Tak banyak orang yang sadar bahwa di hari ini kita tak tengah hidup belaka di dunia yang disebut sebagai kenyataan. Apa yang nyata, bagi pola pikir seperti ini, cukup berkaitan dengan tubuh. Sehingga terkadang banyak ungkapan tolol yang memalukan dengan menisbikan peran dunia lainnya yang di hari ini tak lagi terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari kita: dunia maya. “Maya,” dari istilah sansekerta ini, sebenarnya cukup dapat dipahami tentang hakikat dan cara ...
Read more 0 Heru harjo hutomo
Heru harjo hutomo Posts
Beberapa waktu yang lalu pemerintah meminta masyarakat untuk aktif memberi kritik ataupun saran dimana salah satunya adalah dengan membuat ruang khusus yang berupa aplikasi lapor.go.id. Aplikasi ini berkaitan dengan sistem pelayanan publik. Namun demikian, sambutan publik sendiri begitu ramai dimana argumen yang dominan adalah mengartikan kritik kepada pemerintah sebatas bersuara kontra terhadap berbagai kebijakan yang ada. Mereka yang berpendirian demikian umumnya mengaitkan dengan sikap reaktif pemerintah pada kalangan oposan yang, ...
Read more 0 Pada tahun 2017, di salah satu sekolah umum negeri di Jogjakarta, dan juga di salah satu sekolah umum negeri di Genteng, Banyuwangi, terdapat kewajiban untuk memakai jilbab bagi para muridnya. Dua kasus itu pun, seingat saya, langsung viral dan mendapat penyikapan dari gubernur dan bupati saat itu. Meskipun pada kasus di Jogja penyikapannya tak setegas di Banyuwangi, kedua kasus itu menyingkapkan sesuatu yang sedang berjalan dalam diam dan sudah berlangsung ...
Read more 0 Di bawah matahari tak ada apapun yang berada tanpa bayangan. Ungkapan ini saya kira patut untuk kita renungkan terkait dengan radikalisme yang senantiasa mengiringi moderatisme keagamaan. Lazimnya, radikalisme dan moderatisme dipahami sebagai dua kutub yang berseberangan seperti halnya Islam formal vs. Islam substansial, Islam struktural vs. Islam kultural. Saya kira, sebagai pihak yang berada di kutub moderatisme, kita mesti berpikir ulang tentang “lawan” kita selama ini dimana sejak beberapa tahun ...
Read more 0 Suatu kali saya berseloroh pada seorang perempuan yang telah lama menjadi teman saya, “Ajak balapan lari saja,” timpal saya ketika ia dibilang kecil oleh teman-teman perempuannya yang besar. Saya perlu memberi tanda kutip pada kata “kecil” dan “besar” itu. Sebab, buat para perempuan itu, konon, kata “kecil” itu sangatlah sensitif. Ungkapan kata “kecil” dan “besar” yang menyangkut pada keadaan fisik secara sekilas memang tampak rasis. Bukankah orang-orang India dan Arab ...
Read more 0 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024 (Perpres RAN PE) resmi ditandatangani oleh presiden beberapa hari yang lalu. Yang menarik dari perpres itu adalah diperhatikan dan diakomodasinya kearifan lokal sebagai salah satu prinsip-prinsip yang mendasari proses dan pelaksanaan RAN PE. Hal ini, bagi saya, tentu saja tak begitu mengejutkan mengingat kearifan lokal telah ...
Read more 0 Radikalisme dan terorisme di Indonesia sudah merupakan kejahatan yang bersifat postmodern. Istilah postmodern di sini hanyalah sebuah pembeda atas kejahatan-kejahatan yang tak lagi dapat dipahami dengan perspektif lama. Radikalisme di Indonesia, baik yang bercorak keagamaan maupun non-keagamaan, tak lagi bersifat terpusat seiring dengan konsep dan implementasi kekuasaan yang juga tak terpusat. Di bawah matahari segala hal secara alamiah membawa bayangannya sendiri-sendiri. Demikian pula konsep dan implementasi kekuasaan di hari ini ...
Read more 0 Diskursus pada dasarnya adalah sesuatu yang dominan sejak peristiwa “the linguistic turn” mengubah fondasi ilmu-ilmu humaniora—dan tentunya, dalam derajat tertentu, sains. Satu hal yang pasti, tak ada makhluk hidup yang sama sekali lepas dari bahasa. Ketika seekor anak kucing mengeong tanpa ketulungan dan ia terdiam sesudah induknya menyusuinya, kita tahu bahwa anak kucing itu tengah haus. Demikian pula ketika dua ekor kucing dewasa berkejaran, ribut dan tak tahu malu, kita ...
Read more 0 Tarekat Naqsyabandiyah memiliki salah satu prinsip yang dikenal sebagai prinsip “khalwat dar anjuman.” Secara politis, prinsip ini ingin mengetengahkan agama, atau khususnya sufisme, tak anti terhadap politik yang selama ini kerap dicitrakan sebagai sepetak wilayah “kotor” yang sarat dengan pembiakan nafsu-nafsu hewaniyah manusia. Seorang sufi tak lagi dicitrakan sebagai orang-orang yang membelakangi atau bahkan meninggalkan dunia, tapi hidup dan tetap bersufi di dalam dan di tengah-tengahnya. Secara harfiah “khalwat dar ...
Read more 0 Akhir tahun 2020 adalah seperti berakhirnya pula trend terorisme yang mengambil gaya purbanya: premanisme (Mereka yang Terjaga: Menggagas Pendidikan Antiradikalisme dan Anti terorisme Sejak Dini, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.net). Setelah IS kembali khalayak Indonesia dikejutkan oleh bangkitnya salah satu organisasi radikal: Jamaah Islamiyah (JI). Di Semarang kepolisian berhasil membongkar dan membekuk jaringan JI yang telah menyiapkan perang. Target dan rekrutmen mereka seperti tak lagi semurah organisasi-organisasi radikal yang berafiliasi ke ...
Read more 0