Senin, 25 November, 2024
Informasi Damai
Damai

Damai

Ilusi Khilafah, Problem Kebangsaan dan Anakronisme Sejarah

Ilusi Khilafah, Problem Kebangsaan dan Anakronisme Sejarah
Narasi
Pelarangan Hizbut Tahrir Indonesia alias HTI sebagai organisasi keagamaan yang paling getol memperjuangkan khilafah islamiyyah tampaknya tidak serta-merta menghentikan para eksponennya untuk menyebarkan ideologi radikal di Indonesia. Laporan jurnalistik media daring alinea.id berjudul “HTI menolak mati: Bermutasi, menyebar dan bergerak di bawah tanah” (13/02/2020) mengungkap sepak terjang para petinggi dan anggota HTI sejak resmi dicabut badan hukumnya oleh pemerintah. Meski tidak lagi secara terbuka menggunakan atribut HTI, para anggotanya tetap ...
Read more 2

Tentang Corona, Kita Perlu Belajar Solidaritas kepada Wuhan

Tentang Corona, Kita Perlu Belajar Solidaritas kepada Wuhan
Narasi
Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, tiba-tiba saja jadi pembicaraan dunia. Pasalnya, di kota ini muncul virus yang berbahaya nan mematikan. Dunia menyebutnya virus Corona. Warga Wuhan ratus ribu yang positif Corona. Ribuan yang sudah meninggal, dan sebagian besar bisa disembuhkan. Ketika Wuhan diserang virus Corona, para pakar menyebut, ini disebabkan oleh makanan ekstrem yang sudah menjadi tradisi did Wuhan, yakni memakan binatang liar. Wuhan pun jadi sasaran cacian. Wuhan secara ...
Read more 2

Mewaspadai Strategi Bunglon Pengusung Khilafah

Mewaspadai Strategi Bunglon Pengusung Khilafah
Narasi
Penyebaran ideologi khilafah dilakukan secara teroganisir, massif, dan terstruktur. Hizbut Tahrir Indonesia sebagai corong paling vokal dalam mengampanyekan tentang khilafah mempunyai kader-kader militan. Mereka seperti bunglon bisa adaptifdan masuk ke mana saja dan dalam kondisi apapun demi tersebarnya ideologi khilafah. Dulu awal-awal masuknya ideologi ini dilakukan dengan kerja-kerja dakwah. Mereka mengumpulkan pengikut, semakin hari semakin bertambah bertambah.Ketika sudah ada pasukan, mereka mulai frontal menyerang Pancasila, UUD 1945, dan NKRI.Setiap usaha ...
Read more 1

Menggeser paradigma mayoritas-minoritas, Merajut solidaritas kemanusiaan

Menggeser paradigma mayoritas-minoritas, Merajut solidaritas kemanusiaan
Narasi
Konflik antar umat beragama kembali memanas di India. Pasalnya, pengesahan Amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India (CAB) pada Desember 2019 lalu dinilai diskriminatif terhadap umat muslim India. UU tersebut memberikan status kewarganegaraan secara mudah kepada para imigran penganut agama Hindu, Sikh, Budha, Jain, Parsis dan Kristen yang berasal dari negara Pakistan, Afghanistan dan Bangladesh. Namun, status ini tidak diberikan kepada para imigran muslim dari tiga negara tersebut. Secara substantif, UU tersebut tampak ...
Read more 1

Ajaran Kemanusiaan dan Cinta Tanah Air di Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah

Ajaran Kemanusiaan dan Cinta Tanah Air di Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah
Narasi
Dari sejarahnya, cikal bakal Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah ini bermula ketika Mbah Shomadiyah yang selalu rutin shalat jamaah maghrib dan isya’ di masjid agung, sebelah barat alun-alun Tuban. Jalan yang dilalui Mbah Shomadiyah berjalan kaki ke masjid terdapat markas Belanda. Pada jam-jam sore itulah kegiatan kompeni bersenang-senang dengan membunyikan musik. Setiap Mbah Shomadiyah lewat, suara musik itu tiba-tiba tidak berbunyi. Begitu Mbah Shomadiyah sudah berlalu, suara musik bisa berbunyi lagi. Begitu ...
Read more 1

Menolak Standar Ganda, Meneguhkan Solidaritas Universal

Menolak Standar Ganda, Meneguhkan Solidaritas Universal
Narasi
Solidaritas kemanusian itu sejatinya universal dan rasional. Disebut universal, sebab hak, harkat dan martabat manusia itu kapan dan di mana pun sama. Sama-sama wajib dihargai dan dilindungi. Juga bersifat rasional, sebab ia lahir dari alasan rasional yang dilegitimasi oleh nalar manusia. Yakni memanusiakan manusia. Munculnya politik identitas mereduksi makna solidaritas kemanusiaan itu menjadi berwajah dua. Ukurannya pun jadi standar ganda. Jika yang dizalimi itu adalah pihak/agama kami, maka ia wajib ...
Read more 1

Puncak Keberagamaan itu Kemanusiaan

Puncak Keberagamaan itu Kemanusiaan
Narasi
Ada anggapan bahwa semakin religius seseorang, maka semakin intoleran kepada liyan. Ini tentu salah, sebab religiusitas sejatinya bergandengan tangan dengan humanitas. Semakin tinggi tingkat keberagamaan seseorang, seharusnya semakin tinggi rasa kemanusiaannya. Jika terjadi sebaliknya, seperti anggapan di atas, yakni semakin religius seseorang, maka semakin intoleran kepada liyan, maka ada dua kemungkinan. Pertama, ajaran agama yang ia terima berasal penafsiran yang salah serta dari sumber yang salah. Kedua, boleh jadi ajaran ...
Read more 1

Muram yang Riang: Albert Camus, Solidaritas, dan Perlawanan

Muram yang Riang: Albert Camus, Solidaritas, dan Perlawanan
Narasi
Like Prometheus we are bound Chained to the rock of a brave new world Our godforsaken lot And I feel that’s all we’ve ever needed to know ‘Till words end and the seas run cold —Black Sun (Dead Can Dance) Dalam salah satu esainya, The Rebel, Albert Camus berkesimpulan bahwa pada akhirnya, di atas segalanya, solider lebih utama daripada soliter. Saya melihat seperti ada paradigm shift dalam pemikiran Camus. Pada ...
Read more 0

Solidaritas Tanpa Batas, Cerdas, Dan Tidak Beringas

Solidaritas Tanpa Batas, Cerdas, Dan Tidak Beringas
Narasi
Kemanusiaan tidak mengenal suku, agama, ras, dan budaya. Hanya cukup menjadi manusia untuk selalu memunculkan rasa empati dari lubuk hati terhadap segala situasi kekurangan, ketidakadilan, musibah dan tragedi lainnya dari orang lain. Fakta manusiawinya bahwa empati kemanusiaan kadang tergradasi berdasarkan solidaritas yang tersekat, baik suku, agama, negara, organisasi dan entitas lainnya. Tidak ada yang salah dengan solidaritas yang terbangun berdasarkan kesamaan identitas. Namun tentunya solidaritas demikian tidak boleh menjadi prasyarat ...
Read more 1

Altruisme, Universalitas Islam dan Solidaritas Kemanusiaan

Altruisme, Universalitas Islam dan Solidaritas Kemanusiaan
Narasi
Konon, jika terjadi sebuah kecelakaan lalu lintas di jalanan di Indonesia, akan ada dua kelompok yang meresponsnya secara berbeda. Pertama ialah mereka yang sesegera mungkin memberikan pertolongan. Kedua ialah mereka yang menanyakan identitas pada korban, apa agamanya, apa ideologinya dan apa pilihan politiknya? Jika identitas agama dan politik korban sesuai dengan yang diharapkan, maka mereka akan memberikan pertolongan. Namun, jika tidak mereka pun enggan memberikan pertolongan. Cerita itu memang hanya ...
Read more 1