan kita tertuju pada model-model masa lalu, termasuk sistem Khilafah pada era Khulafaur Rasyidin. Kelompok HTI mungkin melihatnya sebagai antitesis dari demokrasi modern. Namun, jika kita telaah lebih dalam, ada prinsip-prinsip fundamental dalam praktik pemerintahan Islam awal yang justru bisa menjadi cermin untuk memperkaya dan menguatkan demokrasi yang kita jalankan hari ini, bukan untuk melenyapkannya. Tujuannya bukanlah meniru struktur masa lalu ...
Read more 0

Menemukan Tuhan dalam Kecerdasan Buatan

Menemukan Tuhan dalam Kecerdasan Buatan
Keagamaan
Pergeseran budaya digital telah mendorong Kecerdasan Buatan (AI) ke garda depan wacana global, dan kini mesin-mesin canggih tersebut mulai menginfiltrasi ranah paling personal: keagamaan. Namun, di balik potensinya sebagai alat spiritualitas, AI menghadirkan ancaman nyata sebagai akselerator radikalisasi dan ekstremisme. Kemampuannya memproses dan menyebarkan informasi dalam skala masif menjadikannya pedang bermata dua yang dapat mencerahkan sekaligus menghancurkan. Ancaman ini bukanlah hipotesis. Kelompok teroris seperti Al-Qaeda telah secara terbuka membahas pemanfaatan ...
Read more 0

Dialog Deliberatif dalam Riuh Pesta Rakyat

Dialog Deliberatif dalam Riuh Pesta Rakyat
Narasi
Di tengah riuh euforia Kemerdekaan Republik Indonesia, terbentang sebuah panggung kolosal yang tak pernah lekang oleh waktu: Pesta Rakyat. Dari Sabang hingga Merauke, di gang-gang sempit perkotaan hingga lapangan desa yang luas, udara dipenuhi aroma persatuan. Tawa anak-anak yang beradu cepat dalam balap karung, sorak-sorai penonton yang memberi semangat pada peserta panjat pinang, dan wajah-wajah belepotan cokelat dalam lomba makan kerupuk semua melebur menjadi sebuah mozaik kebangsaan yang indah. Pemandangan ...
Read more 0

Merdeka Berpikir ala Ki Hajar Dewantoro

Merdeka Berpikir ala Ki Hajar Dewantoro
Tokoh
Harus diakui, era digital melahirkan paradoks. Kita dibanjiri informasi, namun sering kali pikiran kita justru terkotak-kotak. Kita terhubung secara global, tetapi semakin terkurung dalam gelembung-gelembung keyakinan yang sempit. Dalam realitas yang kontradiktif inilah, pemikiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan kita, bukan lagi sekadar warisan sejarah, melainkan sebuah seruan mendesak yang bersifat kritis bagi siapa saja. Gagasannya soal “kemerdekaan” jiwa manusia, yang ditopang oleh pilar-pilar zelfstandig (berdiri sendiri), onafhankelijk (tidak tergantung ...
Read more 0

Fathu Makkah; Seni Mencintai Saat Ada Ribuan Alasan untuk Membenci

Fathu Makkah; Seni Mencintai Saat Ada Ribuan Alasan untuk Membenci
Keagamaan
Menurut sebagian Muslim, Fathu Makkah dilihat sebagai upaya hegemoni ofensif oleh umat Islam di daerah yang masyarakatnya dulu pernah mencela Nabi Muhammad. Konsep “penaklukan” (conquest) secara inheren menyiratkan dominasi, subjugasi, dan tak jarang, pembalasan brutal terhadap pihak yang kalah. Saat itu, narasi kekuasaan memang identik dengan pedang dan ekspansi. Peristiwa Fathu Makkah ini, secara permukaan, memiliki semua elemen dari sebuah penaklukan klasik. Namun Sirah Ibn Ishaq dan seorang akademisi seperti ...
Read more 0

Alarm dari Pemalang dan Penyakit Kronis “Kerukunan Simbolik”

Alarm dari Pemalang dan Penyakit Kronis “Kerukunan Simbolik”
Narasi
Bentrokan yang pecah di Pemalang antara massa Rizieq Shihab (“FPI”) dan aliansi PWI LS lalu adalah potret nyata dari kerapuhan tatanan sosial kita. Benturan horizontal itu juga memvalidasi penyakit kita di tengah masyarakat yaitu “kerukunan simbolik” atau passive harmony. Mari kita amati. Dua kubu sejatinya sama-sama mengusung niat yang tampak mulia. Satu pihak ingin menyelenggarakan dakwah, pihak lain merasa terpanggil untuk “menjaga kondusivitas” dan nilai Pancasila. Namun, kedua niat ini ...
Read more 0