Selasa, 22 April, 2025
Informasi Damai
Damai

Damai

Relasi Pandemi dan Radikalisme: Pembelajaran anti-Diskriminasi

Jika sampai saat ini petugas medis masih banyak yang bertaruh nyawa untuk menghadirkan kesembuhan bagi penderita Covid-19 dan dan ilmuwan yang bekerja di laboratorium masih terus mengupayakan hadirnya vaksin untuk dapat melawan virus covid-19, maka sudah selayaknya juga masyarakat bersama tokoh masyarakat dan aparat yang ada untuk terus mengupayakan kondisi damai guna menjaga harmoni keberagaman yang ada. Hal demikian mendesak untuk diupayakan, sebab dampak dari kondisi sosial yang tidak baik sangat kuat menunjang hadirnya opini populisme. Yang pada gilirannya rentan untuk semakin memporak-porandakan kondisi sosial ekonomi yang coba untuk dibenahi dampak dari Pandemi yang ada. Pandemi yang ada jelas tak dapat hanya ditilik dari satu sudut pandang semata. Pandangan multi demensi jelas harus diketengahkan untuk hal ini, sebab ekses dari hal ini telah menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Telah banyak ulasan yang bisa dinukil dari sejumlah media guna melihat bagaimana relasi pandemi yang ada terhadap kondisi sosial masyarakat kita. Yang pada gilirannya - bila penanganannya tidak tepat guna dan tidak tepat waktu, hanya akan melahirkan kerentanan terhadap kondisi sosial yang ada. Contoh sederhana adalah meningkatnya angka pengangguran, kriminalitas dan seterusnya. Bila berkaca dari realitas dari negara-negara luar, keadaan yang ada sosial ekonomi yang tidak menentu sangat berpotensi melahirkan kelompok-kelompok radikalis dalam hal ideologi dan tindakan. Yang bagi bagian dari kelomok ini, kekerasan hanyalah menjadi perangkat sederhana yang dapat dipilih kapan pun untuk mewujudkan keinginannya. Lahirnya kelompok militan macam Baader-Meinhoft pada 1970-an di wilayah Jerman - yang kemudian menjadi salah satu panutan kelompok-kelompok pecinta tindakan anarkis, bisa dilihat sebagai salah satu contohnya. Contoh lainya lagi adalah bagaimana kelompok para-military Al-Qaidah di wilayah Afghanistan sempat menjadi momok mengkhawatirkan baik bagi negara itu sendiri maupun aktor internasional lainnya. Eksistensi mereka tak dapat dilepaskan dari kondisi sosial ekonomi - yang meskipun saat itu tidak ada pandemi seperti yang hari ini terjadi, namun justru menghadirkan ancaman bagi kehidupan. Berangkat dari realitas historis semacam itu dan melihat ke dalam kondisi yang ada hari ini, kita pun mestinya wajib berfikir untuk mampu keluar dari ancaman tersebut. Bila para tenaga medis saja rela mengorbankan diri, waktu dan banyak hal lainnya untuk mengupayakan penyelamatan raga yang lain tanpa memandang identitas tertentu, maka mestinya praktik baik tersebut bisa menjadi contoh bagi kita semua. Kesungguhan mereka dalam mengupayakan penyembuhan bagi semua pihak, layak dan pantas menjadi teladan bagi semua kalangan. Terlebih lagi untuk pihak-pihak yang selama ini gemar mengumandangkan paradigma eksklusif dan diskriminatif terhadap pihak yang berbeda. Misalnya saja seperti tingkah dan pemikiran diskriminatif para tokoh yang tak jarang diskriminatif terhadap etnis tertentu dan agama tertentu. Tak dapat dipungkiri, kondisi seperti ini sejatinya rentan untuk ditunggangi oleh hadirnya pihak-pihak yang gemar bermain politik identitas dan menyuarakan semangat intoleran terhadap minoritas. Tantangan yang berat dan serius benar-benar hadir di hadapan kita saat ini, sebab realitas Indonesia yang beragam dan pasang-surutnya gesekan identitas khususnya terhadap minoritas hadir mewarnai kehidupan bangsa ini. Tentu kejadian-kejadian diskriminatif macam yang terjadi kepada mendiyang George Floyd di Amerika Serikat - yang pada gilirannya menimbulkan kemarahan dan gerakan anti-diskriminatif di seluruh dunia, tidak kita inginkan untuk terjadi di negara ini. Sebab kita pasti masih ingat bagaimana konflik identitas yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hanya meninggalkan rasa perih dan ketakutan yang belum juga pulih sempurna. Sudah sejak lama ruang inkluturasi antar sejumlah budaya/agama terjadi di negara ini. Sehingga mestinya semua pihak mulai menyadari bahwa pemikiran dan paradigma eksklusif sejatinya adalah sebentuk kekerdilan berfikir semata. Berpayungkan paradigma semacam itu, hanya akan membuat kita menghadirkan kebencian terhadap pihak lain, terlebih lagi di masa-masa pendemi semcam ini. Sehingga bila sejak awal para founding fathers/mothers negeri ini sudah berhasil menghadirkan benih-benih hidup yang inklusif dalam dasar negara, yaitu pancasila, lantas untuk apa gunanya memaksakan paradigma eksklusif yang sejatinya tidak menghadirkan manfaat bagi bangsa ini? Apalagi sampai ingin menggantinya dengan dasar paradigma dan ideologi yang lain.
Narasi
Jika sampai saat ini petugas medis masih banyak yang bertaruh nyawa untuk menghadirkan kesembuhan bagi penderita Covid-19 dan dan ilmuwan yang bekerja di laboratorium masih terus mengupayakan hadirnya vaksin untuk dapat melawan virus covid-19, maka sudah selayaknya juga masyarakat bersama tokoh masyarakat dan aparat yang ada untuk terus mengupayakan kondisi damai guna menjaga harmoni keberagaman yang ada. Hal demikian mendesak untuk diupayakan, sebab dampak dari kondisi sosial yang tidak baik ...
Read more 0

Infodemik, Radikalisme dan Imunisasi Digital

Infodemik, Radikalisme dan Imunisasi Digital
Narasi
Selain menghadapi gelombang penyebaran virus Covid-19 yang mematikan, kita juga menghadapi arus sebaran informasi digital yang berkelindan dengan misinformasi bahkan hoaks. Fenomena penyebaran wabah penyakit mematikan secara global itu disebut sebagai pandemi. Sedangkan fenomena ledakan misinformasi dan hoaks itu kerap disebut sebagai infodemik. Dua hal itulah yang saat ini tengah menjadi tantangan berat yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Di satu sisi, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya bisa dikendalikan. Fase kenormalan baru ...
Read more 0

Merawat Kebhinekaan di Era Digital

Realisme Kritis dan Moderatisme
Narasi
Sejak munculnya revolusi digital dari perubahan teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang telah ada sejak tahun 1980 dan berlanjut hingga hari dengan berbagai macam aplikasi digital seperti facebook, Instagram dan whatssApp. Budaya teknologi digital sedang merambah bangsa Indonesia pada era milineal. Revolusi digital telah mengubah paradigma seseorang dalam proses menjalani kehidupan dunia saat yang serba menggunakan alat teknologi. Teknologi membawa perubahan yang sangat besar sekali kepada seluruh ...
Read more 0

Realisme Kritis dan Moderatisme

Merawat Kebhinekaan di Era Digital
Narasi
Pada akhir abad ke-16 Galileo dinyatakan bersalah dan dikucilkan sampai mati oleh gereja karena menyatakan pendapatnya bahwa matahari adalah pusat tata surya yang berbeda dengan tafsir resmi gereja yang menyatakan sebaliknya. Atas fakta sejarah ini banyak orang kemudian menyimpulkan bahwa agama (iman) dan sains (pengetahuan) adalah dua kutub yang berseberangan atau bahkan mustahil untuk dipertemukan sebagaimana yang disimpulkan oleh Wittgenstein dengan konsep language game-nya, Foucault dengan episteme-nya, dan Thomas Khun ...
Read more 0

Vaksin Anti-Radikalisme ala Kegiatan Kepramukaan

Vaksin Anti-Radikalisme ala Kegiatan Kepramukaan
Narasi
Mengendornya moderasi dan toleransi di Indonesia akan berakibat vatal karena akan menyuburkan radikalisme yang berbuntut aksi terorisme. Maka, upaya pencegahan radikalisme, atau yang kini diistilahkan dengan vaksinasi, dilakukan dengan mengencangkan dan menebarkan sikap moderat dan toleran ( Endang Turmudi, 2005: 10-11). Jadi, ketika berbicara perihal vaksin anti radikalisme, maka yang dilakukan adalah menguatkan toleransi dan moderasi, karena dengan cara ini, radikalisme akan bisa diatasi. Terlebih jika mengacu studi yang dilakukan ...
Read more 0

Prinsip Moderasi Beragama di Masa Pandemi

Prinsip Moderasi Beragama di Masa Pandemi
Narasi
Akronim covid-19 atau lebih sering disebut dengan virus corona telah mewabah di Indonesia sejak pertengahan maret tahun ini, dan jumlah penderitanya semakin hari semakin meningkat, menurut data resmi pemerintah, sudah lebih dari 35 ribu orang terkonfirmasi positif covid-19 hingga pertengahan juni tahun ini. Angka yang tentu lumayan fantastis dikarenakan tiap hari masih ada saja yang terkonfirmasi positif virus corona. Hal ini tidak lain dikarenakan adanya efek dari program stay at ...
Read more 0

Membangun Kekebalan dari Radikalisme Agama Lewat Penguatan Ngaji Online khas Pesantren

Membangun Kekebalan dari Radikalisme Agama Lewat Penguatan Ngaji Online khas Pesantren
Narasi
Pernah suatu ketika saya menulis tentang info link resmi pemerintah daerah yang bisa digunakan untuk menditeksi keberadaan orang-orang yang positif corona di grup facebook daerah saya yang anggotanya sudah sangat banyak. Tapi, respon para aggota grup ternyata biasa saja. Status saya hanya dapat kurang lebih 9 like dan sekitar 5 komentar saja. Besoknya saya coba kirim lagi postingan di grup yang sama dengan tema sama, tapi sambil saya imbuhi gambar ...
Read more 0

Moderasi, Antibodi dari Radikalisme Saat Pandemi

Moderasi, Antibodi dari Radikalisme Saat Pandemi
Narasi
Adalah suatu fakta, di saat bangsa ini sedang sibuk melawan virus Corona, ada saja pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini untuk menyebar virus khilafah, radikalisme agama, dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Segala macam kebijakan, peraturan, dan strategi pemerintah sekuat tenaga disangkal, dicari-cari kekurangannya, bahkan dianggap sebagai anti-Islam. Fakta ini dengan mudah kita temui di media sosial lewat meme, video pendek, provokasi, penggiringan opini, dan lain sebagainya. Strategi yang dimainkan, di antaranya: ...
Read more 0

Vaksin Anti-Radikalisme ala KH Hasyim Asy’ari

Vaksin Anti-Radikalisme ala KH Hasyim Asy’ari
Narasi
Masalah pandemi Covid-19 memang bukan melulu soal dampak kesehatan dan ekomoni, melainkan juga menimbulkan dampak yang lebih luas dan kompleks. Terlebih ketika kelompok radikal memanfaatkan kondisi ini untuk meraih simpati dan menyebarkan ideologi mereka sehingga bak virus. Jelas, virus radikal yang dimotori oleh kelompok tertentu sangat mencederai moderasi yang telah lama dibangun dan diterapkan oleh segenap bangsa ini untuk mewujudkan cita-cita dan kedamaian bersama. Dalam kaitannta dengan ini, mendiang Benazir ...
Read more 0

Pentingnya Imunisasi Ideologi Berbasis Moderasi Ormas Islam

Pentingnya Imunisasi Ideologi Berbasis Moderasi Ormas Islam
Narasi
Indonesia sejatinya tidak hanya diuji dengan penyakit menular mematikan melalui penyebaran virus corona (covid-19), tetapi juga virus ideologis yang bersifat laten yang mudah menyasar siapapun. Di tengah pandemi saat ini sebaran virus ideologi yang bertentangan dengan nilai Pancasila dan prinsip keagamaan yang moderat justru semakin meningkat. Pandemi justru seolah menjadi kesempatan dan momen terbaik bagi kelompok yang mencoba mengiklankan ideologi alternatif untuk menggantikan ideologi bangsa. Suara-suara sumbang tentang khilafah sebagai ...
Read more 0