Kamis, 26 Desember, 2024
Informasi Damai
Archives by: Gatot Sebastian

Gatot Sebastian

0 comments

Gatot Sebastian Posts

Melanggengkan Kerukunan Pasca Idul Kurban

Melanggengkan Kerukunan Pasca Idul Kurban
Kebangsaan
Solidaritas sosial adalah hikmah yang melekat pada Hari Raya Kurban. Sikap itu seharusnya tidak berhenti bersamaan dengan selesainya euforia Hari Raya. Di beberapa daerah di Indonesia, Hari Raya Idul Adha, ditambah dengan hari-hari tasyriknya, menegaskan simpul solidaritas lintas agama. Hal ini bukan berarti sebelum Idul Adha mereka tidak rukun, tetapi momen berbagi kurban seolah mengkalibrasi ulang semangat kerukunan itu. Beberapa daerah di Papua misalnya menjadi saksi bahwa status minoritas Muslim ...
Read more 0

Memahami Pluralisme Kebangsaan dalam Praktek Interaksi Sosial yang Dinamis

Memahami Pluralisme Kebangsaan dalam Praktek Interaksi Sosial yang Dinamis
Narasi
Agama merupakan alat perekat sosial. Begitu kata Emile Durkheim. Menurutnya, pemahaman terhadap agama pada akhirnya melahirkan apa yang disebut dengan “yang sakral” dan “yang profan”, di mana komunitas akan saling berkompromi untuk mendefinisikan keduanya. Dalam pengertian ini, tanpa keberadaan agama, manusia sebagai makhluk sosial belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai manusia yang sempurna karena ada unsur relasi sosial yang tak saling terjalin. Terpisah, seorang teolog Kristen bernama Leonardo Boff mengatakan bahwa ...
Read more 0

Pesan Toleransi dari Empat Imam Madzhab

Pesan Toleransi dari Empat Imam Madzhab
Narasi
Islam menyimpan banyak hikmah dalam kisah-kisah ulama’ klasik, terkait nilai-nilai moderasi beragama. Toleransi dan mengelola perbedaan misalnya. Hikmah mengelola perbedaan tercermin dalam perjalanan empat Imam madzhab besar Islam, Abu Hanifah, (w.150 H), Imam Maliki (w.179 H), Imam Syafi’i (w.204 H), dan Imam Hanbali (w.248 H). Keempat ulama besar tersebut tak ragu bersilang pendapat satu sama lain. Sebelum lanjut, sepertinya kita perlu merefleksi ulang, “apa sih toleransi itu?” Kita ambil definisi ...
Read more 0

Penyelewengan Surat Al-Maidah Ayat 3 dan Korelasinya dengan Semangat Kebangsaan Kita

Keagamaan
Konsep negara bangsa sebagai anak kandung modernitas selalu mendapat pertentangan dari kelompok radikal konservatif dalam Islam. Menurut mereka, nation-state bertentangan dengan konsep kenegaraan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad di era Makkah-Madinah. Salah satu dalil yang sering dilontarkan adalah perihal kesempurnaan Islam yang tersebut dalam QS. Al-Maidah: 3. Dalil ini menurut mereka meniscayakan bahwa amalan apapun termasuk ijtihad politik dan kebangsaan yang tidak sesuai dengan sunnah Rasululllah adalah salah. Ayat ini ...
Read more 0

Buku Al-Fatih 1453 di Kalangan Pelajar: Sebuah Kecolongan Besar di Intansi Pendidikan

Buku Al-Fatih 1453 di Kalangan Pelajar: Sebuah Kecolongan Besar di Intansi Pendidikan
Faktual
Dunia pendidikan pernah gempar di akhir tahun 2020 lalu. Kepala Dinas Pendidikan Bangka Belitung, pada Rabu (30/9), mengeluarkan surat pernyataan bahwa murid-murid setara SMA di sana wajib untuk membaca buku Al-Fatih 1453 karangan Felix Siauw. Buku itu sebetulnya bukan literatur akademik, melainkan sebuah novel dengan latar belakang sejarah yang bercerita tentang kisah perang salib di zaman Turki Utsmani. Perang yang terjadi jauh dari Indonesia, tepatnya di Eropa sana. Sederhananya, novel itu bukan ...
Read more 0

Halalbihalal dan Ikhtiar Rekonsiliasi Nasional

Halalbihalal dan Ikhtiar Rekonsiliasi Nasional
Narasi
Sepanjang sejarahnya dari masa Nabi Muhammad sampai sekarang, Islam mengandung nilai-nilai universal dan lokalitas sekaligus. Keduanya saling isi mengisi dan berjalan beriringan sampai akhir jaman kelak. Di Madinah, Rasulullah tidak begitu saja membuang nilai-nilai lokal. Mana yang baik dan masih bisa diadopsi dalam ajaran Islam akan Rasul ambil. Yang jelek dan bertentangan dengan aqidah akan Rasul tolak. Bahkan untuk mengubah tradisi yang sudah sangat mengakar, yaitu minum minuman keras, Rasulullah ...
Read more 0

Munasabah Nasional Selepas Ramadhan

Munasabah Nasional Selepas Ramadhan
Narasi
Waktu sangat cepat meninggalkan kita, ia terus berganti dengan putaran yang baru. Kini, kita telah bersiap meninggalkan bulan Ramadhan. Mari kita lupakan terlebih dahulu segala hal material yang berkaitan dengan lebaran. Kita pinggirkan barang sebentar untuk memikirkan sesuatu yang lebih esensial di penghujung bulan suci ini. Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah, bulan pahala, bulan di mana Rabb dan ampunan-Nya sangat dekat dengan umat. Dalam upaya memperbaiki rohani dan menemukan jati diri, seberapa ...
Read more 0

Membumikan Nuzulul Qur’an: Memaknai “Rahmah” sebagai Kunci Kehidupan Harmonis

Membumikan Nuzulul Qur’an: Memaknai “Rahmah” sebagai Kunci Kehidupan Harmonis
Narasi
Ada dua premis yang secara fundamental menjadi landasan manusia dalam menjalani kehidupan. Pertama, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan; dan kedua, manusia sebagai individu yang memiliki identitas berbeda satu dengan lainnya. Meski begitu, keniscayaan manusia yang harus bersosial untuk menjalani kehidupan, biasanya mengakibatkan bentrokan antar karakter individu yang berbeda satu sama lain. Lalu, bagaimana mestinya kita bersikap? Sebagai titik pijak, ada baiknya jika kita melihat lebih bagaimana ‘rahmah’ bisa menjadi ...
Read more 0

Redefinisi “Toleransi Atas Nama Menghormati” di Bulan Suci

Redefinisi “Toleransi Atas Nama Menghormati” di Bulan Suci
Narasi
Bagi sebagian orang, toleransi mungkin dianggap seagai terminologi sosial. Tapi dalam konteks kita sebagai warga negara, toleransi adalah laku hidup. Namun rupanya parade intoleransi justru banyak tersaji di bulan suci. Di bulan Ramadhan, orang mengeluarkan sesumbar, yang puasa itu harus dihormati, dihargai, dan sebagainya. Sebagian dari kita menuntut kelompok yang tidak puasa untuk menghormati yang puasa atas dasar toleran. Tuntutan ini salah satunya mewujud dalam bentuk perda-perda syariah. Memang semakin ...
Read more 0

Konflik, Perang, hingga Kejatuhan Khilafah: Belajar dari Kisah Ali & Muawiyah

Konflik, Perang, hingga Kejatuhan Khilafah: Belajar dari Kisah Ali & Muawiyah
Narasi
Kisah bermula ketika Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib berencana memecat Muawiyah yang saat itu menjadi gubernur di Syam. Sebagai pemegang kuasa tertinggi, Ali tentu memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang akan menjadi pembantunya dalam hal administrasi di daerah-daerah. Tetapi Muawiyah menolak. Muawiyah justru balik mendesak agar Ali mengusut kasus pembunuhan Utsman dengan mengalungkan baju Utsman di mimbar masjid Damaskus dan mengajak para pendukungnya untuk meminta diprosesnya kasus itu. Aksi ...
Read more 0