Beberapa tahun terakhir ini, Indonesia cukup menjadi sorotan atas hal-ikhwal adanya kelompok-kelompok massa yang menunjukkan aksi intoleran mereka. Intoleransi ini mungkin tidaklah berdampak langsung dalam bentuk separatisme, namun tetap saja dapat mempengaruhi kondisi dan perlahan menggerogoti stabilitas keamanan di tanah air, bila tidak segera diselesaikan. Banyak hal yang dilakukan serta dianggap sebagai perwujudan keimanan dalam beragama, namun akhirnya menjadi ajang banalisasi kejahatan terhadap ruang pengetahuan dan kemanusiaan. Contoh terbaru kita ...
Read more 0 Damai
“Konstitusi Islam, yakni Al-Qur’an, saya tidak melihat di dalamnya, kecuali menjadi peringatan bagi fanatisme, ekstrimisme, dan terorisme kriminal” (Syekh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi) Statemen di atas disampaikan oleh seorang ulama yang ‘alim, zahid, dan bersahaja. Beliau adalah Syekh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi, ulama Suriah yang pengaruhnya mendunia. Beliau dikenal sebagai ulama moderat, yang lebih menonjolkan Islam dari sisi rahmatan lil ‘alamin. Semasa hidup, Syekh Al Buthi banyak ...
Read more 0 Kemunculan dan perkembangan kelompok radikal-ekstrem dalam Islam memiliki akar sejarah yang panjang dan kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan pembacaan yang melibatkan pendekatan multi-dimensional mulai dari politik, sosial, ekonomi, budaya dan tentunya agama untuk dapat memahaminya secara komprehensif. Membaca fenomena ekstremisme Islam hanya dari satu dimensi saja tentu akan menimbulkan mispersepsi dan distorsi terhadap citra Islam itu sendiri. Jika ditilik dari perspektif sejarah, kemunculan kelompok-kelompok ekstrem dalam Islam merupakan ekses dari ...
Read more 2 Pelaku terorisme sering diidentikkan berwajah garang, berperilaku jahat, mata melotot, muka sangar, datang dari keluarga yang buruk, dan tidak berpendidikan sama sekali. Anggapan itu bertolak belakang dengan kenyataan. Banyak pelaku terorisme dan para pembajak agama itu justru berwajah cerah, berperilaku lembut, baik di masyarakat, dan berlatar belakang pendidikan tinggi. Para pembajak agama itu bukan datang dari para preman pasar, penjahat, kriminal, atau sampah di masyarakat. Justru yang sering melakukan pembajakan ...
Read more 2 Label agama selalu muncul dalam lingkaran setan radikalisme dan terorisme. Baik sebagai legitimasi pelaku radikalisme maupun stigmaisasi dalam proses deradikalisasi. Keduanya sama-sama terperangkap dalam jebakan. Agama sendiri jelas tidak dalam posisi menjebak. Hanya kedua kutub itulah yang gagal paham dan salah tafsir dalam memposisikan dan memahami nilai-nilai agama. Kesalahan bukan pada ajaran agama, namun manusianya. Revitalisasi pemahaman keagamaan perlu ditingkatkan. Bias agama dalam deradikalisasi juga perlu dihilangkan. Keduanya sama-sama membutuhkan ...
Read more 2 Islam sesungguhnya memilki banyak aspek, wajah, dan warna. Islam adalah agama yang luas, mencakup semua lini tata kehidupan, baik bersifat horizontal maupun vertikal. Dalam bahasa yang sederhana: Islam satu dalam keragamannya, beragama dalam kesatuannya. Akan tetapi, di tangan kaum radikal Islam jadi sempit. Islam hanya dibatasi dalam dua aspek, yakni din wa siyasah, agama dan politik saja. Bagi mereka, politik itu bagian integral dari agama. Sebagai konsekuensinya, khilafah adalah sistem ...
Read more 1 Agama selalu memiliki dua sisi yang berlawanan. Di satu sisi, agama menanamkan apa yang disebut oleh antropolog Cliffrord Geertz sebagai “vitalitas moral”. Dalam bukunya yang berjudul The Interpretation of Cultures, Geertz mendefinisikan vitalitas moral sebagai satu komitmen kuat manusia pada moralitas. Vitalitas moral dalam agama ini membuat para penganutnya memiliki etos sosial tinggi. Agama, dalam pandangan Geertz akan menjadi sumber makna bagi para pemeluknya dalam mengarungi kehidupan. Namun, di sisi ...
Read more 0 Agama menjadi acuan norma setiap manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Murtadha Mutahhari menyebut manusia tanpa agama bukan berarti apa-apa, karena agama ditujukan kepada manusia. Agama adalah sebuah wadah tempat manusia menjadikan kehidupannya penuh arti. Agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tradisi. Sedangkan Pseudo berasal dari kata Yunani berarti semu atau palsu. Menurut Robert M. Bellah pseudo agama adalah agama tiruan, yaitu “isme-isme” yang dianut manusia. Setiap agama mengajarkan kebaikan ...
Read more 1 Tanggal 22 Oktober 2019, merupakan hari santri nasional yang harus kita rayakan, sekaligus menjadi semangat refleksi ideologis dalam melawan para pembajak agama. Santri harus menjadi aktor revolusi dalam melawan gerakan radikal yang berusaha melegalkan kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Revolusi santri yang akan kita pahami saat ini merupakan cara merealisasikan potensi agama dalam kehidupan umat manusia dalam pandangan J. Wach dalam menciptakan: keadilan, perdamaian, kebersamaan, persatuan, dan menyampaikan esensi agama yang ...
Read more 1 Minggu 20 Oktober 2019 lalu adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Di hari itu, pasangan presiden dan wakil presiden (wapres) periode 2019-2024 resmi dilantik. Pelantikan berlangsung lancar dan khidmat. Disaksikan anggota DPR/MPR, perwakilan negara-negara sahabat, dan tamu undangan lainnya. Tentunya juga disaksikan oleh jutaaan masyarakat Indonesia melalui televisi atau layanan streaming internet. Setelah melalui tahapan Pemilihan Presiden (Pilpes) 2019 yang panjang, berliku dan diwarnai panasnya suhu politik, akhirnya kita memiliki ...
Read more 1