Sebelum 2017, propaganda ISIS di berbagai penjuru belahan dunia laksana badai gulita yang bikin orang mengelus dada, tak terkecuali Asia Tenggara. Dengan menggunakan video dan pesan dalam bahasa lokal seperti Indonesia dan Tagalog, mereka membangun jembatan digital yang menyentuh hati dan pikiran para pendukungnya di beberapa negara kawasan. Namun,di era penuh akslerasi sekarang ini semuanya segera berubah, terutama pasca Krisis Marawi. Propaganda yang dahulu begitu terkoordinasi kini tampaknya menghadapi tantangan ...
Read more 0 Yasmeen Mumtaz
Yasmeen Mumtaz Posts
Istilah “mayoritas-minoritas” perlu didekonstruksi, apalagi dalam hal radikalisasi. Dua istilah itu bukan saja bermasalah secara sosially constructed, tetapi juga berdampak serius ketika dipahami secara banal oleh (calon) agen teroris. Paham mayoritarianisme bisa menjangkiti siapa saja, apalagi dalam iklim demokrasi Indonesia. Mayoritarianisme seringkali menciptakan diskriminasi terhadap mereka yang dianggap minoritas. Logikanya kurang lebih begini: karena kelompok Nganu adalah mayoritas, maka kelompok Nganu-lah yang berhak menentukan peraturan di tempat ini. Pokoknya suka-suka ...
Read more 0 Di era serba media seperti sekarang, media sosial bukan hanya menjadi sarana hiburan dan komunikasi, tetapi juga medan tempur ideologi ekstremis yang mengincar anak muda. Kasus penangkapan dua orang terduga teroris dalam dua hari berturut-turut di Solo dan Malang di akhir bulan Juli lalu, misalnya, menunjukkan betapa generasi z yang dikenal sebagai digital native tetap saja menjadi target rentan konten-konten radikal-ekstremis. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan lebih penting lagi, ...
Read more 0