Dalam konteks masa kini, jihad bukanlah lagi tindakan ekstrem atau penggunaan kekuatan fisik untuk menghadapi orang-orang dengan keyakinan berbeda. Sebaliknya, jihad hari ini membangun fondasi baru yang lebih positif dan progresif, yaitu memerangi kebodohan sebagai akar dari berbagai permasalahan sosial dan ketidaksetaraan.
Dalam pemahaman Islam yang inklusif, jihad memiliki dimensi spiritual dan moral yang mendalam. Jihad bermakna usaha keras untuk memperbaiki diri dan masyarakat, menciptakan keadilan, dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Oleh karena itu, memerangi kebodohan menjadi bentuk jihad yang sesuai dengan ajaran Islam, yang menekankan pentingnya pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan zaman.
Jihad melawan kebodohan dapat dimulai dengan memperkuat sistem pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat dan membuka pintu kesempatan bagi setiap individu. Dalam konteks ini, jihad bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga pendidikan, melainkan sebuah panggilan bagi seluruh masyarakat untuk mendorong pendidikan yang inklusif dan berbasis nilai-nilai keadilan.
Selain itu, jihad melawan kebodohan mencakup upaya untuk memerangi ketidaksetaraan. Pendidikan yang merata bagi semua, tanpa memandang latar belakang atau keyakinan, merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat yang inklusif. Jihad hari ini adalah memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk berkembang, tanpa diskriminasi atau batasan berdasarkan keyakinan agama atau suku bangsa.
Jihad melawan kebodohan juga menekankan pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan keyakinan. Dalam dunia yang semakin terhubung, menjaga perdamaian dan kerukunan antarumat beragama adalah esensial. Oleh karena itu, jihad hari ini adalah membangun jembatan dialog antaragama, menciptakan pemahaman yang lebih baik, dan memupuk rasa saling menghormati di antara sesama manusia.
Seiring dengan itu, jihad melawan kebodohan juga melibatkan upaya untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Masyarakat yang merdeka dari kebodohan akan mampu menciptakan peluang-peluang ekonomi baru, memberikan akses layanan kesehatan yang layak, dan memastikan hak-hak dasar setiap individu bjsa terpenuhi. Dengan demikian, jihad hari ini adalah memerangi ketidakadilan sosial, mengubah struktur masyarakat yang saklek menjadi lebih inklusif dan memberdayakan semua lapisan masyarakat secara berkeadilan.
Penting untuk dicatat bahwa jihad melawan kebodohan bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan sendirian oleh satu kelompok atau satu komunitas. Sebaliknya, hal ini merupakan tugas bersama bagi seluruh umat manusia. Semua pihak, tanpa memandang keyakinan agama atau latar belakang budaya, memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang berbasis pengetahuan, toleransi, dan keadilan.
Jihad melawan kebodohan juga menyangkut upaya mengatasi ekstremisme dan radikalisme. Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan, jihad hari ini adalah mencegah munculnya pemahaman yang keliru atau ekstrem terhadap ajaran agama. Memerangi kebodohan sebagai sumber ekstremisme dapat dilakukan dengan membangun pendidikan yang memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai kebhinekaan dan pluralisme.
Dalam perspektif NU, jihad melawan kebodohan juga mencakup upaya membangun masyarakat yang lebih tangguh terhadap propaganda radikal. Masyarakat yang teredukasi dan kritis akan lebih mampu menilai informasi dengan bijak, menjauhi pemahaman sempit, dan merespon tantangan dengan solusi yang lebih baik. Jihad melawan kebodohan di sini juga mencakup pemberdayaan masyarakat untuk mengidentifikasi potensi radikalisasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegahnya.
Jihad hari ini, dalam konteks memerangi kebodohan, menuntut perubahan paradigma dalam cara kita memahami dan menghadapi tantangan sosial. Jihad bukan lagi tentang perang fisik atau konflik bersenjata, melainkan usaha kolektif untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, inklusif, dan adil. Dalam menjalankan jihad ini, penting untuk memahami bahwa musuh yang sebenarnya adalah kebodohan, ketidaksetaraan, dan intoleransi. Bukan saudara-saudara kita setanah air yang berbeda agama dan keyakinan.