Rabu, 27 Agustus, 2025
Informasi Damai
Narasi

Narasi

Menghadirkan Kembali Nilai-Nilai Dakwah Walisongo di Era Destruktif Umat Beragama

Menghadirkan Kembali Nilai-Nilai Dakwah Walisongo di Era Destruktif Umat Beragama
Narasi
Akhir-akhir ini, semakin marak komentar saling hujat antar pemeluk agama. Seperti caci maki, saling tuduh, saling menyesatkan, bahkan sering pula ada ancaman pembunuhan gegara beda agama atau pandangan politik. Hal menjadikan umat beragama berdiaspora, saling merapatkan barisan kelompoknya masing-masing sembari persiapan jika ada serangan mendadak dari kelompok lain. Demo ‘penggal’ ...
Read more 0

Rekonsiliasi Pasca-Pilkada untuk Indonesia Damai

Rekonsiliasi Pasca-Pilkada untuk Indonesia Damai
Narasi
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak dan langsung telah selesai dilaksanakan. Namun, bukan berarti tugas kita sebagai warga negara ataupun anggota masyarakat telah usai. Masih ada beberapa PR dan tugas menanti yang patut dijalankan. Kita harus senantiasa waspada akan adanya bahaya laten konflik permusuhan di antara sesama bakal calon (balon) ...
Read more 0

Kebatinan dan Anyaman Keberagaman

Kebatinan dan Anyaman Keberagaman
Narasi
Agama pada dasarnya tak pernah hadir sebagai sesuatu yang tergantung pada ruang dan waktu atau bersifat historis belaka. Dalam kajian agama-agama dikenallah dua sisi yang acap ditampakkan oleh agama: sisi eksoterik yang berisi seperangkat tata aturan yang dibatasi oleh konteks dan sisi esoterik yang mengatasi ruang dan waktu. Taruhlah agama ...
Read more 0

Esensi Agama: Menyatukan, Bukan Mencerai-beraikan

Esensi Agama: Menyatukan, Bukan Mencerai-beraikan
Narasi
Perbincangan tentang agama seolah tidak pernah ada habisnya. Sosiolog Peter L. Burger pernah memprediksikan bahwa agama akan punah seiring dengan laju modernitas. Namun, tesis itu akhirnya ia revisi manakala melihat kenyataan bahwa agama masih eksis bahkan terus berkembang secara dinamis beriringan dengan modernisme. Di saat yang sama, dinamika keagamaan di ...
Read more 0

Agama Itu Konstruktif, Bukan Destruktif

Agama Itu Konstruktif, Bukan Destruktif
Narasi
Belum reda kecemasan publik akibat peristiwa teror yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sigi, Sulawesi Tengah, kini publik dikagetkan dengan kasus penyerangan anggota FPI (Front Pembela Islam) terhadap Polisi. Peristiwa itu terjadi pada Senin (7/12/2020) di jalan tol Cikampek. Seturut keterangan Polisi sebagaimana dirilis sejumlah media massa daring, ...
Read more 0

Peristiwa Sigi dan Kemanusiaan Kita

Tuhan Membela Manusia, Bukan Manusia Membela Tuhan
Narasi
27 November 2020 bisa disebut sebagai hari kelam bagi upaya pelestarian perdamaian di Indonesia. Di Desa Lembatongoa, Kec./Kabupaten Sigi, terjadi peristiwa yang menyayat hati dan nurani kita sebagai manusia. Empat orang sekeluarga tewas dibantai oleh beberapa orang yang diduga anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di bawah pimpinan Ali Kalora. “Warga ...
Read more 0

Agama, Sumber Perpecahan atau Alat Pemersatu?

Berbeda Iman dalam Pertemanan, Kenapa Tidak?
Narasi
Sebagaimana judul tulisan di atas yang diakhiri dengan tanda tanya, isi tulisan ini pun akan lebih banyak mengajak kita bertanya, lebih tepatnya melakukan refleksi ke dalam diri sendiri. Barangkali memang benar bahwa sebagian besar dari kita beragama karena keturunan. Saya menjadi muslim lebih karena orang tua saya muslim. Orang tua ...
Read more 0

Menjadikan Agama Sebagai Jalan Damai

Photo 2020 12 07 19 20 23
Narasi
Agama pada hakikatnya adalah jalan damai bagi manusia. Di dalamnya terdapat rambu-rambu, pentunjuk, dan aturan bagaimana seharusnya hidup damai. Agama memberikan jawaban sekaligus solusi terhadap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Agama bukan hanya mengatur bagaimana seharusnya menjadi individu yang baik, melainkan juga bagaimana menjadi warga dan rakyat yang ...
Read more 0

Agama Bukan Alat Memecah Belah Persatuan dan Berbuat Kerusakan

Salah satu motivasi terbesar ketika Bom Bali meledak di Indonesia yang diklaim oleh pelaku dan simpatisannya saat itu sebagai jihad adalah sebagai bentuk balas dendam terhadap para korban di Palestina. Beginilah bentuk narasinya: korban bom Bali belum seberapa dengan penderitaan rakyat Palestina. Jadi bom yang mereka katakana jihad adalah balas dendam ? Dan tidak melihat korbannya siapa, yang penting untuk Palestina. Gerbong kelompok kejahatan dan teroris yang memakai nama islami Mujahidin Indonesia Timur (MIT) juga berteriak lantang sebagai aksi balas dendam atas penderitaan umat Islam dalam konlik Poso dan Ambon. Banyak umat Islam menjadi korban dari konflik yang mempertemukan antara penganut Islam dan Kristen. Lalu, artinya kekerasan sampai saat ini adalah jihad untuk balas dendam? Pada tahun 2000-an banyak sekali Bom meledak di Indonesia dari bangunan yang merepresentasikan Barat hingga gereja yang tentunya korbannya adalah masyarakat yang tidak berdosa itu dimaknai sebagai jihad untuk balas dendam terhadap perang Barat di negara Islam. Semangat balas dendam ini misalnya terungkap dalam penelitian lama tahun 2012 yang dilakukan oleh teman-teman INSEP dan Mabes Polri terhadap pelaku teror. Balas dendam menempati urutan ketiga sebagai motivasi selain karena ideologi jihad dan solidaritas komunal. Menarik kalau kita telisik kembali bahwa dalam benak pelaku teror dan mereka yang mengklaim jihad itu adalah bentuk balas dendam terhadap kekejaman yang dilakukan oleh musuh. Lalu, ekspresi balas dendam ini diwujudkan dalam bentuk kekerasan bukan terhadap musuh yang mereka asumsikan tetapi kepada masyarakat yang tak berdosa; orang tua, perempuan bahkan anak kecil. Jika umat Islam memahami betapa dalam perang pun Rasulullah mempunyai akhlak yang sangat mulia. Pesan Rasulullah terhadap para pasukannya dalam peperangan untuk tidak membunuh para pendeta, orang tua, anak-anak, perempuan, dan tidak merobohkan bangunan suci. Bahkan tidak boleh menebang pohon. Betapa nyawa dalam perang pun sangat diperhitungkan oleh Rasulullah. Lalu, kenapa jihad menjadi sangat disalahartikan dengan pembunuhan atas nama balas dendam terhadap mereka yang tidak bersalah? Apakah itu maksudnya jihad? Benarkah logika balas dendam itu dipraktekkan dalam jihad perang yang dilakukan oleh Rasulullah? Apakah perang Nabi juga menyerang mereka yang tidak berdosa pemuka agama, gereja, perempuan, anak-anak dan lainnya? Dari mana logika balas dendam menjadi semangat jihad? Sungguh suatu penghinaan ajaran jihad dan penyesetan luar biasa sebagai fitnah bagi umat Islam. Kadang juga tidak habis pikir dengan ulah segelintir orang yang melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan membantu masyarakat yang sedang dalam perang. Mereka mengekspresikan kekerasan atas nama jihad untuk membalas dendam. Logika yang tidak hanya sesat tetapi juga menistakan makna jihad itu sendiri. Itulah persoalan umat Islam saat ini ketika memaknai jihad dengan sempit dan logika balas dendam.
Narasi
“Kau bakar rumah ibadah umat lain, imanmu yang sejatinya hangus. Kau bunuh nyawa orang lain, jiwamu yang sejatinya mati” ~Habib Husain Ja’far Al Hadar~ Ungkapan beliau ini sejatinya menjadi landasan etis, bahwa pada hakikatnya tidak ada agama mana-pun yang mengajarkan tentang kekerasan, bermusuhan, terpecah-belah dan bahkan melanggar norma-norma kemanusiaan. Agama ...
Read more 0

Jihad Dakwah Otentik Islam Membendung Arus Radikalisme

Photo 2020 12 04 20 22 26
Narasi
Usaha membendung arus radikalisme tidak bisa dilakukan hanya dengan menolak paham radikal atau menangkap pelaku teror. Melainkan memerlukan sebuah aksi dakwah Islam otentik berkebudayaan yang berkesinambungan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Semua penganjur dan pengikut agama di sini perlu disenergikan. Poros dan Strategi Dakwah Semua penganjur agama-agama perlu bermufakat bahwa ...
Read more 0