Pancasila Itu Agamis

Pancasila Itu Agamis

- in Narasi
1487
1
Pancasila Itu Agamis

Pancasila mempunyai pengertian secara umum sebagai pandangan dunia (way of life), pandangan hidup (weltanschauung), pegangan hidup (weldbeschauung), petunjuk hidup (wereld en levens beschouwing). Dalam hal ini pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk hidup yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tujuan bahwa pancasila diperuntukkan sebagai petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas manusia termasuk dalam bidang sosial dan bahkan agama. Ini berarti segala perbuatan manusia harus dijiwai dan terpancar dari sila-sila dalam pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai falsafah negara Indonesia, tentunya dalam upaya merumuskan pancasila, sudah melalui perenungan dan refleksi secara akomodatif untuk seluruh kepentingan masyarakat Indonesia. Pancasila terlahir dari sikap dan kehidupan yang tertindas dari kolonialisme untuk mencapai kemerdekaan dan dalam bingkai meraih persatuan dan kesatuan. Perasaan senasib dan sepenanggungan untuk mengatasi segala macam persoalan politik, ekonomi, suku, ras dan agama, maka lahirlah Pancasila sebagai wujud untuk menciptakan integrasi antar sesama umat manusia Indonesia.

Dalam sejarah Indonesia, secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan. Hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat, sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan. Berkerakyatan dalam hal ini bisa dimaknai secara filsafati, sebagai unsur humanisasi antar sesama manusia atau bahkan antar pemeluk agama.

Mendiang Romo Driyarkara SJ, mengatakan Aku manusia mengaku bahwa adaku itu merupakan Ada-Bersama-Dengan Cinta Kasih (liebendes Miteinendersein). Jadi, adaku harus aku jalannkan cinta kasih. Cinta kasih dalam kesatuanku dengan sesama manusia. Dalam hal ini kesatuanku, berkerakyatanku adalah rasa perikemanusiaan yang berdasarkan cinta kasih pada Tuhan, yang berarti juga bagian dalam melaksanakan nilai-nilai agama.

Baca Juga : Salam Pancasila dan Paradigma Bahasa Simbolis untuk Persatuan Kita

Oleh karena itu, kehadiran Pancasila bagi bangsa Indonesia memiliki arti makna yang berarti (meaningfull) terhadap manusia Indonesia dan umat beragama. Pancasila juga merupakan petunjuk dalam berperilaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila adalah kepribadian suatu bangsa Indonesia. Agar Pancasila mampu meresapi kehidupan masing-masing anggota masyarakat Indonesia, mendasari komunikasi antar sesama warga negara Indonesia, dan menjadi pedoman hubungan antar masyarakat sebagai keseluruhan dengan masing-masing anggota.

Pertanyaan yang perlu diajukan dalam tulisan secara filosofis adalah bagaimanakah hubungan pancasila dan agama ? Pancasila dan agama jelas memiliki relasi yang cukup kuat. Ketika kita berpijak mulai dari sila pertama saja yang berarti Ketuhanan Yang Maha Esa ini. Ini menunjukkan bahwa manusia Indonesia harus memiliki agama.

Para founding father Indonesia, mestinya telah memikirkan mengenai pancasila dan agama. Hal itu sudah begitu jelas, dengan adanya susunan sila-sila dalam pancasila. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Berpijak dari sila pertama, hal ini ditujukkan untuk mengakomodasi seluruh kepentingan umat beragama di Indonesia, bukan lantas mau dijadikan negara yang berbasis agama. Tapi lebih menekankan untuk merajut rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dalam sejarah kelahiran dan pembentukan sebuah ideologi pancasila. Terjadi diskusi dan perdebatan. Mr. M. Yamin menyatakan pada saat itu, bahwa bangsa Indonesia yang akan bernegara merdeka itu ialah bangsa yang beradaban luhur dan peradabanya itu mempunyai Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, maka dengan sendirinya kita insaf, bahwa negara kesejahteraan Indonesia Merdeka itu akan berketuhanan. Tuhan melindungi Negara Indonesia Merdeka.

Soekarno pun mengatakan, Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih. Yang Islam ber-Tuhan melalui petunjuknya Nabi Muhammad SAW dan kitab Al Qur’an. Budha menjalankan kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semua ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia adalah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan yakni dengan tiada egoisme agama. Dan hendaknya negara Indonesia satu negara yang bertuhan.

Marilah kita amalkan, jalankan agama baik Islam maupun Kristen, dengan cara berkeadaban. Apakah cara yang berkeadaban itu ? ialah hormat-menghormati satu sama lain. Nabi Muhammad SAW telah beri bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang hormat menghormati. Nabi Isapun telah menunjukkan verdraagzaanheid itu. Marilah kita di dalam Indonesia merdeka yang kita susun ini sesuai dengan itu, menyatakan bahwa prinsip kelima negara kita ialah ke-Tuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi pekerti luhur, Ketuhanan yang hormat menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa negara Indonesia merdeka berazaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan pernyataan di atas yang dikatakan oleh pendiri bangsa Indonesia. Hal itu memberikan suatu landasan epistemologi bagi terbentuknya suatu negara. Bahwa negara yang berlandaskan pancasila, ternyata juga lebih menekankan agama yakni ketuhanan yang maha Esa sebagai basis iman dan moral bagi manusia Indonesia dalam rangka meraih suatu persatuan dan kesatuan. Pancasila ternyata sebagai pendukung agama. Tanpa ada agama (sila pertama), pancasila rasa nya sulit dijalankan.

Dengan demikian, relasi Pancasila dan agama. Bagi Romo Driyarkara pancasila merupakan pendorong ke arah religi itu sendiri. Maksudnya pancasila sebagai eka sila yaitu cinta kasih kepada Tuhan. Dengan begitu, pancasila menunjuk sebagai potensi ke religi. Oleh sebab itu, tidak mungkin pancasila bertentangan dengan agama. Sebaliknya, pancasila merupakan dukungan bagi agama. Oleh karena itu, pancasila dan agama memiliki hubungan yang sangat inheren dan melekat dengan sila-sila lainya, sebagai upaya petunjuk bagi manusia dalam berkelakukan dan bertindak pada sesama manusia dan antar pemeluk agama. Agama itu sendiri merupakan institusionalisasi dari iman manusia kepada Allah, kepada yang ada, Yang Mutlak, Sang Maha Ada yang menjadi tolak dan petunjuk bagi kehidupan umat manusia. Setiap orang yang percaya akan Tuhan akan mengakui Tuhanlah yang merupakan sumber dan muara dari seluruh kenyataan dan kehidupan ini. Dengan demikian, seluruh kenyataan menyatu dalam diri Tuhan sendiri. Sebab Tuhan hanya satu, bagaimana pun mau dipahami. Karena Tuhan hanya satu, sebagaimana dikatakan dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka Dia lah yang menjadi pengikat segala sesuatu yang ada, termasuk seluruh umat manusia beragama.

Facebook Comments