Selasa, 26 November, 2024
Informasi Damai
Damai

Damai

Pentingnya Egalitarianisme Agama untuk Melawan Rasisme

Pentingnya Egalitarianisme Agama untuk Melawan Rasisme
Narasi
Semua umat manusia mempunyai hak untuk bertuhan. Di Indonesia beragama diatur dalam Pancasila. Pancasila ke satu jelas menyatakan, “Ketuhanan yang Maha Esa”. Maksud dari Sila ke 1 ini yaitu memberi kebebasaan rakyatnya bertuhan satu sesuai kepercaan agamanya. Negara mengatur berketuhanan sebab Indonesia memiliki beragam kepercayaan agama. Pancasila mengatur untuk mencari titik temu dalam bernegara. Agama dengan pengikut mayoritas rakyat Indonesia yaitu agama Islam. Indonesia juga terkenal dengan Muslim terbesar di ...
Read more 0

Radikalisme Agama! Rasio Ketuhanan atau Hawa Nafsu?

Radikalisme Agama! Rasio Ketuhanan atau Hawa Nafsu?
Narasi
Mengkritisi praktik kejahatan kemanusiaan yang mengatasnamakan agama itu sangat penting. Karena di satu sisi, praktik kejahatan tersebut akan mencoreng kehormatan dirinya dan agama-Nya. Di sisi lain akan berdampak buruk kepada tatanan sosial yang berlangsung. Agama memiliki substansi rasio-rasio Ilahiah untuk diaplikasikan sebagai jalan keselamatan dan kenyamanan umat manusia. Jika ada sekelompok orang yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan keagungan-Nya. Niscaya ini merupakan pemalsuan dokumen agama. Karena ini sangat bertolak ...
Read more 0

Islam Sebagai Inspirasi: Kritik Gus Dur Terhadap Islamisme

Islam Sebagai Inspirasi: Kritik Gus Dur Terhadap Islamisme
Narasi
Bagi kaum Islamisme, Islam diletakkan sebagai alternatif. Dalam bidang ekonomi, Islam dijadikan sebagai jalan alternatif antara kapitalisme dan sosialisme. Bidang politik dijadikan sebagai pilihan alternatif antara komunisme dan liberalisme. Menempatkan Islam sebagai alternatif mendapat kritikan tajam dari Gus Dur. Menurut Gus Dur, Islam itu inspirasi bukan alternasi. Memposisikan Islam sebagai inspirasi lebih membuka ruang untuk Islam lebih aktif dalam mewarnai dan diwarnai dari dan untuk budaya, tradisi, dan nilai luar. ...
Read more 0

Narasi Perdamaian Jokowi-Makruf

Narasi Perdamaian Jokowi-Makruf
Narasi
Joko Widodo (Jokowi) dan Makruf Amien resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2014. Tantangan pembangunan bangsa langsung dihadapi dan membutuhkan solusi. Rakyat membebankan banyak harapan ke pundak keduanya. Salah satu tantangan tersebut adalah revitalisasi kehidupan berbangsa yang damai. Indonesia secara umum berada pada kondisi berkedamaian. Namun riak-riak kecil masih muncul berupa konflik sosial di beberapa tempat. Tantangan perwujudan perdamaian semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Keberagaman dan singgungan ...
Read more 0

Nabi Muhammad, Demokrasi dan Solidaritas Keumatan

Nabi Muhammad, Demokrasi dan Solidaritas Keumatan
Narasi
Umat Islam di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali di Indonesia bersuka-cita menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tahun ini, peringatan maulid nabi 12 Rabiul Awal jatuh pada tanggal 9 November 2019. Dalam tradisi Islam, Nabi Muhammad memiliki kedudukan yang mulia. Selain sebagai rasul, penutup para nabi (khatamul anbiya’), ia juga menjadi panutan bagi seluruh umat muslim. Perilaku dan ucapannya adalah contoh ideal yang patut ditiru oleh seluruh umat muslim. Di ...
Read more 0

Mengembangkan Konsep “Ummatan Wasathan” untuk Mencegah Perpecahan Bangsa

Mengembangkan Konsep “Ummatan Wasathan” untuk Mencegah Perpecahan Bangsa
Narasi
Salah satu problem terbesar umat Islam Indonesia saat ini adalah kegamangan dalam menghadapi perbedaan. Sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua umat muslim cenderung menganggap perbedaan sebagai sumber pertentangan yang berujung pada perpecahan. Maka, menjadi tidak mengherankan apabila banyak muslim yang terjebak pada fanatisme kelompok. Dengan mengatasnakaman agama, mereka bersikap ofensif terhadap kelompok atau individu lain yang berbeda pandangan. Kondisi itu kian diperparah dengan panasnya suhu politik praktis selama lima tahun ...
Read more 1

Islamisme dan Paradigma Kemanusiaan Ali bin Abi Thalib

Islamisme dan Paradigma Kemanusiaan Ali bin Abi Thalib
Narasi
Sejatinya, tidak ada agama yang mengajarkan tentang kejahatan kemanusiaan. Kecuali mereka para pemeluknya yang mengalami Troubled awareness secara intelektual, emosional dan spiritual dalam menganalisis, mengkaji, serta experience dalam agama tersebut. Bagaimana kita mencapai keimanan yang paling tinggi, jika kesadaran IQ, SQ, dan EQ dalam diri kita telah mengalami kelumpuhan secara fungsional. Kita harus tahu bahwa kesadaran manusia adalah derajat ketuhanan yang paling tinggi di dunia ini. Ajaran Islam Sayyidina Ali ...
Read more 3

Meminimalisir Politik Identitas untuk Keutuhan NKRI

Meminimalisir Politik Identitas untuk Keutuhan NKRI
Narasi
Negara yang tentram butuh kesamaan persepsi dalam bernegara. Kesamaan persepsi ini tercapai ketika ego politik identitas diminimalisir. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk karena ada kesepakatan bersama. Siapa yang bersepakat berdirinya NKRI? Tentu kesepakatan ini terbentuk dari berbagai etnis, suku, budaya, agama, ormas dan lainnya demi kemerdekaan. Apakah kita rela kalau kesepakatan bersama ini buyar sebab ego politik identitas? Sekarang mulai muncul gerakan politik yang mencirikan identitas kelompok saja. Hal ...
Read more 2

Mewujudkan Egaliterianisme Islam dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Mewujudkan Egaliterianisme Islam dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Narasi
Agama sebagaimana dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia seluruhnya mengajarkan kebaikan dan kebersamaan. Sehingga sebagai ajaran agama tidak ada yang menganjurkan untuk merusak dimensi persatuan dan kesatuan di antara ummat manusia. Hal tersebut tercermin dalam ajaran pokok yang di dapatkan dari kitab suci yang menjadi pegangan dalam kehidupan mereka yang dikenal dengan kalimatun sawa’. Hal tersebut juga tercermin dalam kehidupan pembawa risalah keagamaan sperti ajaran Islam yang dibawa Muhammad saw. ...
Read more 2

Merajut Perdamaian di Tengah Maraknya Politik Identitas

Merajut Perdamaian di Tengah Maraknya Politik Identitas
Narasi
Pemilu dan pilpers sudah usai, tetapi ujaran kebencian belum selesai. Para kontestan sudah berdamai, tetapi pendukungnya di akar rumput masih memproduksi hoax serta masih terjadi resistensi. Rekonsiliasi sudah terjalin, tetapi sakit hati sebab jagoannya kalah belum terobati. Semua terjadi akibat politik identitas selama ini dijadikan sebagai senjata. Politik identitas adalah politik yang membedakan. Aku versus engkau. Kami versi kalian. Kita versus mereka. Semuanya tersekat dalam batas-batas yang ditentukan. Batas-batas itu ...
Read more 1