Perjuangan rakyat Palestina merupakan salah satu simbol terpenting dalam panggung kemanusiaan global. Selama puluhan tahun, dunia menyaksikan rakyat Palestina menghadapi penjajahan, pengusiran, dan pelanggaran hak asasi manusia yang terus berulang. Dukungan terhadap perjuangan ini tumbuh dari berbagai penjuru dunia, tidak hanya dari negara-negara Muslim, tetapi juga dari komunitas internasional yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kemanusiaan.
Namun, di balik narasi yang kuat dan menyentuh itu, terdapat bahaya laten yang mengintai: hadirnya kelompok-kelompok yang secara sengaja memanfaatkan isu Palestina untuk membenarkan tindakan kekerasan dan terorisme. Kelompok-kelompok ini menjadi penumpang gelap yang mencoreng nilai-nilai luhur perjuangan tersebut.
Beberapa organisasi radikal dan ekstrem, seperti ISIS dan Al-Qaeda, telah lama menggunakan isu Palestina sebagai alat propaganda untuk memobilisasi simpatisan, menjustifikasi kekerasan, dan memperluas konflik. Padahal, dalam realitasnya, mereka tidak pernah benar-benar membela rakyat Palestina secara konkret. Justru, aksi-aksi mereka merusak simpati dunia terhadap Palestina dan menguatkan stigma negatif yang merugikan rakyat Palestina sendiri.
Narasi serupa digunakan dalam sejumlah serangan teror yang terjadi di berbagai negara. Pelaku mengklaim motif solidaritas terhadap Palestina, namun sasarannya adalah warga sipil tak berdosa, yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan konflik. Alih-alih membantu perjuangan, tindakan semacam ini memperkeruh opini publik dan menempatkan isu Palestina dalam bingkai kekerasan yang tidak adil. Teror atas nama solidaritas justru melahirkan kontraproduktivitas dalam perjuangan itu sendiri.
Lebih dari itu, bentuk penyusupan lain yang perlu diwaspadai adalah penggalangan dana atas nama bantuan untuk Palestina. Dalam beberapa kasus, lembaga-lembaga tertentu terbukti menyalahgunakan donasi yang dihimpun dari publik untuk mendanai kegiatan militan yang dilarang oleh hukum internasional. Dana yang seharusnya digunakan untuk pendidikan anak-anak Palestina, pengobatan, serta kebutuhan dasar pengungsi, justru dipakai untuk membeli senjata, pelatihan militer, atau mendukung aksi-aksi kekerasan di negara lain.
Kasus seperti ini pernah ditemukan di beberapa negara, termasuk negara-negara Eropa dan kawasan Timur Tengah. Berbagai laporan lembaga intelijen internasional bahkan menyebut adanya jejaring pendanaan global yang bergerak atas nama solidaritas Palestina, tetapi ternyata memiliki afiliasi dengan kelompok yang masuk dalam daftar teroris internasional.
Fenomena ini tentu menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi, publik memiliki semangat solidaritas yang besar terhadap rakyat Palestina. Di sisi lain, ada keraguan terhadap jalur-jalur bantuan yang ada. Maka dari itu, masyarakat internasional, termasuk di Indonesia, perlu lebih cermat dan kritis dalam menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina. Solidaritas yang tulus harus diwujudkan melalui cara-cara yang damai, legal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penyaluran bantuan hendaknya dilakukan melalui lembaga-lembaga yang kredibel dan memiliki rekam jejak akuntabilitas yang jelas. Pengawasan terhadap lembaga filantropi juga perlu diperkuat oleh negara, agar tidak menjadi celah pembiayaan kegiatan radikal. Di sinilah pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan media dalam memberikan edukasi dan literasi kemanusiaan yang bertanggung jawab.
Kita juga perlu memperkuat narasi bahwa dukungan terhadap Palestina bukanlah dukungan terhadap kekerasan, melainkan bentuk kepedulian terhadap hak-hak asasi manusia, kemerdekaan, dan keadilan. Palestina bukan simbol permusuhan, tetapi simbol perjuangan damai yang patut dihormati. Kita perlu membedakan dengan tegas antara perjuangan yang sah dengan aksi-aksi kekerasan yang merusak tujuan luhur tersebut.
Perjuangan rakyat Palestina adalah perjuangan untuk kemerdekaan, bukan alat propaganda untuk menyebarkan ketakutan. Ia adalah panggilan nurani dunia, bukan sarana untuk menyuburkan dendam dan kebencian. Justru, untuk menjaga kemurnian perjuangan itu, kita semua perlu tegas menolak segala bentuk teror yang mengatasnamakan Palestina.
Dengan menjaga perjuangan ini tetap berada dalam jalur yang bermartabat, kita bisa memastikan bahwa solidaritas global terhadap Palestina tidak dibajak oleh kelompok-kelompok yang menghalalkan kekerasan. Palestina butuh dukungan, bukan dari pelaku kekerasan, tetapi dari mereka yang memiliki keberanian untuk berdiri di sisi kemanusiaan.