Sabtu, 19 April, 2025
Informasi Damai
Archives by: Heru harjo hutomo

Heru harjo hutomo

0 comments

Heru harjo hutomo Posts

Antara Kurban dan Korban: Menimbang Paradigma Autochthony dalam Beragama

Antara Kurban dan Korban: Menimbang Paradigma Autochthony dalam Beragama
Narasi
Anggung anggubel sarengat Saringane tan den weruhi Dalil dalaning ijemak Kiyase nora mikani Ketungkul mungkul sami Bengkrakan mring mesjid agung Kalamun maca kotbah Lelagone dhandhanggendhis Swara arum ngumandhang cengkok palaran Serat Wedhatama Sampai hari ini saya tak habis pikir kenapa padanan kata Arab “qarib” adalah “kurban” dan bukannya “korban.” Apakah pengertian “kurban” dengan “korban” berbeda? Apakah konotasi “korban,” yang sebenarnya sama saja dengan “kurban,” terasa ngenas sehingga kebanyakan dari kita ...
Read more 0

Islam Nusantara dan Korban Kebangsaan

Islam Nusantara dan Korban Kebangsaan
Narasi
Ada sebuah parabel dari Kafka, seorang sastrawan yang pernah berpesan bahwa kelak setelah kematiannya karya-karyanya agar dibakar, tentang seorang yang tiba-tiba saja menjadi terpidana dan sesaat menjelang penggantungannya bergumam: “Seperti seekor kambing yang mengembik.” Saya teringat cerita Ismail dalam novel Kafka, The Trial, yang mendadak juga mesti disembelih oleh Bapaknya, Ibrahim. Tak perlu saya ungkapkan suasana dramatik menjelang penyembelihan Ismail, meskipun buat banyak sastrawan titik itu adalah yang paling menarik ...
Read more 0

Yang Berubah, Yang Pecah-Belah: Menyimak Klaim dan Kontestasi Tafsir Atas Pancasila

Yang Berubah, Yang Pecah-Belah: Menyimak Klaim dan Kontestasi Tafsir Atas Pancasila
Narasi
Pada 2003 pertama kali saya mengenalnya. Setelah sedikit berbincang dan entah kenapa diizinkan untuk mengikuti pasujudan di pendapa Paguyuban Sumarah, saya memboncengnya dengan motor butut saya kerumahnya di Sayidan, Jogjakarta. Kebetulan jalan kami untuk pulang searah. Ketika itu usianya sudah senja, sama sekali tak terlihat ia bersikap manja. “Sampun, ngriki kemawon,” katanya santun saat saya hendak menuntunnya untuk menuruni tangga menuju rumahnya. Pada Februari kemarin, 2020, ia menghembuskan napasnya yang ...
Read more 0

Jalan Panjang Moderatisme

Jalan Panjang Moderatisme
Narasi
Kalau cinta sudah dibuang Jangan harap keadilan akan datang Kesedihan hanya tontonan Bagi mereka yang diperbudak jabatan —Iwan Fals Pada tahun 2017 saya melihat bahwa radikalisasi keagamaan di Indonesia terjadi pada dua tataran: tataran birokratik dan tataran kerakyatan. Yang pertama berupaya melakukan formalisasi Islam—tanpa hirau pada aspek substansialnya yang mampu menjadi titik-singgung dalam keberagaman—pada kalangan menengah ke atas dengan memanfaatkan otoritas dan fasilitas negara. Sementara yang kedua teradikalisasi karena faktor ...
Read more 0

Radikalisme dan Terorisme Sebagai Fenomena Ideologis, Bukan Agamis

Radikalisme dan Terorisme Sebagai Fenomena Ideologis, Bukan Agamis
Narasi
Pertama kali saya berkenalan dengan marxisme adalah pada beberapa patah kata Karl Marx yang dahulu seperti menjadi motor aktivisme: “Philosopher have hitherto only interpreted the world in various ways; the point is to change it” (Theses On Feuerbach). Pada ranah pemikiran Barat di sinilah saya kira apa yang sekarang kita kenal sebagai radikalisme menunjukkan parasnya secara sistematis. Artinya, sebenarnya radikalisme (dan terorisme) tak melulu lekat dengan agama tertentu. Bukankah Carlos ...
Read more 0

Realisme Kritis dan Moderatisme

Merawat Kebhinekaan di Era Digital
Narasi
Pada akhir abad ke-16 Galileo dinyatakan bersalah dan dikucilkan sampai mati oleh gereja karena menyatakan pendapatnya bahwa matahari adalah pusat tata surya yang berbeda dengan tafsir resmi gereja yang menyatakan sebaliknya. Atas fakta sejarah ini banyak orang kemudian menyimpulkan bahwa agama (iman) dan sains (pengetahuan) adalah dua kutub yang berseberangan atau bahkan mustahil untuk dipertemukan sebagaimana yang disimpulkan oleh Wittgenstein dengan konsep language game-nya, Foucault dengan episteme-nya, dan Thomas Khun ...
Read more 0

Hikayat Gelombang Wani Wirang dan 4 Pilar Kebangsaan

Hikayat Gelombang Wani Wirang dan 4 Pilar Kebangsaan
Narasi
Wabah corona yang telah melanda Indonesia beberapa waktu lalu rupanya tak hanya membuat tiarap berbagai aktifitas keagamaan dan kebudayaan yang sifatnya fisik dan massal serta aktifitas perekonomian. Dari beberapa diskursus di tingkat elit dan pergerakan yang ada di kalangan akar rumput, saya melihat ia juga menyibakkan satu fakta bahwa aspirasi dan gerakan yang mengancam 4 pilar kebangsaan tak pernah benar-benar sekarat (Corona, Ancaman Radikalisme, dan Masa Depan Demokrasi Deliberatif Indonesia, ...
Read more 0

Kanan Terantuk, Kiri Terketuk, dan Paradigma Kehidupan Baru

Kanan Terantuk, Kiri Terketuk, dan Paradigma Kehidupan Baru
Narasi
Beberapa hari yang lalu sempat beredar foto Bahar bin Smith menjelang pembebasannya: gamis, selendang, dan baret merah yang menghiasi rambutnya yang pirang memanjang—yang kini dicukur gundul. Selain itu dalam salah satu fotonya ia juga berpose bersama beberapa pengikutnya yang tampak datang dari lingkungan penuh kekerasan: berkopyah dan bertelanjang dada dengan berbagai tato di tubuh mereka. Secara sekilas saya sempat membayangkan seraut wajah Che Guevara, seorang ikon pemberontak kiri, meski tanpa ...
Read more 0

Atas Nama Jumbleng: Mengulik Politik Wani Wirang di Penghujung Ramadhan

Atas Nama Jumbleng: Mengulik Politik Wani Wirang di Penghujung Ramadhan
Narasi
Dalam khazanah pewayangan orang mengenal yang namanya Bathari Durga. Ia menjadi penguasa para makhluk terkutuk dan menjijikkan laiknya hewan. Keratonnya dikenal sebagai Pasetran Ganda Mayit (padang berbau mayat). Sebermulanya Durga adalah Bathari Uma, isteri dari sang penguasa Triloka, Bathara Guru. Suatu ketika sepasang dewa-dewi itu nganglang jagat (mengudara) dengan menunggangi Sapi Andini di angkasa, dan tiba-tiba timbullah syahwat Sang Guru. Tapi Uma tak mau melayaninya. Di tengah berahi yang membuncah ...
Read more 0

Ramadhan, Kebhinekaan, dan Kemanusiaan

Ramadhan, Kebhinekaan, dan Kemanusiaan
Narasi
Beberapa kawan saya yang non-muslim, menjelang bulan Ramadhan beberapa minggu yang lalu, tiba-tiba mengirimkan ucapan selamat menjalankan ibadah puasa—satu hal yang saya sendiri tak menyadarinya sama sekali. Perasaan seperti ini saya kira juga sama dialami oleh kawan-kawan saya yang non-muslim ketika tiba-tiba saya pun mengucapkan selamat hari Paskah, Natal, Waisak, ataupun yang lainnya. Saya sendiri terbiasa untuk mengikuti prosesi ritual agama lainnya, entah Natalan ataupun beranjangsana ketika Waisak tiba (Sepatu, ...
Read more 3