Nasionalisme, pada esensinya, adalah sebuah kekuatan pembebas. Paham ini pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-18, berkelindan dengan terbentuknya negara-negara bangsa (nation-states). Sebuah negara bangsa dibentuk atas dasar kemauan untuk hidup bersama, didorong oleh faktor-faktor seperti persamaan bahasa, adat-istiadat, tradisi, dan sering kali, nasib sepenanggungan. Di Indonesia, nasionalisme lahir dari rahim kolonialisme. Kesadaran kolektif terhadap situasi terjajah melahirkan keinginan untuk bebas dan merdeka. Inilah api yang melahirkan Boedi Oetomo, ...
Read more 0 Archives by: Gatot Sebastian
Gatot Sebastian
Gatot Sebastian Posts
Konsep i’dād, atau persiapan kekuatan, dalam diskursus keagamaan sering kali dilepaskan dari konteks historisnya. Gambaran umum meliputi persiapan fisik, latihan militer, hingga penguasaan persenjataan klasik. Wacana ini, yang ditarik secara literal dari konteks historis abad ke-7, kerap dipahami sebagai kewajiban individual. Namun, aplikasi pemahaman literalistik ini pada konteks Indonesia abad ke-21 berpotensi menimbulkan disorientasi strategis. Ia bukan hanya keliru secara kontekstual, tetapi juga berisiko mengalihkan sumber daya kolektif dari medan ...
Read more 0 Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia mengenang kembali ikrar agung para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara yang meleburkan identitas kesukuan mereka—Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon—menjadi satu identitas kebangsaan: Indonesia. Sumpah itu adalah sebuah deklarasi untuk meruntuhkan sekat-sekat demi sebuah cita-cita bersama. Jauh sebelum itu, di sebuah oasis bernama Yatsrib, sebuah sumpah serupa, meski tak terucap dalam format yang sama, telah dipraktikkan oleh sebuah generasi muda yang mengubah total lanskap ...
Read more 0 Ada sebuah diktum yang meresahkan bagi kaum santri saat ini, yaitu bahwa untuk menjadi modern, Islam harus sekuler. Bahwa pesantren adalah lembaga “kolot” yang anti-kemajuan, dan sebaliknya, seorang santri yang berpikir kritis atau bicara demokrasi pastilah “liberal” dan tercerabut dari akarnya. Dua pandangan ekstrem ini sama-sama keliru, karena lahir dari kegagalan fundamental dalam memahami apa itu modernitas dan apa sebenarnya ruh pendidikan pesantren. Kekeliruan ini berakar pada anggapan bahwa modernisasi ...
Read more 0 Mengutip laporan Washington Post, seperti dikutip oleh Kompas, ISIS masih memiliki sekitar 10.000 pejuang aktif dari tahun 2020-2022. Artinya, sejak kekalahannya, ISIS masih menyimpan kemampuan dan kemauan untuk melanjutkan teror berkepanjangan. Pada 26 Januari 2022, misalnya, kurang lebih sepekan sebelum serangan yang menewaskan pemimpin ISIS Imam Quraishi, militan ISIS melancarkan serangan yang kompleks dan terkoordinasi di penjara Hasaka, Suriah timur laut. Penjara ini menampung lebih dari 3.000 tersangka anggota ISIS ...
Read more 0 Sejak awal dipublikasi pada 2023 hingga hari ini, narasi zero terrorist attack memang tidak bisa selalu dikesankan positif. Aksi teror hanyalah gunung es (Scharmer, 2018). Proses terjadinya aksi yang melandasi gunung es itu—seperti intoleransi, swaradikalisasi, pendanaan teror, dan rekrutmen—bergerak sangat subtil di tengah masyarakat. Berdasarkan laporan dari We Are Social, terdapat 185,3 juta pengguna internet aktif per Januari 2024. Analisis dari Kepios juga menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia meningkat ...
Read more 0 Dalih bahwa teks adalah landasan moral agama yang dibawakan tradisi keagamaan puritan tidak sepenuhnya salah. Sejatinya, teks seperti Al-Qur’an muncul dari sebuah entitas suci (Tuhan) dan sebuah risalah kenabian. Mengabaikan teks bisa jadi menanggalkan sakralitas risalah itu. Namun demikian dalam konteks penafsiran, kekhawatiran bahwa interpretasi yang terlalu terikat pada teks akan kehilangan relevansinya dengan zaman. Di sisi lain, pendekatan yang terlalu bebas berisiko tercerabut dari akar wahyu itu sendiri. Dalam ...
Read more 0 Gen Z lahir dengan dua kewarganegaraan. Indonesian citizenship dan internet citizenship (netizen). Bagi mereka, tidak ada garis pemisah yang jelas antara kehidupan “nyata” dan “daring”. Identitas mereka bukan hanya nama di akta kelahiran, tetapi juga nama panggilan di dunia game (gamertag) yang reputasinya telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Relasi pertemanan juga tidak lagi diukur dari kedekatan geografis, melainkan dari petualangan yang mereka share di semesta virtual. Bagi generasi ini, kehilangan ...
Read more 0 Di tengah perdebatan tentang sistem pemerintahan yang ideal, seringkali pandangan kita tertuju pada model-model masa lalu, termasuk sistem Khilafah pada era Khulafaur Rasyidin. Kelompok HTI mungkin melihatnya sebagai antitesis dari demokrasi modern. Namun, jika kita telaah lebih dalam, ada prinsip-prinsip fundamental dalam praktik pemerintahan Islam awal yang justru bisa menjadi cermin untuk memperkaya dan menguatkan demokrasi yang kita jalankan hari ini, bukan untuk melenyapkannya. Tujuannya bukanlah meniru struktur masa lalu ...
Read more 0 Pergeseran budaya digital telah mendorong Kecerdasan Buatan (AI) ke garda depan wacana global, dan kini mesin-mesin canggih tersebut mulai menginfiltrasi ranah paling personal: keagamaan. Namun, di balik potensinya sebagai alat spiritualitas, AI menghadirkan ancaman nyata sebagai akselerator radikalisasi dan ekstremisme. Kemampuannya memproses dan menyebarkan informasi dalam skala masif menjadikannya pedang bermata dua yang dapat mencerahkan sekaligus menghancurkan. Ancaman ini bukanlah hipotesis. Kelompok teroris seperti Al-Qaeda telah secara terbuka membahas pemanfaatan ...
Read more 0
