Halal Bihalal Virtual Dan Transformasi Kebangkitan Pemenangan Menghadapi Pandemi

Halal Bihalal Virtual Dan Transformasi Kebangkitan Pemenangan Menghadapi Pandemi

- in Narasi
1852
0
Halal Bihalal Virtual Dan Transformasi Kebangkitan Pemenangan Menghadapi Pandemi

Lebaran segera tiba. Kali ini semaraknya akan jauh berkurang dari kondisi normal biasanya. Status pandemi Covid-19 telah memaksa adanay kebijakan pelarangan mudik, himbauan shola ied di rumah serta larangan halal bihalal secara konvensional. Alhasil, dipredisikan halal bihalal akan berlangsung secara virtual, baik melalui komunikasi, media sosial atau teleconference.

Kondisi pandemi yang sudah berjalan dua bulan memang menguras banyak energi seluruh manusia. Seluruh sektor terpukul telak dan dikhawatirkan semakin mengenaskan jika berkelanjutan. Namun tentunya spirit perlawanan dalam menghadapi Covid-19 harus terus menyala. Lebih baik babak belur di awal daripada menyimpan bom waktu. Sebagaimana pembelajaran cara ekstrim yang dilakukan Vietnam yang sukses.

Spirit melawan Covid-19 harus terus di pompa. Banyak hal bisa dijadikan sumber pembangkit spirit. Salah satunya adalah optimalisasi dua momentum besar ke depan yakni peringatan Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Idul Fitri penting dijadikan momentum meraih kemenangan hakiki dan istimewa untuk tahun ini. Selain kemenangan pasca-perlawanan terhadap hawa nafsu selama puasa Ramadhan, juga kemenangan melawan penyebaran Covid-19. Spirit kebangkitan dan kemenangan dapat diotimalkan untuk ditransformasikan secara masif melalui tradisi halal bihalal meskipun dengan media virtual.

Spirit Nasionalisme dan Spiritualisme

Hari Kebangkitan Nasional merefleksikan spirit nasionalisme. Dahulu momentum ini merupakan tonggak kebangkitan perlawanan kaum intelektual dalam berjuang meraih kemerdekaan. Sekarang spirit nasionalisme penting ditanamkan di dada seluruh rakyat Indonesia guna melawan Covid-19.

Baca Juga : Spirit Puasa untuk Kemenangan dan Kebangkitan Nasional

Nasionalisme atau cinta tanah air merupakan perasaan bangga dan ikut memiliki sebuah wilayah tertentu (Muafizin, 2019). Nasionalisme diajarkan dan dianjurkan dalam Islam. Ghazali menyebut banyak ayat di Alquran dan hadits secara menyatakan jika bumi adalah milik Allah dan negara milik Allah, sehingga, manusia khususnya umat Muslim punya kewajiban dalam menjaganya.

Dalam Alquran surah Ali Imran ayat 200, Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

Dalam hadist shahih Al Bukhari juga diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia, janganlah kalian mengharapkan mencari musuh, mintalah kepada Allah keselamatan. Tetapi jika bertemu dengan mereka, bersabarlah dan ketahuilah bahwa surga di bawah naungan pedang.”

Selanjutnya Hari Idul Fitri merefleksikan sebuah kemenangan atas perjuangan sebulan penuh menahan hawa nafsu. Selain hari raya kemenangan, Idul Fitri juga dapat dimaknai sebagai hari raya kesucian dan kekuatan. Fitrah tidak hanya bermakna suci, tetapi juga kekuatan. Usai sebulan penuh berpuasa, kaum beriman diharapkan dapat terlahir kembali dengan fitrah kemanusiaan yang suci, bersih dari dosa, dan mendapat kekuatan baru.

Kemenangan di hari raya adalah milik mereka yang menang dalam mengendalikan hawa nafsu. Kemenangan menjadikan manusia senantiasa berpikir dan berperilaku positif. Dengan kemenangan itu pula, mereka menjadi pribadi yang paripurna. Hal paing penting bukan sekadar meraih kemenangan, tetapi mempertahankannya (Syamsudin, 2015). Spirit menjadi pemenang ini penting dikontekstualisasikan dalam upaya menghadapi pandemic Covid-19.

Aktualisasi dan Transformasi

Spirit nasionalisme dari Hari Kebangkitan Nasional dan spiritualisme dari Hari Raya Idul fitri tidak cukup direfleksikan semata. Setiap individu, muslim khususnya harus mampu mengaktualisasikannya dalam aksi nyata. Selanjutnya penting dilakukan transformasi agar menjadi gerakan masif hingga level kehidupan bernegara. Perang melawan Covid-19 harus dilakukan semesta yang membutuhkan kontribusi semua pihak dan semua sektor. Energi spirit positif ini penting ditularkan ketika terjadi komunikasi antar umat muslim dalam halal bihalal nanti.

Pemerintah penting menjaga spirit rakyatnya dalam melawan Covid-19. Pernyataan kontroversial dan komunikasi yang tidak kompak mesti dihindari agar tidak membuat rakyat kebingungan dan akhirnya menyerah. Selain itu jaminan kebijakan dan kehidupan mesti diberikan. Spirit tentu akan menyala jika kehidupannya yang terjepit dijamin negara. Keseriusan, keteladanan, keadilan, dan jaminan pemerintah merupakan suntikan mendasar guna membangkitkan spirit rakyat melawan Covid-19 yang senilai dengan nasionalisme.

Ulama atau ustadz penting memanfaatkan momentum akhir Ramadhan guna mentransformasikan nilai spiritualisme yang positif bagi upaya menghadapi pandemi. Disiplin dan kesadaran ummat penting dijaga agar paham dan tetap beribadah di rumah saja. Polemik ibadah terbatas di masjid seperti saat tarawih atau Sholat Ied nanti harus dihindari. Pencerahan berbasis dalil syar’i dan kontekstual mesti diberikan.

Masyarakat sendiri mesti terus patuh dan disiplin. Lama di rumah saja memang memberikan dampak psikologi membosankan. Apalagi ditambah ekonomi keluarga yang terdampak serius. Protokol kesehatan mesti terus dijaga baik di rumah atau jika terpaksa keluar. Spirit menghadapi pandemic mesti terus ada dalam jiwanya. Tidak boleh ada kata menyerah melawan keadaan. Setiap perjuangan mesti disadari membutuhkan pengorbanan dan kondisi yang tidak menyenangkan. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, demikian pepatah mengajarkan. Jiwa nasionalisme dan spiritualisme menjadi energi fundamental yang dapat dioptimalkan dalam membangkitkan spirit.

Semua pihak di atas juga mesti berperan menjadikan spirit perlawanan mewujud dalam gerakan dan kehidupan bersama di level negara. Allah SWT telah menyatakan dalam Q.S Ar Ra’dlu ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. Spirit kebangkitan berupakan ikhtiar kita agar bisa meraih kemenangan berupa hilang atau terkendalinya Covid-19 di muka bumi khususnya Indonesia.

Facebook Comments